JAKARTA
| GLOBAL SUMUT-11 Hari lagi atau pada 27 Juni 2018 nanti, pilkada
serentak akan dilaksanakan di 171 daerah. Inilah Pilkada serentak
terbesar dalam sejarah Indonesia dengan 512 pasangan calon sebagai
pesertanya.
Pengamat media sosial dari Komunikonten
(Intitut Media Sosial dan Diplomaso) Hariqo Wibawa Satria mengingatkan
bahwa seperti piala dunia setiap tim sukses akan berusaha menjadi
pemenang. Menurut Hariqo, 512 pasangan dalam pilkada 2018 ini tentunya
punya tim media, kantor tim sukses mungkin tutup, ruangan tim media
sosial mungkin terkunci, namun produksi dan distribusi konten jalan
terus, tiada libur bagi tim sukses sejati.
“Libur
lebaran adalah waktu yang tepat untuk memproduksi, menyebarkan berbagai
konten (tulisan, video, infografis, dll). Itulah mengapa para produser
film berebut agar film mereka tayang di bioskop saat libur lebaran.
Karena itu juga banyak imbauan agar di masa libur ini, kita mengunggah
lokasi wisata, kuliner, produk lokal, potensi daerah lewat medsos”, kata
Hariqo Wibawa Satria di Depok, 16 Juni 2018.
Hariqo
menambahkan, umumnya libur lebaran dimanfaatkan dengan silaturrahmi,
kumpul-kumpul santai, halal bi halal, nonton piala dunia, dll. Berbagai
capaian pemerintah baik pusat maupun daerah, kritikan dan tawaran
oposisi akan menjadi topik hangat perbincangan di sela-sela obrolan
kapan nikah, anaknya sudah berapa, mana THR dll.
“Saat
libur lebaran inilah kita diuji, apakah seruan semua pihak untuk
melawan hoax, fitnah, kampanye hitam dan penyalahgunaan isu SARA mampu
kita amalkan. Bagi yang muslim, puasa kita bisa dikatakan gagal jika
kita memproduksi dan menyebarkan berita bohong, karena tujuan puasa
adalah takwa yang berarti takut kepada Allah SWT. Ingatlah kisah seorang
yang tak pernah membunuh, namun tetap masuk neraka, ia protes mengapa
dirinya ditempatkan bersama para pembunuh, sedangkan ia tidak pernah
membunuh satu nyawapun di dunia. Malaikat menjawab, engkau memang tidak
pernah membunuh, namun orang saling membunuh akibat fitnah yang engkau
lakukan”, jelas Hariqo.
Hariqo yang juga
alumnus S-2 jurusan Diplomasi Unv Paramadina ini mengingatkan bahwa
konten fitnah untuk jangka pendek mungkin menguntungkan kandidat kita,
namun untuk jangka panjang akan merusak persatuan keluarga besar bangsa
Indonesia. Sebuah fitnah bisa memundurkan bangsa kita hingga 100 tahun
bahkan lebih.
Sebab itu Hariqo menyarankan
agar setiap media sosial menjaga rapat redaksinya dari godaan setan
yang terkutuk. Diantara rekomendasi diskusi komunikonten kata Hariqo
adalah; setiap konten yang diproduksi tim sukses sebaiknya diberikan
identitas atau kode tertentu, guna menghindari konten tak bertuan yang
bisa bikin ribut, selain masyarakat juga bisa menilai, tim medsos
kandidat mana yang paling keren dan kreatif kontennya.
Setiap
tim media sosial kandidat dalam Pilkada Serentak 2018 harus
berkompetisi memenangkan kandidatnya, itu pasti. Namun tim media sosial
kandidat juga harus berkolaborasi menjaga keutuhan NKRI dengan melawan
fitnah dan penyalahgunaan isu SARA, tidak hanya saat pilkada namun
sampai kapanpun. Pilkada Serentak lebih dari sekadar ujian berdemokrasi,
namun juga ujian dalam berbangsa dan bernegara.
“dalam
libur lebaran ini dan jelang pilkada serentak, mari periksa kebenaran
konten-konten politik yang hadir di telepon genggam kita masing-masing,
dan jangan lupa promosikan juga lokasi wisata, kuliner, produk lokal di
daerah kita lewat medsos. Selamat mengunggah konten liburan anda lewat
media sosial”, ajak Hariqo Wibawa Satria.[rs/red]
Posting Komentar
Posting Komentar