JAKARTA | GLOBAL SUMUT-Anggota Komisi VII DPR RI Kardaya Warnika meminta pertamina dan pemerintah me-review atau memperbaiki data cadangan Minyak dan Gas Bumi yang ada. Pasalnya angka cadangan yang disampaikan perhitungannya tidak sama dengan angka cadangan dari negara-negara lain atau di asosiasi internasional.
Ada beberapa metode penghitungan cadangan gas bumi atau pun minyak bumi. Namun di Indonesia menyampaikan angka cadangan itu dari cadangan Minyak dan Gas bumi yang terbukti dicampur dengan yang tidak terbukti, atau cadangan probable dan cadangan possible digabungkan.
“Sementara di negara-negara lain cadangan terbukti, ya cadangan terbukti saja, tidak dicampur dengan yang lain-lain. Inilah yang mengakibatkan angka cadangan kita jauh lebih besar jumlahnya dari angka cadangan jika orang luar menghitung,” ujar Kardaya saat Rapat Kerja Komisi VII DPR RI dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (19/1/2021).
Oleh karenanya, ia berharap Kementerian ESDM untuk melihat perhitungan cadangan sesuai dengan norma-norma kaidah-kaidah yang baru yang dilakukan oleh asosiasi-asosiasi internasional, yakni dengan metode Petroleum Resources Management System (PRMS). Dengan metode ini maka cadangan itu tidak hanya memperhatikan berapa yang ada tetapi juga memperhatikan bisakah cadangan itu diambil dan apakah sudah diambil cadangan tersebut.
“Kalau tidak bisa diambil maka tidak bisa dimasukkan ke dalam angka cadangan. Inilah yang menjadi permasalahan kita, selalu masuk memasukkan angka-angka yang tidak mungkin bisa diambil ke dalam data cadangan minyak dan gas bumi. Kalau angka cadangan minyak Rp 3 miliar itu gampang sekali kita menaikkan produksi, tapi kenyataannya kita nggak bisa menaikkan. Jadi tolong angka cadangannya di-review lagi menyesuaikan dengan kaidah-kaidah yang baik dan benar,” ungkapnya.
Politisi Fraksi Partai Gerindra ini kembali menjelaskan pentingnya memperbaiki data cadangan yang ada. Di mana cadangan gas bumi atau cadangan minyak bumi merupakan dasar bagi pembuatan rencana serta program ke depannya. Bagaimana kita mendapat sumber daya alam yang berupa gas bumi ini, jadi angka itu sangat penting. Karena pentingnya angka itu, maka harus dipikirkan secara cermat.
“Saya melihat bahwa kita dalam membuat rencana dan program sebagian besar tidak tercapai, kecuali kalau direvisi atau disesuaikan dengan yang mendekati. Tapi sebagian besar tidak tercapai. Saya melihat hal itu karena pokok pangkalnya adalah angka cadangan yang tidak tepat tadi,” pungkasnya. (rs)
Posting Komentar
Posting Komentar