LANGSA
| GLOBAL SUMUT-Wakil Walikota Langsa Dr. H. Marzuki Hamid, MM
mengukuhkan pengurus Majelis Adat Aceh Kota Langsa masa bakti 2019-2024
di aula Setda Pemko Langsa, Jum'at (5/4/2019).
Pengurus MAA kota Langsa yang dikukuhkan berjumlah 18 orang.
Hadir
kepala BNN kota Langsa, perwakilan Polres Langsa, perwakilan Kejaksaan
Negeri Langsa, Plt. Rektor IAIN langsa, perwakilan Kodim 0104/Atim
sejumlah kepala OPD dan tamu undangan lainnya.
Wakil
Walikota Langsa Dr. H. Marzuki Hamid, MM usai mengukuh pengurus MAA
mengucapkan selamat kepada pengurus, semoga dapat melaksanakan tugas
dengan penuh tanggung jawab dan semangat. "Walaupun sudah beranjak usia
tua, tapi saya yakin semangat tetap muda,"kata Marzuki.
Dijelaskannya, lembaga MAA diisi oleh orang tua karena memang lembaga MAA itu memberikan pertimbangan kepada Pemerintah Daerah.
"Karena ini lembaga yang akan memberikan pertimbangan dan nasihat serta kontribusi kepada pemerintah kota Langsa,"tukasnya.
Kedepan MAA memiliki tantangan bagaimana untuk dapat menciptkan semangat masyarakat terhadap rasa memiliki adat istiadat.
Karena
menurut Marzuki, saat ini ada yang memahami adat Aceh ini hanya milik
orang yang bersuku Aceh, padahal itu salah, karena orang Aceh adalah
orang yang tinggal di Kota Langsa.
“Seluruh orang yang tinggal di Kota Langsa itu adalah orang Aceh,”imbuhnya.
“Seluruh orang yang tinggal di Kota Langsa itu adalah orang Aceh,”imbuhnya.
“Tantangan ini yang perlu diemban oleh MAA dan jajarannya untuk mensosialisasikan persoalan ini,”tambahnya lagi.
Marzuki
mengatakan, Pemko Langsa sudah mewacanakan untuk melestarikan adat
istiadat Aceh, salah satunya dengan menggunakan pakaian adat Aceh bagi
pegawainya disalah satu hari kerja.
“Kami
minta pertimbangan MAA untuk memilih hari apa saat menggunakan baju adat
Aceh. Nanti akan kita atur melalui Peraturan Walikota
Langsa,”pungkasnya.
Selain itu, pihaknya
juga mewacakan untuk menggunakan bahasa Aceh dalam pelayanan disetiap
instansi dalam wilayah Pemerintah Kota Langsa.
“Ini (bahasa Aceh) masih dalam wacana, tapi penggunaan pakain adat Aceh sudah kita alokasikan tahun ini,”(arman suharza)
“Ini (bahasa Aceh) masih dalam wacana, tapi penggunaan pakain adat Aceh sudah kita alokasikan tahun ini,”(arman suharza)
Posting Komentar
Posting Komentar