JAWA
BARAT | GLOBAL SUMUT-Hingga tahun 2017, media sosial karya bangsa lain
masih menjadi pilihan utama pengguna media sosial di Indonesia. Tahun
2018 kita harapkan ada media sosial karya orang Indonesia yang mampu
bersaing, dan merebut pasar Indonesia, asia bahkan dunia. Seperti
diketahui pengguna media sosial di Indonesia salah satu yang terbesar di
dunia, untuk facebook, Indonesia di posisi ke empat setelah Amerika,
India dan Brazil.
Direktur
Eksekutif Komunikonten (Institut Media Sosial dan Diplomasi), Hariqo
Wibawa Satria memaparkan, dulu Presiden Jokowi pernah mempromosikan
mobil esemka karya anak bangsa, sekarang saatnya tokoh-tokoh yang
memiliki banyak pengikut seperti Jokowi, Jusuf Kalla, Megawati, Prabowo,
Zulkifli Hasan, Anies Baswedan Para Kiai, Pimpinan Muhammadiyah, NU,
PGI, PHDI, Matakin, Walubi, KWI, dan tokoh-tokoh lain juga menggunakan,
mempromosikan media sosial karya anak bangsa. Hariqo menambahkan, di
internet itu sekurangnya ada dua tingkatan; pengusaha media sosial dan
pengguna media sosial. Kita penduduk Indonesia umumnya pengguna media
sosial karya bangsa lain. “2018 kita harus bangkit, sudah banyak media
sosial lokal karya anak bangsa, tinggal diseleksi mana yang paling
potensial untuk dikembangkan, kemudian mengarahkan investor lokal untuk
berinvestasi”, jelas Hariqo di Depok, Jawa Barat, Minggu, 31 Desember
2017.
Menurut
Hariqo, yang penting para pemimpin berani menggunakan dan mempromosikan
dulu. Memang ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap media sosial
asing cukup tinggi. Media sosial karya bangsa lain tidak saja memudahkan
urusan masyarakat, namun juga telah memberikan penghasilan kepada
masyarakat Indonesia, seperti yang sudah diperoleh para youtuber, dll
“Orang
akan enggan diminta menggunakan media sosial hanya dengan alasan ini
karya anak bangsa. Karenanya media sosial karya anak bangsa juga harus
berkualitas, untuk menuju kesitu perlu kolaborasi, karena isu di media
sosial bukan semata soal keamanan dan kreatifitas, namun juga gotong
royong”, ujar Hariqo
Kreativitas
harus dilawan kreativitas. Nah, mampukah kita membuat medsos seperti
facebook, perlu anak muda yang didukung semua, sebagaimana pemerintah
Amerika mendukung facebook,instagram, google, youtube, dan medsos karya
anak Amerika lainnya. Atau selamanya bangsa kita menjadi pengguna medsos
karya orang lain.
Dampaknya
sudah terasa, Hariqo melihat pemerintah kewalahan atau tidak bisa cepat
menghapus konten-konten yang merugikan kepentingan nasional seperti
promosi LGBT, gerakan separatisme, radikalisme, hoaks di media sosial.
Keuntungan
lain jika Indonesia menggunakan media sosial karya anak bangsa tambah
Hariqo adalah soal iklan, uang dan data. Pengusaha media sosial seperti
facebook mendapatkan banyak keuntungan dari Indonesia.
“Mereka
mendapatkan data, baik yang statis maupun bergerak. Mereka mendapatkan
uang dari berbagai iklan, nah jika Indonesia punya media sosial yang
digunakan banyak orang, Indonesia bisa meminimalisir uang keluar.
Sekarang saja sudah banyak kementerian, lembaga negara, pemerintah
daerah yang bayar iklan kepada facebook”, terang Hariqo.[rs]
Posting Komentar
Posting Komentar