JAKARTA
| GLOBAL SUMUT-Presiden oko Widodo percaya bahwa setelah krisis
finansial global sembilan tahun lalu, Indonesia kini tengah berada di
jalur yang tepat untuk membuat kondisi perekonomian dunia menjadi lebih
baik dan kondisi politik yang stabil di beberapa kawasan Asia.
“Ekonomi
Indonesia juga akan terus bertransformasi, beranjak dari
ketergantungannya terhadap produk komoditas menuju ekonomi investasi,
produksi, dan pelayanan. Untuk itu mari kita tinggalkan pesimistis, dan
bergabung bersama kami dalam optimisme,” kata Presiden dalam acara
_Bloomberg: The Year Ahead Asia Summit 2017_ di Hotel Ritz Carlton Mega
Kuningan, Jakarta, (6/12/2017).
Di
awal sambutannya, Presiden mengatakan kunci yang selalu ia pegang dalam
memimpin negeri ini adalah selalu optimis. “Yang optimis pasti akan
menang dan yang pesimis pasti akan kalah,” kata Presiden.
Ia
mengatakan, semenjak ia menjadi kepala negara sejak tiga tahun lalu,
banyak analis dan ahli yang memprediksi bahwa perekonomian dunia bakal
hancur. Dimulai dari dua tahun lalu saat anjloknya harga minyak dunia,
devaluasi mata uang Tiongkok, keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau
_Brexit_, dan adanya kekhawatiran akan sejumlah pemilihan pemimpin di
kawasan Eropa.
“Namun,
apa yang kita lihat dalam setahun terakhir adalah stabilnya pemulihan
ekonomi di Uni Eropa. Kemudian di kuartal kedua tahun ini, perekonomian
Amerika Serikat juga tumbuh di atas tiga persen,” kata Presiden.
Lebih
lanjut ia menjelaskan, untuk pertama kalinya dalam tujuh tahun
terakhir, angka perdagangan global pada tahun ini melebihi pertumbuhan
ekonomi global.
“Bursa saham di seluruh dunia termasuk Indonesia juga mencatatkan rekor
tertinggi, dan untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir,
setiap negara anggota G-20 menunjukkan pertumbuhan PDB yang positif,”
ungkap Presiden.
Pertumbuhan
positif ekonomi dunia juga berdampak pada perekonomian dalam negeri.
Presiden Jokowi mengatakan, nilai ekspor Indonesia pada tahun ini
meningkat hingga 17 persen dan nilai investasi langsung luar negeri dan
domestik juga meningkat hingga 14 persen.
“Kita
juga merasakan tumbuhnya ekonomi regional, di sektor pariwisata kita.
Dimana jumlah turis asing yang datang berada di jalur yang benar untuk
tumbuh hingga 25 persen, dan investasi langsung luar negeri dalam sektor
ini juga diprediksi tumbuh hingga 35 persen,” ungkapnya.
Namun
Presiden mengatakan, meningkatnya jumlah turis asing terutama asal
Tiongkok dan India tidak akan dinikmati Indonesia jika kita tidak siap
dengan infrastrukturnya. Oleh sebab itu Presiden akan terus mengupayakan
pembangunan infrastruktur untuk mendukung sektor pariwisata.
“Baru
dua minggu lalu saya meresmikan bandara internasional di Danau Toba,
Sumatera Utara. Maskapai nasional kita Garuda, saat ini melayani
penerbangan langsung antara Singapura dan Danau Toba,” ujar Presiden.
Selain
itu, Presiden juga mengatakan akan meningkatkan status bandara di
Belitung dan Labuan Bajo (Komodo) menjadi bandara internasional.
“Saat kita meningkatkan status bandara di Manado, Sulawesi Utara, dan
beberapa maskapai kita meluncurkan penerbangan langsung dari Manado ke
Tiongkok, jumlah turis Tiongkok yang mengunjungi Manado meningkat dari
12.000 orang per tahun menjadi 12.000 orang per bulan,” ucap Presiden.
Selain
sektor pariwisata, Indonesia kini juga tengah menikmati _booming-nya_
sektor perdagangan _online_ atau _e-commerce._ Menurut Presiden, saat
ini Indonesia memiliki beberapa perusahaan _startup digital_ dengan
total aset sebesar satu miliar dolar Amerika Serikat.
“Dan
melihat betapa besarnya pasar domestik kita, saya yakin kita akan
memiliki lebih banyak lagi di tahun-tahun mendatang,” kata Presiden.
Tampak
hadir dalam acara tersebut antara lain Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian Darmin Nasution, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan
Kepala BKPM Thomas Lembong.[red]
Posting Komentar
Posting Komentar