Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Mohamad Hekal menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Swiss untuk Indonesia Kurt Kunz bersama jajarannya di Gedung Nusantara II, Senayan. |
JAKARTA
| GLOBAL SUMUT-Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Mohamad Hekal menyatakan
saat ini Indonesia dan Swiss tengah melakukan peningkatan kerja sama
bidang ekonomi melalui Comprehensive Economic Partnership Agreement
(CEPA) oleh negara-negara yang tergabung dalam European Free Trade
Association. Ia juga menyebutkan saat ini ada 150 perusahaan Swiss yang
berinvestasi di Indonesia dan diharapkan terus meningkat dengan adanya
perjanjian ini.
Hal tersebut ia sampaikan
ketika menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Swiss untuk Indonesia
Kurt Kunz bersama jajarannya di Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta,
Selasa (18/2/2020). Politisi Fraksi Partai Gerindra ini mengatakan bahwa
kedua negara memiliki potensi market yang besar, sehingga harus
dimaksimalkan.
“Hari ini perdagangan kedua
negara ini masih berkisar ekspor impor kita 500-800 juta dollar dari
masing-masing negara dan tentu Switzerland sebagai negara G-20 harus
bisa kita tingkatkan, karena walaupun mereka punya penduduk hanya 8,2
juta tetapi pendapatan per kapita mereka sudah praktis melebihi sekitar
80 ribu dollar per tahun. Kalau kita penduduknya banyak tapi kan
pendapatan per kapitanya masih rendah,” ujar Hekal.
Legislator
dapil Jawa Tengah IX itu beranggapan bahwa Indonesia akan menjadi mitra
perdagangan yang bagus bilamana negara mitranya memiliki income per
kapita yang lebih tinggi. Untuk itu Indonesia menurutnya akan sangat
diuntungkan dalam perjanjian dengan Swiss berjalan lancar, sebab Swiss
memiliki pengetahuan untuk membantu Indonesia menjadi pasar yang lebih
kuat.
“Tentunya bisa menjadi pasar yang
lebih kuat adalah kalau rakyatnya bisa memiliki uang lebih banyak, kalau
ingin punya uang lebih banyak tentunya harus memiliki gaji yang lebih
tinggi, bisa memproduksi barang-barang dengan value added yang lebih
tinggi, Nah itu kita akan minta bantuan dari mereka. Mudah-mudahan itu
yang bisa kita capai antar dua negara,” imbuh Hekal.
Hekal menjelaskan bahwa pada bulan April tahun ini diharapkan perjanjian kerja sama ekonomi ini sudah dapat diselesaikan, sebab di bulan Juli nanti telah dijadwalkan kunjungan kenegaraan Wakil Presiden Swiss ke Indonesia. “Tentu setelah diratifikasi itu baru akan berlaku atau efektif tiga bulan setelahnya. Jadi targetnya adalah bulan April supaya pada saat kunjungan kenegaraan tersebut itu bisa sama-sama merayakanlah berlakunya CEPA ini,” tukasnya.[red]
Hekal menjelaskan bahwa pada bulan April tahun ini diharapkan perjanjian kerja sama ekonomi ini sudah dapat diselesaikan, sebab di bulan Juli nanti telah dijadwalkan kunjungan kenegaraan Wakil Presiden Swiss ke Indonesia. “Tentu setelah diratifikasi itu baru akan berlaku atau efektif tiga bulan setelahnya. Jadi targetnya adalah bulan April supaya pada saat kunjungan kenegaraan tersebut itu bisa sama-sama merayakanlah berlakunya CEPA ini,” tukasnya.[red]
Posting Komentar
Posting Komentar