MEDAN
| GLOBAL SUMUT-Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Tengku Erry Nuradi
bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Sumut mengunjungi vihara Setia
Budi di Jalan Irian Barat dan Maha Vihara Maitreya di perumahan Cemara
Asri, guna memantau persiapan dan pengamanan menyambut perayaan Tahun
Baru Imlek 2018, Kamis (15/2/2018). Tahun Baru Imlek 2018, jatuh pada
hari Jumat 16 Februari.
Hadir
Kapolda Sumut Irjen Pol Paulus Waterpauw, Wali Kota Medan Dzumi Eldin,
Ketua FKUB Sumut Maratua Simanjuntak, Ketua Walubi Indra Wahidin,
tokoh-tokoh Tionghoa lainnya. Pada kesempatan tersebut, Gubsu Tengku
Erry memberi apresiasi atas kesiapan pengurus kedua vihara untuk
menyambut Imlek. Yang nantinya umat Budha bisa merayakannya dengan suka
cita tanpa ada halangan. “Kita berharap umat Budha bisa menjalankan
ibadah dan menyambut Tahun Baru Imlek dengan suka cita tanpa ada
kendala,” ujar Erry.
Selain
itu, Tengku Erry juga berpesan agar merayakan Tahun Baru Imlek dengan
sederhana. Diharapkan juga saat merayakan dan menjalankan ibadah, umat
Budha agar berhati-hati dan lebih cermat meninggalkan rumah.
“Berhati-hati dan cermat meninggalkan kediaman misalnya terjadinya
hal-hal seperti bencana kebakaran sebelum ke vihara, sebab malam ini
umat Budha akan melakukan ritual ibadah hingga dini hari,” sebut Erry.
Sementara
Kapolda Sumut Irjen Pol Paulus Waterpauw mengatakan, untuk Tahun Baru
Imlek ini pihaknya mengerahkan 1.350 personil untuk pengamanan yang akan
dilakukan di seluruh kapolsek se-kabupaten/kota.
“Sebab
perayaan Imlek tidak hanya umat Budha di Medan juga didaerah lain, dan
pengamanan tersebut khusus tempat ibadah umat Budha (vihara),” sebutnya.
Kapolda
menghimbau kepada seluruh umat beragama lain yang ingin melihat
jalannya ritual agar tidak membawa hal-hal yang akan menganggu kegiatan
ibadah, dan bila ada yang mencurigakan akan ditindak langsung oleh
polisi. Ketua Walubi Sumut Indra Wahidin menambahkan, Imlek erat
kaitannya dengan pesta perayaan datangnya musim semi yang dimulai pada
tanggal 30 bulan ke-12 dan berakhir pada tanggal 15 bulan pertama atau
yang lebih dikenal dengan istilah Cap Go Meh. Perayaan Imlek meliputi
sembahyang Imlek, sembahyang kepada Sang Pencipta /Thian (Tuhan dalam
Bahasa Mandarin), dan perayaan Cap Go Meh.
“Tujuan
dari sembahyang Imlek adalah sebagai bentuk pengucapan syukur, doa dan
harapan agar di tahun depan mendapat rezeki yang lebih banyak, untuk
menjamu leluhur, dan sebagai media silaturahmi dengan keluarga dan
kerabat,” tuturnya. Selain itu, Imlek adalah tradisi pergantian tahun.
Sehingga yang merayakan Imlek ini seluruh etnis Tionghoa apapun
agamanya, yakni masyarakat Tionghoa Muslim di sana juga turut merayakan
Imlek,’’ jelas Indra.[ulfah]
Posting Komentar
Posting Komentar