MEDAN | GLOBAL SUMUT-Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Medan melakukan uji coba Lintasan Transportasi Massal Skema Buy The Service (BTS), Rabu (05/02) di Lapangan Merdeka. Dengan armada bus, uji Coba Lintasan yang menggunakan Koridor II yakni Terminal Amplas - Lapangan Merdeka ini dilakukan sebelum pengoperasian yang direncanakan akan beroperasi pada bulan April 2020.
Bersama Kasi Angkutan Massal Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan RI, Hadi SP, Kepala Dishub Medan, Iswar Lubis, Kepala Dishub Sumut, Abdul Haris, Ketua Organda Medan, Mont Gomery Munte dan Sekretaris Organda Medan, Jaya Sinaga dan sejumlah Pengusaha Angkutan umum, Plt Wali Kota Medan menaiki bus dan menguji coba lintasan yang berawal dari Lapangan Merdeka melintasi Jalan MT Haryono - Jalan Sisingamangaraja dan berakhir di Terimal Amplas.
Dikatakan Plt Wali Kota Medan, hari ini dilakukan pengujian Lintasan Transportasi Massal Skema BTS yang merupakan program pengembangan angkutan massal di kawasan perkotaan dengan skema pembelian layanan dari Kementerian Perhubungan RI. Hadirnya moda transportasi ini, diharapkan angkutan umum yang ada di perkotaan khususnya Kota Medan lebih dapat memenuhi kebutuhan serta keinginan masyarakat serta dapat mengurangi kemacetan yang ada di Kota Medan selama ini.
"Dengan adanya moda transportasi massal skema BTS ini juga untuk mengubah perilaku masyarakat dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum. Selain itu dalam mendukung Transportasi Massal ini, Pemko Medan juga akan membangun interkoneksi sehingga lebih memudahkan masyarakat dengan melibatkan angkot yang akan menjadi moda transportasi penghubung", kata Plt Wali Kota Medan.
Dijelaskan Plt Wali Kota, dari 8 Koridor yang diusulkan Pemko ke Kementerian Perhubungan RI, hanya 5 Koridor yang disetujui. Koridor I yakni Terminal Pinang Baris - Lapangan Merdeka, Koridor II Terminal Amplas - Lapangan Merdeka, Koridor III Belawan - Lapangan Merdeka dan Koridor IV Medan Tuntungan - Lapangan Merdeka serta Koridor V Tembung - Lapangan Merdeka.
"Untuk tahun pertama beroperasinya Transportasi Massal ini masyarakat tidak akan dikenakan biaya (Gratis). Akan tetapi masyarakat harus memakai E- Money untuk dapat menggunakan moda transportasi ini. Artinya walaupun gratis nanti kartu e- money tidak akan dikenakan tarif, hal ini dilakukan agar jika sudah diberlakukan tarif masyarakat sudah terbiasa menggunakan E- money",jelas Plt Wali Kota Medan.
Kemudian Plt Wali Kota Medan juga menjelaskan bahwa dalam Moda transportasi massal yang akan beroperasi di Bulan April 2020 ini tidak ada kondektur, hanya supir yang mengemudikan bus. Kemudian penumpang akan dinaikkan dan diturunkan di halte atau Bus Stop, dimana dari seluruh Koridor akan ada 400 Halte atau Bus Stop. Artinya dijelaskan Akhyar tempat yang tidak dapat dibangun halte akan hanya ada Bus Stop saja.
"Jumlah Armada Bus yang akan melayani 5 koridor adalah 81 unit Bus, dimana waktu bergerak antar bus berjarak 10 Menit dan tepat waktu. Artinya ada tidaknya penumpang bus akan terus bergerak. Kemudian untuk jarak antar Halte atau Bus Stop akan berjarak sekitar 500 Meter. Hal yang membuat moda transportasi ini lain yakni akan ada sistem teknologi dimana ketika bus akan melintasi traffic light, maka lampu akan hijau, sehingga tidak berhenti", jelas Plt Wali Kota Medan.
Sementara itu, Kasi Angkutan Massal Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan RI, Hadi SP, menjelaskan bahwa Kemenhub RI memberikan bantuan kepada Kota besar di Indonesia yakni program pengembangan angkutan massal di kawasan perkotaan dengan skema pembelian layanan untuk di Kota Medan Moda transportasi massal ini akan beroperasi di Bulan April 2020 dengan 5 Koridor.
"Anggaran yang disediakan Kemenhub RI untuk Moda transportasi massal skema BTS di Medan sebesar 50 Milyar. Artinya dianggarkan 10 Milyar untuk 1 Koridor. Kemudian untuk di tahun pertama beroperasi, Moda transportasi massal ini gratis, semoga ini dapat membantu dan melayani masyarakat di Kota Medan", jelasnya.[Mashuri]
Posting Komentar
Posting Komentar