JAKARTA | GLOBAL SUMUT-Politisi yang juga Ketua Umum Golkar Airlangga Hartanto dipilih lagi oleh Presiden Joko Widodo sebagai menteri di Kabinet Kerja jilid II. Sebelumnya Airlangga menjadi Menteri Perindustrian, sedangkan saat ini ditunjuk menjadi Menteri Koordinator Perekonomian.
Selain Airlangga, dua nama dari Golkar lain masuk kabinet. Yaitu Agus Gumiwang Kartasasmita sebagai Menteri Perindustrian, dan Zainudin Amali yang dipercaya sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga. Agus diyakini akan mampu melanjutkan program Airlangga di Kemenperin, yang berhasil mendorong sektor industri terap tumbuh meski terjadi perlambatan ekonomi global. Adapun Zainudin Amali diyakini mampu membuat terobosan di bidang olahraga.
Direktur Indonesia Public Institute Karyono Wibowo mengatakan, terpilihnya Airlangga untuk kedua kali ini, dibarengi dengan penunjukan dua politisi Golkar lain sebagai menteri, lantaran Presiden Jokowi masih manuruh kepercayaan terhadap Ketua Umum Partai Golkar itu.
"Seperti yang disampaikan kemarin, Pak Jokowi masih memberikan kepercayaan ke Airlangga. Ini menjadi indikator bahwa Pak Jokowi menghendaki kalau Ailangga masih menjadi Ketua Umum Golkar," ujar Karyono , dalam siaran pers, Rabu (23/10).
Terlebih lagi, jabatan Airlangga ditingkatkan menjadi koordinator menteri di bidang ekonomi. Presiden Jokowi menaruh harapan agar Airlangga menunjukan kinerjanya dengan lebih baik lagi. Juga, mengkoordinir agar menteri ekonomi bisa bekerja lebih cepat lebih baik lagi.
"Tentunya menaruh harapan ke Golkar, pertama agar Golkar menunjukan kinerjanya yang baik sesuai dengan harapan di kabinet jilid II ini. Kedua, tentunya agar Golkar istiqomah mendukung Jokowi, " katanya.
Dia berharap menteri yang sudah dilantik itu bisa bekerja secara profesional. Hal lain, penting membangun kepercayaan hukum. Karena itu, menteri yang sekarang harus menghindari korupsi. Profesional, bekerja dan menjukan kemampuanya, berjuang untuk rakyat.
Ekonom sekaligus aktivis Salamudin Daeng mengatakan, Airlangga harus bisa mengkoordinasikan pejabat lain yang posisinya strategis seperti Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia.
Sebab bila dilihat dari komposisi struktur, maka Menteri Koordinator Perekonomian itu harus mampu mengkoordinasikan kerja antara Menkeu dan BI.
"Jadi kedudukannya itu kuat sekali dengan melakukan koordinasi antara kedua itu. Disini Menko mengkoordinasikan, sehingga harus bisa mensinergikan dengan kementerian teknis," kata Daeng.
Menurutnya, posisi Menko Perekonomian lebih kuat untuk malakukan koordinasi. Sementara posisi teknis dalam menjalankan tugas berada di Menkeu.
"Harus bisa menghadapi dan membuat lompatan-lompatan strategis, buat kebutuhan masyarakat," katanya.
Untuk diketahui, selama menjadi mahasiwa, Zainudin aktif pada berbagai organisasi. Ia pernah menjabat Ketua Lembaga Pers Mahasiswa Islam 1986-1987, Ketua Senat Mahasiswa STIE Swadaya 1988-1990, dan Ketua Umum DPP Gema Kosgoro. Selepas kuliah, dia melanjutkan perjalanan politiknya hingga menjabat Wasekjen AMPG dan Wakil Sekretaris BIK Partai Golkar pada 2002-2004, selain juga Wasekjen DPP REI.
Pengalaman berpolitik Zainudin semakin mantap hingga karirnya menanjak saat menjadi anggota DPR tiga kali berturut-turut dengan daerah pemilihan (dapil) berbeda. Ia menjabat anggota DPR RI mewakili Provinsi Gorontalo pada 2004-2009, dilanjutkan 2009-2014 mewakili Jawa Timur.
Di DPR, Zainuddin berkali-kali dimutasi ke beberapa komisi berbeda. Pada 2014, ia bertugas sebagai Wakil Ketua Komisi VII yang membidangi energi, riset dan teknologi, dan lingkungan hidup. Saat itu, ia getol memberikan pendapat soal gas yang merupakan komoditas strategis sehingga pemerintah harus menyusun kebijakan yang mengatur penggunaan, distribusi dan pengolahan gas bumi secara jelas, tegas dan memikirkan kepentingan nasional.
Pada 2015, ia bertugas di Komisi VIII yang membidangi agama, sosial, dan pemberdayaan perempuan. Pada 2016, ia dipindahkan ke Komisi I dengan lingkup tugas bidang pertahanan, luar negeri, komunikasi dan informatika, dan intelijen.
Kemudian sejak 2016, Zainudin ditugaskan menggantikan posisi Rambe Kamrulzaman sebagai Ketua Komisi II yang bertanggung jawab dalam bidang pemerintahan dalam negeri dan otonomi daerah, aparatur dan reformasi birokrasi, kepemiluan, pertahanan dan reforma agraria. Karirnya di Golkar pun bisa dibilang semakin sukses, terlebih sejak 2013, Zainudin diberi mandat oleh Ketua Umum Golkar saat itu Aburizal Bakrie untuk memimpin Golkar Jawa Timur. Ia juga menjabat Ketua DPP Golkar periode 2014-2019.
Adapun Agus Gumiwang, tercatat pernah menjabat sebagai Presiden Direktur di PT Agumar Eka pada tahun 1994 hingga tahun 1999. Lalu, menjabat sebagai komisaris di Asiana Lintas Development dari tahun 2012. Karir Agus lebih banyak dihabiskan di dunia politik sebelum masuk ke kabinet Jokowi. Pada tahun 1998-1999 ia menjadi anggota MPR.
Kemudian, dari 1999 hingga 2018 ia banyak berkarir di DPR. Pada periode 2014 hingga 2018 ia tercatat menjadi anggota DPR di empat komisi yakni Komisi I, XI, III, dan VIII. Di tahun 2017-2018, Agus menjadi Sekretaris Fraksi Partai Golkar DPR RI.[red]
Posting Komentar
Posting Komentar