BATU
BARA | GLOBAL SUMUT-MV Oriental Diamond sandar di Kuala Tanjung
Multipurpose Terminal (KTMT) yang dikelola PT Prima Multi Terminal yang
merupakan anak perusahaan antara PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) atau
Pelindo 1, PT Pembangunan Perumahan, dan PT Waskita Karya pada Minggu,
28 April 2019. Kapal milik pelayaran PT Salam Pacific Indonesia Lines
(SPIL) dengan panjang 195,6 meter serta bobot 30.554 T yang membawa
komoditi customer goods melakukan kegiatan bongkar sebanyak 18 box. “MV
Oriental Diamond milik SPIL yang sandar di KTMT membawa komoditi milik
PT Sayap Mas Utama (Wings Group) dengan rute pelayaran Tanjung Priok –
Kuala Tanjung – Belawan – Tanjung Priok. SPIL menjadi pelayaran domestik
pertama yang membuka rute kunjungan kapal rutin ke Kuala Tanjung
Multipurpose Terminal,” jelas Direktur Utama PT Prima Multi Terminal,
Robert Sinaga.
Robert
Sinaga menerangkan bahwa komoditi yang dibawa MV Oriental Diamond
tersebut didistribusikan ke berbagai wilayah di Sumatera Utara di
antaranya: Pematang Siantar, Kisaran, Tanjung Balai Asahan, Rantau
Parapat hingga Kabanjahe. “Kapal ini direncanakan akan bersandar kembali
di KTMT pada 5 Mei 2019 dan secara rutin bersandar setiap dua minggu
sekali,” terang Robert Sinaga.
Untuk
mendukung kelancaran dan kecepatan kegiatan bongkar muat KTMT,
Pelabuhan Kuala Tanjung telah dilengkapi dermaga 500x60 m, trestle
sepanjang 2,8 km untuk empat jalur truk selebar 18,5 m serta dilengkapi
rak pipa 4 line x 8 inch. KTMT juga dilengkapi berbagai sarana dan
prasarana infrastruktur bongkar muat modern dan canggih antara lain 3
unit Ship to Shore (STS) Crane, 8 unit Automated Rubber Tyred Gantry
(ARTG) Crane, 21 unit truck terminal, dan 2 unit MHC serta Terminal
Operating System (TOS) Peti Kemas maupun curah cair.
Selain
itu, KTMT telah dilengkapi dengan fasilitas kepelabuhanan yang lengkap
dan modern dengan didukung sistem IT yang terintegrasi. Guna
meningkatkan layanan kepada pengguna jasa dan meningkatkan kecepatan
proses bongkar muat, KTMT akan dilayani Container Crane bertenaga
listrik dengan kapasitas 45 Ton dan mampu meng-handle container dengan
kapasitas 20 feet, 40 feet hingga 45 feet.
Sebelumnya,
KTMT telah disandari kapal pesiar MV Superstar Libra yang memiliki
panjang 216 meter dan draft 7,15 meter yang membawa wisatawan
mancanegara untuk mengunjungi Sumatera Utara sebanyak enam kali pda
tahun 2018, Kapal Tanker MT Mars yang berbobot 46.000 DWT dengan panjang
183 meter dan draft 13 meter telah melakukan uji coba sandar/lepas dan
olah gerak, serta Kapal Wan Hai dengan ukuran panjang (LoA) 268 meter
yang berbobot 50.000 GT telah melakukan kegiatan ekspor produk turunan
CPO melalui layanan direct call intra Asia.
Sejumlah
perusahaan berlokasi di KEK Sei Mangkei, diantaranya Unilever, Wilmar,
dan P&G yang telah berkomitmen untuk melakukan ekspor dengan tujuan
ke China, India, dan negara-negara di Asia melalui Pelabuhan Kuala
Tanjung. Pengiriman komoditas melalui Pelabuhan Kuala Tanjung menawarkan
integrasi antara moda angkutan laut dan angkutan berbasis rel sehingga
akan meningkatkan efisiensi serta menekan emisi karbon.
“Kami
berharap dengan keberadaan Pelabuhan Kuala Tanjung akan mempermudah
distribusi logistik Nasional maupun Internasional. Hal itu dikarenakan
Pelabuhan Kuala Tanjung memiliki keunggulan antara lain, lokasi yang
strategis karena berada di perairan Selat Malaka, serta dilengkapi
berbagai sarana dan prasarana infrastruktur bongkar muat modern dan
canggih yang mampu mempercepat aktivitas bongkar muat kapal di Pelabuhan
Kuala Tanjung dan mampu menekan biaya logistik,” terang Robert
Sinaga.[abu]
Posting Komentar
Posting Komentar