SURABAYA | GLOBAL SUMUT-Jagat media sosial dan media online saat ini dihebohkan oleh berita bocornya 279 juta WNI yang diperjualbelikan.
Bareskrim Polri langsung bergerak cepat menyelediki kasus viral ini, Kabareskim Polri Komjen Pol Agus Andrianto langsung memerintahkan Dirtipidsiber Brigjen Pol Slamet Uliandi untuk bergerak cepat.
Kasus bocornya data 279 juta WNI ini juga mendapat sorotan dari Komunitas Publisher dan Programer Indonesia.
"Ini memprihatinkan dan berbahaya", ungkap Toni Romansyah Publisher dan Programmer asal Surabaya Jawa Timur dalam keterangan tertulisnya kepada awak media Minggu (23/5).
Lebih lanjut sejak kasus ini muncul, di grup teman-teman juga heboh karena data yang ditampilkan valid.
"Kami melihat data ini kalau disalahgunakan tentu membahayakan bagi pemiliknya", pungkas Toni.
Pria yang saat ini fokus membangun SEO dan Go Digital untuk UMKM ini mendukung penuh Kabareskrim Polri Komjen Pol Agus Andrianto untuk membongkar kasus ini.
"Tentunya kami mendukung penuh Bareskrim Polri untuk mengungkap kasus ini karena ini membahayakan, 1 lembar KTP dan KK saja walaupun fotokopian bisa banyak kejahatan yang ditimbulkan", tegas Toni.
Toni juga meminta institusi/lembaga yang menghimpun/menyimpan database masyarakat untuk benar-benar menjaga privacy data tersebut.
Saat ini banyak aplikasi baik webbase/android/IOS yang dibangun oleh badan atau lembaga negara sebagai wujud pelayanan, walau bersifat client di smartphone masyarakat tapi tetap terhubung ke server, bisa saja ada bug saat update aplikasi dan lain sebagainya.
"Kita contohkan apk di playstore, itu bisa di re-apk dan dibaca semua connection rule, api dan lain sebagainya", tutup Toni.[Hasan]
Posting Komentar
Posting Komentar