Pelindo 1 Jalin Kerjasama dengan Perusahaan Pelayaran Salam Pacific Indonesia Lines |
ACEH | GLOBAL SUMUT-PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) atau
Pelindo 1 secara konsisten mendukung program tol laut yang berfokus pada
pengembangan jaringan maritim nasional dengan peningkatan kapasitas
layanan logistik yang efisien dan kompetitif di seluruh wilayah operasi
Pelindo 1. Sebagai wujud peningkatan kapasitas layanan, Pelindo I
melalui cabang Pelabuhan Malahayati telah bekerjasama dengan perusahaan
pelayaran Salam Pacific Indonesia Lines (SPIL) sejak awal bulan Juli
tahun 2018.
Tahap
pertama kerjasama ini ditandai dengan kedatangan kapal KM Pratiwi Satu
berukuran 3.065 GT yang membawa muatan sebanyak 15 Teus di Terminal Peti
Kemas Domestik Pelabuhan Malahayati Krueng Raya, Aceh Besar pada 21
Juli lalu. Nantinya armada kapal SPIL akan memiliki jadwal bongkar muat
tiga kali dalam satu bulan dengan rute pelayaran dari Jakarta –
Malahayati dengan membawa komoditi berupa kebutuhan pokok.
Kerjasama
ini menambah jumlah kerjasama dan jadwal layanan bongkar muat di
Pelabuhan Malahayati. Sebelumnya, Pelabuhan Malahayati telah melakukan
kerjasama dengan perusahaan pelayaran Tempuran Emas Lines guna melayani
angkutan peti kemas domestik dari dan menuju Pelabuhan Malahayati. Saat
ini, Tempuran Emas telah melakukan bongkar muat dua kali per bulan
dengan rute pelayaran dari Tanjung Priok – Belawan - Malahayati.
“Melalui
kerjasama dengan perusahaan pelayaran Salam Pacific Indonesia Lines
(SPIL) ini kami optimistis arus logistik dari dan menuju Pelabuhan
Malahayati akan terus meningkat sekaligus akan membawa multiplier effect
yang besar bagi perekonomian di Provinsi Aceh khususnya Aceh Besar dan
Banda Aceh. Hal ini juga salah satu upaya kami dalam mendukung program
pemerintah membangun perekonomian daerah,” ujar GM Pelabuhan Malahayati
Sam Arifin Wiwi.
Pelabuhan
Malahayati memiliki kedalaman alur 9,5 meter dengan dermaga sepanjang
384 meter yang mampu menampung tiga kapal ukuran 100 meter bermuatan 300
TEUS peti kemas sekaligus, dan didukung alat bongkar muat berupa satu
unit HMC, satu unit Reachstaker, empat unit forklift dan enam unit truk
pengangkut peti kemas dan lapangan penumpungan peti kemas serta
transportasi jalan yang mendukung. Kondisi ini membuat pengiriman
logistik melalui Pelabuhan Malahayati sangat cocok untuk dipilih oleh
pelaku usaha di Aceh sehingga dapat menurunkan lama pengiriman dan biaya
logistik yang harus dikeluarkan.
Pengiriman
logistik menuju Aceh melalui Pelabuhan Malahayati lebih murah dibanding
melalui jalur darat. Sebagai perbandingan, biaya logistik untuk
angkutan darat menggunakan truk dari Jakarta ke Aceh via Merak-Bakauheni
Rp 17,5 juta dan membutuhkan waktu tempuh 4-5 hari. Sementara untuk
pelayaran dari Jakarta ke Belawan dan selanjutnya dari Belawan ke Banda
Aceh melalui jalur darat dengan menggunakan truk memerlukan waktu 4-5
hari dengan biaya angkut diperkirakan Rp 7,5 juta. Dengan adanya
penurunan biaya logistik diharapkan dapat membuat barang-barang di Aceh
memiliki harga yang bersaing.
“Kami
optimistis dengan adanya kerjasama dengan Salam Pacific Indonesia Lines
(SPIL) dapat mendorong peningkatan kinerja pelayanan Pelabuhan
Malahayati. Saat ini, hingga Semester I 2018, tercatat bongkar muat peti
kemas di Pelabuhan Malahayati sebanyak 3.745 box atau 3.836 Teus dengan
kunjungan kapal terdapat 12 call. Kami berharap dengan tambahan jadwal
pelayaran ini dapat mendorong pertumbuhan kinerja positif kami hingga
akhir tahun 2018 ini, “ tutup Sam Arifin Wiwi.[abu]
Posting Komentar
Posting Komentar