MEDAN
| GLOBAL SUMUT- Proyek pembangunan Terminal Multipurpose di Pelabuhan
Kuala Tanjung milik PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) atau Pelindo 1
yang akan menjadi hub internasional di kawasan barat Indonesia kini
sudah mencapai 94% untuk sisi laut dan 74,5% untuk sisi darat. Pelabuhan
Kuala Tanjung diproyeksikan akan menjadi pelabuhan terbesar dan
merupakan pintu masuk Pulau Sumatera.
Pelabuhan
Kuala Tanjung nantinya akan memiliki kapasitas hingga mencapai 20 juta
TEUs yang dikembangkan secara bertahap hingga tahun 2023. Tahap I
merupakan Pengembangan Terminal Multipurpose Kuala Tanjung disiapkan
dengan memiliki kapasitas 500 ribu TEUs yang dikelola oleh PT Prima
Multi Terminal yang merupakan anak usaha gabungan dari Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) yang terdiri dari: Pelindo 1, PT Pembangunan Perumahan,
dan PT Waskita Karya dengan komposisi penyertaan saham Pelindo 1 sebesar
55%, PT Pembangunan Perumahan 25%, dan PT Waskita Karya sebesar 20%.
Pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung tahap II yaitu Pengembangan Kawasan
Industri 3000 Ha (2016-2018), tahap III Pengembangan Dedicated/Hub
Port(2017-2019), dan Tahap IV pengembangan kawasan industri terintegrasi
(2021-2023).
Budi
Karya Sumadi, Menteri Perhubungan Indonesia menjelaskan bahwa selama
ini barang-barang yang ada di seluruh Indonesia tidak terkoordinasi
dengan baik sehingga yang menjadi hub adalah negara-negara tetangga.
“Pelabuhan Kuala Tanjung ini memiliki dua fungsi yaitu fungsi
transhipment dan fungsi sebagai port untuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Sehingga hub yang kita bangun lokasinya ideal berada di ujung Selat
Malaka,” ujar Budi.
Budi
menambahkan untuk mendukung beroperasinya Pelabuhan Kuala Tanjung, akan
dilengkapi dengan infrastruktur transportasi penunjang dan terintegrasi
seperti jalan tol dan kereta api. “Proyek pengembangan ini perlu
didukung oleh semua pihak untuk mengkampanyekan bahwa kita memiliki
Kuala Tanjung yang menjadi transhipment port,” tambahnya.
Direktur
Utama Pelindo 1 menerangkan bahwa Terminal Multipurpose Kuala Tanjung
akan mulai beroperasi pada Maret 2018. “Kami merancang konsep pelabuhan
dan industri yang akan dikembangkan di Kuala Tanjung bisa terintegrasi
secara langsung yang dibuat berstandar internasional,” terang Direktur
Utama Pelindo 1, Bambang Eka Cahyana. Dengan begitu, diharapkan dapat
menurunkan biaya logistik serta berpeluang untuk menciptakan skala
ekonomi. Sehingga dengan adanya Pelabuhan Kuala Tanjung mampu
meningkatkan kinerja logistik dan daya saing Indonesia sehingga bisa
berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi.(abu)
Posting Komentar
Posting Komentar