JAKARTA
| GLOBAL SUMUT-Perempuan sangat rawan terhadap penyakit kanker terutama
kanker serviks.Di Indonesia, penyakit ini telah menyumbang kematian
yang cukup besar. Dari data Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan
RI disebutkan, setiap harinya 58 wanita terkena kanker serviks, dan 26
wanita di antaranya meninggal dunia.
Data
dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) juga menyebutkan, Indonesia menjadi
negara dengan jumlah penderita kanker serviks dengan angka tertinggi di
dunia. “Setiap hari ada 40 perempuan yang terdiagnosa kanker serviks
atau kanker mulut rahim ini. Sebanyak 20 di antaranya meninggal. Karena
penyakit ini sangat mematikan maka harus ada upaya yang massif dalam
pencegahannya,” kata anggota Komisi IX DPR RI Amelia Anggraini saat
membuka acara Bakti Sosial Tes IVA Gratis di Gondangdia Lama, Jakarta
Pusat, Jumat (10/11).
Yang
menjadi soal kemudian, Amelia melanjutkan, data BPJS Kesehatan
menyebutkan, tahun 2016 lalu Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL) untuk
kanker serviks mencapai 12.820 kasus dengan total biaya sekitar Rp 56,5
miliar. Sementara di tingkat Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL),
tercatat 6.938 kasus dengan total biaya sekitar Rp 87,1 miliar. “Tetapi,
adanya BPJS Kesehatan pun ternyata belum cukup menanggung beban biaya
pasien kanker,” ungkapnya.
Menurut
politisi NasDem ini, kenyataan tersebut membuat pemerintah harus
memikirkan cara baru untuk menangani pasien penyakit kanker di
Indonesia. “Cara yang memang harus bisa menekan peningkatan penderita
kanker, terutama kanker serviks di Indonesia,” imbuh Amelia.
Dalam
hematnya, kegiatan-kegiatan preventif harus semakin digalakkan oleh
pemerintah sebagai salah satu cara menekan penderita kanker serviks.
“Seperti
tes IVA gratis ini, bisa menjadi cara untuk mengurangi angka penderita
kanker serviks. Selain itu juga bisa mengurangi biaya penanganan
sehingga bisa membantu mengurangi defisit anggara BPJS,” ujarnya.[red]
Posting Komentar
Posting Komentar