MEDAN
| GLOBAL SUMUT-Dinas Pariwisata Medan terus mengembangkan kreativitas
dan inovasi untuk menyemarakkan dunia pariwisata di kota ini sebagaimana
harapan Wali Kota Medan, Drs. H.T. Dzulmi Eldin S, M.Si. Upaya yang
dilakukan adalah mengembangkan kawasan hutan mangrove di kawasan Medan
bagian Utara menjadi destinasi wisata. “Di kawasan Medan bagian Utara
yang juga memiliki banyak hutan mangrove ini dapat kita kembangkan
ecowisata,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Kota Medan, Drs. Agus Suriyono,
saat meninjau salah satu lokasi yang berpotensi menjadi destinasi
wisata di Kelurahan Nelayan Indah, Medan Labuhan, Rabu (11/7) siang.
Dia
mengatakan, kawasan hutan mangrove di Medan bagian Utara, termasuk yang
ada di kawasan Kecamatan Medan Belawan, sangat potensial untuk
dikembangkan menjadi destinasi wisata baru. Tentunya, kata Agus,
pengembangan ini harus didukung pula oleh pengembangan industri wisata
di bidang lain, misalnya kuliner, hasil kerajinan tangan khas daerah
setempat, juga atraksi-atraksi wisata.
“Yang
tidak kalah penting lagi adalah mengintegrasikan setiap potensi wisata
yang ada di Medan bagian Utara ini. Di sini ada hutan mangrove, ada
situs Kutta Cinna, ada kota tua, ada Masjid Al Osmani, ada Danau
Siombak, bahkan ada pula Stasiun Kereta Api Labuan yang tertua di Sumut.
Seluruh potensi ini harus dikembangkan secara integral, tidak
terpisah-pisah,” ungkap Agus. Peninjauan Agus dan jajarannya di
lingkungan Dinas Pariwisata Medan ini diawali di Lingkungan V Kelurahan
Nelayan Indah. Di lingkungan ini terdapat kanal yang atas swadaya
masyarakat setempat telah diperindah dengan cat berwarna-warni. Tidak
hanya kanal, pagar dan sebagian dinding rumah warga juga telah dicat
warna-warni. Ada harapan kanal-kanal ini direvitalisasi sehingga dapat
dilalui oleh perahu.
Usai menyaksikan
Lingkungan V yang penuh warna itu, Agus beserta rombongan pun berjalan
kaki melintasi benteng di pinggiran Kelurahan Nelayan Indah yang
berbatasan langsung dengan laut itu. Dalam perjalanan itu, Agus
mengungkapkan, perlunya sebuah kerjasama lintas instansi dalam
mengembang potensi wisata kawasan Medan bagian Utara ini. “Misalnya
soal sarana dan prasarana yang tentunya harus disinergiskan dengan
program organisasi perangkat daerah selain Dinas Pariwisata,” ucapnya.
Agus
menyebutkan, potensi ecowisata mangrove di Medan Bagian Utara akan
sangat bersaing dan bermanfaat bagi masyarakat dan pembangunan. Semua
itu sangat tergantung pada kemampuan mengelola sumber daya dengan
kreatif agar memancarkan daya tarik tersendiri. “Daya tarik wisata itu
berkaitan dengan apa yang dilihat, dialami, dan tanda kenangan
wisatawan. Sentuhan kreatif terhadap elemen daya tarik itu menambah
bobot pesona wisata,” ucap Agus seraya mengatakan, Dinas Pariwisata
Medan tentunya akan melakukan kajian yang lebih mendalam lagi untuk
menjadikan kawasan hutan mangrove ini menjadi destinasi wisata di Medan.
Usai
melakukan peninjauan di Kelurahan Nelayan Indah, Agus dan rombongan pun
melakukan kunjungan koordinasi ke Mako Yonmarhanlan I. Tujuannya untuk
koordinasi penyelenggaran Festival Mangrove yang diadakan digelar Dinas
Pariwisata. Kedatangan rombongan Dinas Pariwisata ini sambut oleh Kasi
Ops Yonmarhanlan I, Mayor Catur M. Dalam pertemuan yang berlangsung
penuh keakraban itu, Agus mengutarakan niat untuk mengembangkan kawasan
mangrove menjadi destinasi wisata. Salah satunya dengan cara menggelar
sebuah acara bertajuk Festival Mangrove.
“Kita
ingin meminta masukan agar acara ini dapat berlangsung dengan baik dan
sukses. Tentu sangat dibutuhkan dukungan dari marinir,” ucap Agus seraya
menyampaikan, Festival Mangrove ini dijadwalkan akan dilaksanakan pada
19 Agustus mendatang. Mayor Catur menyambut baik rencana ini. Dia
mengatakan, akan menyampaikan niat baik Dinas Pariwisata ini kepada
atasannya.[ulfah]
Posting Komentar
Posting Komentar