MEDAN
| GLOBAL SUMUT-Ketua Koordinasi dan Supervisi Pencegahan dan Penindakan
Korupsi Terintegerasi Sumatera Utara (Sumut) Muhammad Fitriyus
menegaskan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut mendukung Komite Advokasi
Daerah (KAD) Provinsi Sumut. KAD diyakini bisa membantu membersihkan
Sumut dari korupsi.
“Pemprov Sumut akan
memberikan dukungan penuh kepada KAD agar ini cepat bekerja. Sebenarnya
ini sudah terbentuk tahun lalu, tetapi belum ada legalitasnya. Sekarang,
kita akan berupaya kuat agar KAD bisa dilegalkan dengan SK Gubernur dan
mereka bisa bekerja dengan lebih baik membersihkan korupsi dari Sumut,”
kata Fitriyus yang juga Asisten Administrasi Umum dan Aset saat rapat
Komite Advokasi Daerah di Ruang Kaharuddin Nasution Lantai 8 Kantor
Gubernur Sumut Jalan Pangeran Diponegoro Nomor 30, Medan, Rabu (15/5).
KAD
merupakan forum komunikasi antara pelaku usaha dan pemerintah daerah.
Salah satu tujuannya untuk menyelesaikan bersama kendala yang dihadapi
dalam penciptaan lingkungan bisnis yang berintegritas dan mencari solusi
untuk kendala-kendala dalam menjaga iklim investasi di daerah.
Fitriyus
berharap Sumut yang beberapa kali pejabatnya tersandung kasus dengan
KPK harus komitmen untuk berubah dan bekerja dengan sungguh-sungguh.
“Kita harus berkomitmen mau berubah karena Pak Gubernur Edy Rahmayadi
dan Pak Wakil Gubernur Musa Rajekshah sekarang bekerja dengan sangat
sungguh-sungguh membersihkan Sumut dari korupsi, mereka ingin Sumut ini
bersih dari hal-hal itu. Jadi, mari kita pertahankan di diri kita
masing-masing semangat tersebut,” tambahnya.
Ketua
Tim Unit Pencegahan Korupsi untuk sektor swasta Roro Wide Sulistiowati
mengatakan, KAD merupakan forum yang berbentuk swadaya sehingga tidak
memiliki gaji. Forum independen berisi orang-orang yang berkomitmen
penuh menghapuskan praktik-praktik kotor dalam bisnis.
Menurut Kepala Korwil I Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Pulung Rinandoro, forum seperti ini bila dijalankan dengan komitmen dari anggotanya bisa mencegah terjadinya tindak korupsi di Sumut. Karena itu, Pulung meminta, KAD segera mendapat SK demi kebaikan Provinsi Sumut.
Menurut Kepala Korwil I Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Pulung Rinandoro, forum seperti ini bila dijalankan dengan komitmen dari anggotanya bisa mencegah terjadinya tindak korupsi di Sumut. Karena itu, Pulung meminta, KAD segera mendapat SK demi kebaikan Provinsi Sumut.
Namun,
Pulung juga mengingatkan, jangan sampai forum ini malah menjadi wadah
persengkokolan pengusaha dan pemangku kepentingan. “Saya sangat senang
dengan ini, KAD harus memiliki komitmen kuat, orang-orangnya harus yang
mau bukan yang mampu. Orang yang mau berarti dia menerima bekerja dengan
KAD tanpa gaji karena pembiayaan KAD dengan swadaya. Kenapa swadaya?
Agar forum ini tidak bisa dikuasai dan diintervensi, tetapi dengan
syarat tentunya dia orang yang memang mau, bukan yang mampu,” tegas
Pulung.
Ketua Kadin Sumut Ivan Iskandar
Batubara memastikan para pengusaha siap untuk mendukung KAD. Menurutnya
dengan berjalan baiknya KAD maka akan membantu lahirnya entrepreneur
sejati yang akan membangun daerahnya dan memberikan pemasukan besar
kepada Sumut.
“KAD yang berjalan dengan
baik akan membantu Sumatera Utara melahirkan entrepreneur sejati,
entrepreneur yang akan membantu daerahnya berkembang. Walau begitu sudah
saatnyalah kita berbenah, kita harus menjadi entrepreneur bagi yang
selama ini menjadi pemburu rente. Kita memang ber-mindset profit, tetapi
kita juga punya keinginan besar untuk membangun daerah sendiri,” tegas
Ivan.
Ketua Korsupgah KPK untuk Sumut
Azril Zah mengatakan pencegahan merupakan salah satu tindakan yang
sangat penting dalam pemberantasan korupsi, karena tujuannya untuk
menghentikan rantai dan mempersempit kesempatan untuk korupsi.
“Selama
ini kita lebih sering melihat bagian penindakan KPK, padahal pencegahan
itu sangat penting. Bila kita tidak melakukan pencegahan maka bupati
satu, dua, tiga, empat dan seterusnya yang ditangkap. Dengan
pencegahanlah kita bisa menghentikan ini. KAD salah satu dari cara KPK
untuk mencegah terjadinya korupsi,” tegasnya.
Selain dengan KAD, KPK juga memanfaatkan teknologi untuk mencegah terjadinya tindakan korupsi khusus pajak, terutama untuk hotel dan restauran. “Selain KAD, kita juga memiliki alat untuk mencegah terjadinya korupsi yaitu tapping box. Tapping box ini diinstalasi di hotel dan restauran untuk melihat transaksi di hotel dan restauran tersebut. Jadi, hotel dan restaurannya tidak bisa bohong berapa pendapatan mereka. Saat ini KPK sudah bekerja sama dengan Medan, Deliserdang dan Pematang Siantar. Tiap daerah kita pasangi sekitar 200-300 tapping box,” tambahnya.[ulfah]
Selain dengan KAD, KPK juga memanfaatkan teknologi untuk mencegah terjadinya tindakan korupsi khusus pajak, terutama untuk hotel dan restauran. “Selain KAD, kita juga memiliki alat untuk mencegah terjadinya korupsi yaitu tapping box. Tapping box ini diinstalasi di hotel dan restauran untuk melihat transaksi di hotel dan restauran tersebut. Jadi, hotel dan restaurannya tidak bisa bohong berapa pendapatan mereka. Saat ini KPK sudah bekerja sama dengan Medan, Deliserdang dan Pematang Siantar. Tiap daerah kita pasangi sekitar 200-300 tapping box,” tambahnya.[ulfah]
Posting Komentar
Posting Komentar