MEDAN
| GLOBAL SUMUT-Seluruh pihak terkait perlu bersinergi untuk
mengembangkan peternakan dan menggenjot produksi ternak, khususnya sapi.
Sehingga konsumsi daging sapi masyarakat di Sumatera Utara (Sumut)
dapat terus ditingkatkan.
Hal
itu diungkapkan Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi ketika
bertemu dengan para pekerja Rumah Potong Hewan dan pengusaha peternakan
di Aula Kantor Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Sumatera
Utara (Provsu) di Jalan Gatot Subroto, Medan, Senin (4/2).
Gubsu
mengatakan, konsumsi daging sapi masyarakat Sumut rata-rata 2
kg/kapita/tahun. Berbeda dengan negara tetangga, seperti Malaysia yang
tingkat konsumsi daging sapinya sudah mencapai 8 kg per/kapita/tahun.
Padahal, Sumut memiliki potensi yang luar biasa untuk pengembangan
peternakan sapi.
Menurutnya,
sebahagian besar masyarakat Indonesia, termasuk Sumut, makan daging
sapi hanya saat qurban dan pesta pernikahan saja. “Mengapa begitu
sulitnya daging kita, ke depan saya tak mau rakyat saya makan daging
hanya 2 kg setahun lagi,” katanya.
Gubsu
mengharapkan semua pihak dapat bersinergi dan bekerjasama untuk
meningkatkan produksi pangan, termasuk daging sapi. Karena itu, kedepan,
Gubsu ingin mengadakan tatap muka dengan segenap petani dan peternak,
untuk mengetahui apa yang dibutuhkan mereka. “Masa kita harus selalu
datangkan sapi dari Australia, kok kalah kita dari negara lain?” kata
Edy Rahmayadi.
Pada
kesempatan itu, Gubsu Edy juga meresmikan gedung baru kantor Dinas
Ketahanan Pangan dan Peternakan Provsu. Juga meninjau UPT Klinik Hewan,
peternakan sapi hingga laboratorium inseminasi buatan yang ada di dalam
kompleks Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provsu.
Sementara
itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provsu Dahler Lubis
mengatakan saat ini, Sumut swasembada daging dan telur ayam. Bahkan,
daging ayam dan telur dari Sumut telah dikirim ke provinsi lain.
Untuk
menambah jumlah produksi pangan, khususnya daging ayam dan sapi, pada
tahun 2019, Dinas Ketahanan Pangan akan melakukan inseminasi buatan ayam
sebanyak 180 ribu ekor. “Proses inseminasi tersebut diharapkan dapat
menghasilkan ayam sebanyak 100 ribu ekor pada tahun 2020,” kata Dahler.
Dikatakan
Dahler, saat ini, kebutuhan daging sapi dan kerbau sekitar 26 ribu ton,
sementara yang terpenuhi baru mencapai 17 ribu ton. Untuk memenuhi
kebutuhan sisanya didatangkan 9 ribu ton sapi bakalan.
Sementara
itu, juru sembelih rumah potong hewan Mabar, Medan, Amri Sanjaya yang
pada saat itu hadir bertatap muka dengan Gubsu mengatakan motivasi Gubsu
sangat bagus. Menurutnya hal tersebut sangat diperlukan oleh
orang-orang yang bergerak di bidang pangan, sebab motor penggerak pangan
di Sumatera Utara adalah orang-orang sepertinya.
Posting Komentar
Posting Komentar