H.PERAK | GLOBAL SUMUT-Banyak kawasan di Sumatera Utama tersimpan potensi wisata yang belum tergali. Salah satunya Kecamatan Hamparan Perak yang bergitu banyak kekayaan alamnya, dan bangunan bersejarah yang bisa menjadi objek wisata menari.
Berada di Kabupaten Deli Serdang, Hamparan Perak mayoritas berpenduduk Melayu. Namun sayang, potensi wisata di daerah itu belum tersentuh oleh pemerintah setempat. Padahal, jika pemerintah mau saja fokus akan potensi itu, ke depan kawasan tersebut bisa menjadi salah satu tujuan wisatawan lokal maupun mancanegara.
Hal tersebut diungkapkan M Saifullah, ST yang merupakan Calon Legislatif (Caleg) DPR-RI dari Partai Bulan Bintang (PBB) dapil Sumut 1 meliputi Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang, Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi, kepada wartawan, pada Jumat (15/02) usai mengunjungi Istana Datuk Hamparan Perak, yang saat ini kondisinya sangat memperihatinkan.
Menurut pria kelahiran Kota Medan 20 Agustus 1981 ini, dirinya sangat berkeinginan sejarah yang ada di Sumatera Utara jangan sampai punah hingga ke anak cucu.
"Hamparan Perak merupakan adalah ibukota terakhir dari Sepuluh Dua Kuta, sebuah kampung rintisan Guru Patimpus yang pertama kali beribukota di Medan," kata M Saifullah ST.
Saifullah menjelaskan, Hamparan Perak adalah salah satu daerah yang tidak dapat disebut maju apalagi masyhur pada era modern ini. Salah satu bukti sahihnya, nama Hamparan Perak tidak begitu familiar. Namun, masih banyak masyarakat di Sumatera Utara dan Kota Medan khususnya masih belum mengenal Hamparan Perak dan menganggapnya sebuah daerah tanpa sejarah.
Ditambahkannya, fakta ini sungguh ironis mengingat situs yang bernama Hamparan Perak sebenarnya sudah ada sejak abad 12 dalam bentuk Kerajaan yang bernama Haru. Meski saat ini lokasi istananya masih menjadi polemik di kalangan ahli sejarah.
Akan tetapi cerita tentang sebuah kerajaan bernama Haru bukanlah cerita fiksi yang sejajar dengan dongeng maupun legenda. Dan dari keteran tersebut berdirinya Istana Datuk Hamparan Perak, yang kini nasibnya sangat membutuhkan perhatian.
Dengan ke depan, daerah Hamparan Perak menjadi perhatian utama untuk menjadikan daerah itu, sebagai tempat wisata budaya melayu di Kota Medan.
"Saya ingin, masyarakat khususnya di Kota Medan dan Sumatera Utara umunya, jangan mengesampingkan sejarah budaya kita, karena dari budaya daerah kita bisa dikenal dengan orang lain. Untuk itu, saya ingin 2 atau 3 tahun lagi, daerah Hamparan Perak menjadi pusat wisata berdirinya dua daerah yakni Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang," ucapnya.
Mengunjungi Makam Guru Patimpus
Dikesempatan yang sama, M Saifullah, ST dan rombongan menyempatkan diri berziarah ke makam orang yang paling bersejarah berdirinya Kota Medan yakni, Guru Patimpus. Ada perasaan miris saat dirinya melihat makam orang yang pertama kali mendirikan Kota Medan tersebut.
"Kita harus menghormati jerih payah orang yang pernah membuat sejarah di daerah ini. Jika saja makam Guru Patimpus yang terletak di Desal Lama Hamparan Perak ini, dipoles sedemikian rupa, tentu saja daerah ini menjadi daerah wisata. Hendaknya pemerintah Kabupean Deli Serdang dan Pemko Medan bersinerji memikirkan hal ini, Kecematan Hamparan Perak akan menjadi daerah bersejarah bagi daerah ini sendiri," pungkas M Saifullah ST.[abu]
Posting Komentar
Posting Komentar