Ulasan Sepakbola : *Bung Gun*
LANGSA|GLOBAL SUMUT-Debut timnas Indonesia di dua laga awal Pra Kualifikasi Piala Dunia Zona Asia beberapa waktu lalu terbilang apik. Pasukan Garuda yang ditukangi Shin Tae Yong mampu menahan imbang Arab Saudi 1-1 dalam laga tandang di Jedah. Dalam laga kandang di stadion GBK Senayan Jakarta pada laga kedua, Indonesia kembali bermain imbang 0-0 dengan Australia. Hasil 2 kali imbang tersebut menempatkan Indonesia berada di posisi ke 4 dari 6 negara dalam klassemen sementara Grup C dengan raihan 2 point.
*Awal Yang Bagus di Laga Tandang Versus Saudi*
Sebagaimana ulasan saya di tulisan sebelumnya jelang laga tandang, timnas mampu menahan imbang Saudi 1-1 dan mencuri poin dari tuan rumah dalam pertandingan yang alot dan menegangkan.
Dalam partai pembuka itu pasukan Garuda bermain dengan skema 3-5-2 (berbeda dengan perkiraan saya 3-4-3), STY memilih pola bertahan dengan counter attack. Strategi ini mampu meredam serangan Arab Saudi dan membuat para pemain mereka tidak mampu mengembangkan permainan. Babak pertama praktis Indonesia berhasil mengendalikan permainan dan mengobrak-abrik barisan pertahanan lawan, dan pada menit ke 18 Ragnar Oratmangoen yang menerima umpan cantik dari Witan Sulaiman berhasil mencetak gol ke gawang Saudi setelah terlebih dahulu menyentuh Shandy Walsh yang bergerak cepat dan mengubah arah bola menuju ke dalam gawang. Namun di tambahan waktu menjelang akhir babak pertama, Arab Saudi mampu menyamakan kedudukan menjadi 1-1.
Di babak kedua Saudi mengambil alih kendali dengan meningkatkan intensitas serangan dan berkali-kali mengancam gawang Indonesia yang dikawal Martin Paes. Bahkan pasukan Saudi yang diarsiteki Roberto Mancini nyaris menambah angka jika tendangan finalti pemain Arab bernomer punggung 10 tak mampu digagalkan Paes yang menebus kesalahannya setelah melakukan blunder di area kotak finalti. Akan tetapi gelombang serangan Arab Saudi tidak berhenti sampai di situ. Para penyerang Arab yang terkenal punya akselerasi dan kecepatan tinggi itu terus saja merangsek area pertahanan timnas. Namun sampai akhir pertandingan, tidak ada tambahan gol dan kedudukan tidak berubah 1-1 sehingga Indonesia berhasil membawa pulang 1 point dan menjadi modal penting dalam laga perdana tersebut.
*Bermain Kacamata Dengan Australia di Jakarta*
Di laga kedua saat menjamu Australia dalam partai kandang, timnas kembali bermain imbang. Kali ini dengan score kacamata 0-0. Di hadapan 70 ribu penonton yang memadati stadion GBK Senayan, Indonesia bermain sedikit di bawah form, meski dari sisi hasil terbilang bagus karena mampu menahan tim peringkat 24 dunia.
Dalam laga ini coach Shin merubah skema dan kembali pada pola favoritnya 3-4-3. Komposisi pemain juga sedikit mengalami perubahan dimana Calvin Verdonk yang sebelumnya dimainkan di posisi center back bersama Jay Idzes dan Rizki Ridho, dikembalikan pada posisi aslinya bek kiri. Justin Hubner yang absen saat lawan Saudi akibat akumulasi kartu kuning, menggantikan posisi Verdonk mendampingi Idzes dan Ridho di center back.
Penampilan Indonesia di partai kandang ini tidak lebih baik dibanding laga tandang sebelumnya. Justru terjadi penurunan performa dimana sepanjang laga, lini tengah tim Garuda praktis berada dalam tekanan. Akibatnya pemain depan tak mampu menciptakan peluang karena tidak adanya suplai bola. Memang secara sporadis Ragnar cs mampu mencuri peluang lewat serangan balik cepat. Namun lagi-lagi kandas begitu saja. Sebaliknya, Australia tampil menggila. Negara kangguru itu terus melancarkan serangan lewat kedua sayap dengan umpan-umpan crossing yang sangat membahayakan gawang Garuda. Untungnya sampai sampai turun minum babak pertama gawang Indonesia masih aman karena ketatnya benteng pertahanan timnas.
Babak kedua intensitas serangan Australia makin gencar. Lini pertahanan Garuda kembali dibombardir sehingga gawang Indonesia tak henti dalam ancaman. Marten Paes pun dipaksa jatuh bangun menyelamatkan gawangnya dari kebobolan. Paling tidak ada lima kali Paes mementahkan tendangan para pemain asuhan Graham Arnold. Jay Idzes dkk pun berhasil mempertahankan lini belakang hingga membuat para pemain Australia putus asa. Sampai berakhirnya pertandingan, gawang Indonesia masih tetap perawan dengan score kacamata 0-0.
Dari hasil dua laga tersebut performa timnas perlu dievaluasi dengan sejumlah catatan.
*Sektor Belakang :*
Barisan bawah timnas tampil solid. Marten Paes yang berdiri di bawah mistar gawang mampu menjalankan tugasnya dengan sangat baik. Ia berjibaku mengamankan gawangnya dari gelombang serangan lawan. Paes adalah garansi kokohnya gawang Indonesia. Begitu juga dengan trio center back Jay Idzes, Rizki Ridho dan Justin Hubner plus dua full bek Calvin Verdonk di kiri dan Shandy Walsh di kanan. Mereka adalah tembok kokoh yang tampil disiplin.
*Sektor Tengah :*
Sebagaimana ulasan di atas, lapangan tengah menjadi catatan penting buruknya kinerja para pemain. Nathan Tjoe A-On, Tom Haye dan Ivar Jenner sama sekali tidak berkembang. Nathan yang biasanya bermain bagus, tampil buruk. Begitu juga dengan Jenner. Sementara Haye yang baru diturunkan menit ke 70 juga tidak banyak berperan. Mereka banyak melakukan kesalahan passing dan gampang kehilangan bola. Boleh dibilang lini tengah timnas yang biasanya gacor cenderung lumpuh. Tidak berfungsinya lapangan tengah berdampak pada macetnya aliran bola ke depan. Karuan saja lini serang menjadi mandul. Meski sesekali bisa menciptakan peluang, namun secara umum Garuda lebih banyak dalam tekanan.
*Sektor Depan :*
Kelemahan lini serang timnas belum juga terpecahkan hingga saat ini. Terbukti dalam laga terakhir melawan Australia, para penyerang timnas masih belum mampu memanfaatkan celah mengkonversi beberapa peluang dari serangan balik menjadi gol. Indonesia memang tidak memiliki goal getter tajam. Rafael Struick yang diplot sebagai ujung tombak bukan typikal pemain yang haus gol meski punya kemampuan merusak pertahanan lawan dan rajin turun membantu pertahanan. Sementara Ragnar Oratmangun yang beroperasi di sayap kiri mengalami penurunan performa dibanding laga sebelumnya. Begitu juga dengan Marselino Ferdinand yang dimarahi Shin Tae Yong karena bermain jelek.
Dua laga awal telah dilakoni tim merah putih dan bertengger di peringkat 4 klassemen sementara hasil dari raihan 2 point di laga tandang dan kandang. Banyak hal yang perlu dibenahi oleh pelatih Shin Tae Yong jelang partai tandang menghadapi Bahrain dan China 10 dan 15 Oktober mendatang.
Semoga dengan bergabungnya dua pemain keturunan Mees Hilgers yang bermain di klub FC Twente dan Eliano Reijnders dari klub PEC Zwolle Eredivisie Belanda berimbas pada peningkatan kualitas timnas. Hilgers yang memiliki nilai pasar 119 Milyar dengan status Grade A dan berposisi di center back makin memperkokoh benteng pertahanan bersama Idzes dan Hubner. Sementara di barisan depan, Eliano yang berposisi sebagai gelandang serang akan bersinerji dengan Ragnar melakukan penetrasi bersama Struick.
Dengan penambahan pemain abroad yang merumput di Eropa, tentu STY akan memiliki banyak pilihan untuk meracik strategi sesuai dengan calon lawan yang akan dihadapi. Semoga Indonesia bisa mengalahkan Bahrain dan China di kandang mereka dengan motivasi dan kerja keras.
(arman suharza)
Posting Komentar
Posting Komentar