SUKABUMI
| GLOBAL SUMUT-Kondisi kepadatan jalan raya lintas Bogor dan Sukabumi
yang sudah jenuh membuat pemerintah memutuskan untuk membangun sejumlah
sarana transportasi penghubung. Hal ini ditambah dengan keluhan
masyarakat yang didengar oleh Presiden Joko Widodo.
Presiden
sendiri mengungkapkan bahwa dirinya pernah terjebak kemacetan yang amat
sangat ketika menuju wilayah Sukabumi, Jawa Barat. "Saya pernah
mencoba naik mobil dari Bogor sampai Sukabumi tanpa pengawalan, tapi
sebelum jadi Presiden. Memakan waktu enam jam, padahal hanya kurang
lebih 60 kilometer. Harusnya itu satu setengah jam, paling lama dua jam.
Hal-hal seperti ini tidak boleh kita teruskan," ujarnya saat peletakan
batu pertama pembangunan jalur ganda kereta api Bogor-Sukabumi, Jawa
Barat, pada Jumat, (15/12/2017).
Maka
itu, ia menginstruksikan jajarannya untuk segera melakukan pembangunan
sejumlah sarana transportasi. Yang pertama ialah pembangunan jalur ganda
kereta api lintas Bogor-Sukabumi.
"Saya
sudah perintahkan agar jalur ganda ini segera dimulai dan hari ini kita
mulai pengerjaannya. Kita harapkan yang Bogor-Sukabumi ini akan selesai
pada tahun 2020. Ini akan mengurangi kemacetan yang ada di jalan raya,"
ucapnya.
Dalam pengerjaan proyek tersebut, Kepala Negara berpesan
kepada jajarannya agar menggunakan pola padat karya dengan lebih
memprioritaskan pada pembukaan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar.
"Jangan memakai alat-alat berat terlalu banyak sehingga akan banyak
orang yang bisa bekerja di dalam proyek ini. Nanti akan saya lihat di
lapangan seperti apa," tuturnya.
Selain
pembangunan jalur ganda kereta api, pemerintah juga sedang
menyelesaikan pembangunan jalan tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi).
Sebagaimana diketahui, pembangunan tol Bocimi ini sempat mangkrak mulai
dari 1997 dan dilanjutkan kembali pada masa kepemimpinan Presiden Joko
Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla di 2015.
"Dua
tahun yang lalu saya lihat yang namanya tol Bocimi. Itu sudah sejak
tahun 1997 sampai 2015 maju satu meter saja tidak. Ternyata ganti-ganti
investor, empat kali ganti investor, tidak dimulai-mulai," ungkap
Presiden. Sejak itu, Presiden meminta kepada jajarannya agar pengerjaan
tol tersebut diambil alih oleh BUMN. Pengerjaan seksi I yang
menghubungkan Ciawi hingga Cigombong itu ditargetkan selesai pada Maret
mendatang. "Alhamdulillah sekarang berjalan dengan baik. Kita harapkan
nanti yang Bogor-Cigombong insyaallah Maret tahun depan selesai,"
ucapnya. Tak hanya sampai di situ, Sukabumi direncanakan juga akan
memiliki bandaranya sendiri. Pihaknya berharap agar pada tahun 2020
bandara tersebut sudah siap untuk melayani penumpang angkutan udara.
Saat ini pemerintah baru akan memulai proses pembebasan lahan.
Dengan
tersedianya sejumlah sarana transportasi tersebut, masyarakat Sukabumi
pada akhirnya akan memiliki beragam pilihan transportasi. Presiden
sendiri berharap agar masalah kemacetan yang pernah dialami sendiri
olehnya dan sebagian masyarakat di sana dapat diselesaikan dengan
pembangunan infrastruktur transportasi itu.
"Kita
tidak ingin terjadi lagi Bogor-Sukabumi itu enam jam. Atau yang dari
bandara Soekarno-Hatta ke Sukabumi, ada yang menyampaikan ke saya,
delapan sampai sembilan jam. Ini sudah sangat keterlaluan. Betul-betul
terlalu," ujarnya.
Kehadiran
sarana transportasi jalan tol, kereta api, dan bandara di Sukabumi
dianggap sangat penting oleh Presiden. Ia menyadari betul potensi besar
dari wilayah Sukabumi yang akan dapat dimanfaatkan bila tersedia
infrastruktur transportasi pendukung.
"Potensi
di Sukabumi ini besar. Produk-produk agrobisnisnya banyak kemudian
potensi pariwisatanya besar. Kalau tidak ditunjang oleh transportasi
yang baik ya produk-produk itu tidak bisa keluar dengan daya saing yang
baik," ujar Presiden kepada jurnalis yang hadir di lokasi.
Terkait
dengan pariwisata, Presiden Joko Widodo juga menyebut bahwa Sukabumi
memiliki tempat-tempat yang eksotis dan cantik yang rasanya sayang untuk
dilewatkan begitu saja. Namun, potensi pariwisata tersebut tentu
membutuhkan akses transportasi yang baik agar semakin banyak masyarakat
yang mau berkunjung ke sana.
"Kalau
menuju ke sana enam jam siapa yang mau datang? Itu dari Bogor ya, dari
Jakarta bisa delapan jam. Siapa yang mau datang?" tuturnya. Turut hadir
mendampingi Presiden, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Kepala Staf
Kepresidenan Teten Masduki, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.[red]
Posting Komentar
Posting Komentar