JAKARTA
| GLOBAL SUMUT-Penyelamat 12 remaja dan 1 pelatih tim sepak bola
Thailand yang terjebak berhari-hari dalam sebuah gua di Chiang Rai,
Thailand, adalah seorang Pembina Pramuka Siaga di United Kingdom. John
Paul Volanthen, 47 tahun, bersama rekannya, Richard Stanton, adalah yang
pertama-kalinya menemukan ke-13 pemain sepakbola di dalam gua tersebut
yang dalamnya mencapai 14 Km.
Bersama 19
anggota tim penyelamat lainnya, John dikenal sebagai penyelam andal yang
sudah memiliki segudang pengalaman. John adalah penyelam-sipil anggota
Organisasi Penyelamat Gua (Cave Rescue Organisation). Ia menyelam
sebagai hobi dan melakukan penyelamatan secara sukarela.
Dalam
kejadian ini, John yang dibesarkan di Kota Brighton, menjadi orang
pertama yang berhasil melakukan kontak fisik dengan para korban yang
terperangkap di Gua Tham Luang. Ia mengaku kepandaian dalam menyelam dan
bermain di alam terbuka didapat dari Pramuka.
"Saat pertama menemukan ke-13 orang tersebut, yang saya tanyakan adalah berapa jumlah kalian," ujarnya.
Karena
dinilai sebagai pahlawan, organisasi Pramuka Kawasan Asia-Pasifik atau
Asia-Pacific Regional Scout WOSM menerima usulan agar memberikan
penghargaan kepada John. "Karena penyelamatan dilakukan di kawasan
Asia-Pasifik, maka APR-WOSM Award Committee menerima usulan agar
mempertimbangkan pemberian penghargaan APR Bravery Award dalam
konferensi APR di Manila Oktober 2018," ujar Andalan Nasional Kwarnas
Gerakan Pramuka Urusan Hubungan Luar Negeri, Brata T. Hardjosubroto,
Rabu (11/7/2018).
Ketua Kwarnas
Gerakan Pramuka Adhyaksa Dault mendukung siapapun Pramuka yang
berprestasi untuk diberikan penghargaan. Apalagi Jhon yang ikut
berpartisipasi dalam penyelamatan 12 anak di gua yang berada di
Thailand. Ia berharap semangat Jhon sebagai relawan yang senang menolong
terhadap sesama dapat memberikan inspirasi kepada adik-adik Pramuka di
tanah air.
"Pramuka Indonesia juga tidak kekurangan orang yang memiliki karakter seperti Jhon yang suka menolong. Pramuka sejak awal memang dididik dan dilatih untuk memiliki jiwa patriot. Menolong tanpa pamrih adalah karakter Pramuka sejati," ujar Adhyaksa.
"Pramuka Indonesia juga tidak kekurangan orang yang memiliki karakter seperti Jhon yang suka menolong. Pramuka sejak awal memang dididik dan dilatih untuk memiliki jiwa patriot. Menolong tanpa pamrih adalah karakter Pramuka sejati," ujar Adhyaksa.
Diketahui,
tim sepakbola ini terjebak dalam goa sejak 23 Juni 2018 saat menjelajah
gua tersebut. Operasi penyelamatan mereka kemudian menjadi sorotan
dunia. Penyelam dari sejumlah negara terjun langsung untuk menyelamatkan
mereka. Bahkan, CEO SpaceX, Elon Musk datang ke Thailand untuk
mengantarkan kapal selam-mini buatannya.
Kompleks
gua Tham Luang tempat para remaja itu terperangkap sejak 23 Juni lalu
ibarat sistem labirin dengan celah beragam ukuran. Ketinggian beberapa
celah melebihi 10 meter, sedangkan celah lainnya begitu sempit dan
terendam air.
Hal ini menimbulkan potensi
bahaya bagi regu penyelamat. Kematian seorang mantan penyelam Angkatan
Laut Thailand, akibat kekurangan suplai udara, menjadi bukti bahaya
tersebut.[red]
Posting Komentar
Posting Komentar