MEDAN
| GLOBAL SUMUT-Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi menerima
dokumen Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Alokasi Transfer ke
Daerah dan Dana Desa (TKDD) Tahun 2020, bersama beberapa kepala daerah
lainnya langsung dari Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), di Istana
Negara, Jakarta, Kamis (14/11).
Tahun
2020, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut mendapat alokasi anggaran
sebesar Rp7.915.875.054.000. Antara lain, terdiri atas Dana Bagi Hasil
Pajak Rp406.297.261.000, Dana Alokasi Khusus Fisik Rp498.388.442.000,
dan Dana Alokasi Khusus Non Fisik Rp4.247.821.553.000.
Sedangkan
total keseluruhan yang diterima Pemprov dan 33 Pemkab/Pemko di Sumut
sebesar Rp43.800.052.888.000, yang terdiri atas Dana Bagi Hasil Pajak
Rp1.399.807.392.000, Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Rp136.639.735.000,
Dana Alokasi Umum Rp25.606.674.424.000, Dana Alokasi Khusus Fisik
Rp3.636.636.380.000, Dana Alokasi Khusus Non Fisik Rp8.014.535.797.000,
Dana Insentif Daerah Rp451.631.081.000, dan Dana Desa
Rp4.554.128.079.000.
Gubernur
menyampaikan bahwa anggaran tersebut harus digunakan untuk kemakmuran
dan kesejahteraan rakyat. Anggaran ini juga dapat dimanfaatkan untuk
mendorong percepatan pembangunan di Sumut.
“Anggaran
ini akan kita pastikan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk pembangunan,
untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Sumut,” ujar Edy Rahmayadi,
usai acara penyerahan DIPA APBN 2020 oleh Presiden Jokowi yang
didampingi Wakil Presiden Ma’ruf Amin.
Tetang
pesan Presiden Jokowi agar para pejabat negara di pusat dan daerah
segera membelanjakan anggaran tersebut dengan cepat, Gubernur Edy sangat
menyambut baik. Menurutnya hal itu memang harus dilakukan, agar
anggaran yang tersedia dapat terserap dengan baik untuk pembangunan dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Tentu
kita akan melaksanakan pesan Presiden tersebut dengan sebaik-baiknya,
untuk mempercepat pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat,” tuturnya.
Sebelumnya,
Presiden Jokowi mengatakan, ada sekitar Rp900 Triliun anggaran untuk
belanja Kementerian dan lembaga. Sedangkan transfer ke daerah dan Dana
Desa dialokasikan sebesar Rp856 Triliun. Presiden meminta seluruh
menteri dan pejabat negara baik pusat dan daerah segera membelanjakan
anggarannya masing-masing dengan cepat.
Jokowi
meminta para pejabat negara meninggalkan kebiasaan lama, yang
membelanjakan anggaran di akhir tahun. Karena, kebiasaan tersebut dapat
berdampak buruk terhadap proses pembangunan. “Belanja secepat-cepatnya.
Saya harapkan jangan sampai yang kemarin saya sampaikan, November masih
ada Rp31 triliun dalam proses e-tendering, ini konstruksi. Oleh sebab
itu, mulailah sejak Januari tahun depan ini. Penggunaan belanja APBN
itu,” kata Jokowi.
Para
pejabat negara, kata Jokowi, harus bisa mengubah pola pikir lama
tersebut. Karena, pelaksanaan belanja cepat juga mampu membantu
perekonomian nasional di tengah ketidakpastian global. “Tadi Bu Menkeu
sudah sampaikan, ketidakpastian ekonomi global, perlambatan pertumbuhan
ekonomi hantui nyaris semua negara. Sehingga diharapkan fiskal kita,
belanja APBN bisa trigger pertumbuhan ekonomi seawal mungkin. Oleh sebab
itu, segera setelah ini lelang, pelaksanaan Januari sudah dilakukan.
Jangan nunggu-nunggu, sudah. Ini perintah,” tegas Jokowi.
Pada
kesempatan itu, Presiden Jokowi menyerahkan DIPA secara simbolik kepada
12 kementerian/lembaga dan kepala daerah secara simbolik. Hadir di
antaranya Menlu Retno LP Marsudi, Menkominfo Johnny G Plate, Menko
Polhukam Mahfud Md, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menag Fachrul
Razi, MenPAN-RB Tjahjo Kumolo, Mendagri Tito Karnavian, Menteri BUMN
Erick Thohir, hingga Wamenhan Sakti Wahyu Trenggono. Hadir juga Gubernur
DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur
Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi,
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Jaksa Agung ST
Burhanuddin, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal
Idham Aziz, dan Ketua DPR Puan Maharani.[ulfah]
Posting Komentar
Posting Komentar