JAKARTA
| GLOBAL SUMUT-Asumsi makro yang disampaikan pemerintah dalam Rancangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018 di dukung oleh DPR.
Anggota Komisi XI Johnny G. Plate melihat, dengan growth 5,4% adalah
angka optimistik yang perlu didukung tapi perlu diimbangi juga dengan
kerja keras yang luar biasa.
Menurutnya,
yang penting buka saja terkait dengan besar atau tingginya pertumbuhan,
tapi kualitas pertumbuhan itu sendiri. Dia meyakini pemerintah sudah
memperhatikan dan harus berusaha agar disparitas antar wilayah lebih
diperhatikan.
“Elektrifikasi
rasio merupakan persoalan serius di masyarakat khususnya di luar Jawa
yang masih terlalu rendah dibandingkan elektrifikasi rasio nasional yang
sudah di atas 90%, dan ada yang kisaran 60%,” ujarnya di lanjutan rapat
pembahasan asumsi dasar ekonomi makro dalam RAPBN tahun anggaran 2018,
di Jakarta, Kamis (07/09).
Wakil
Ketua Fraksi NasDem ini mengatakan, selama ini sudah ada peningkatan
ekonomi dari sebelumnya tapi belum cukup. Begitu pentingnya peningkatan
perekonomian rakyat di daerah yang elektrifikasi rasionya sangat rendah.
Sebab hal ini pasti juga terkait pergerakan dan pertumbuhan ekonomi
yang akan melambat.
“Kepada
Bank Indonesia dan jajarannya yang menangani inflasi kami tentu sangat
berharap agar menjaga dan menekan inflasi sehingga daya beli masyarakat
tidak menjadi isu besar nanti di tahun 2018,” ucap Johnny.
Selain
itu, dia juga melihat niat baik pemerintah terkait dengan defisit APBN
dan pinjaman luar negeri. Manajemen hutang luar negeri yang lebih
prudent yang didemontrasikan oleh pemerintah juga patut diapresiasi.
Namun hal tetap harus diimbangi dan diikuti dengan edukasi kepada
masyarakat agar dipahami dengan benar.
“Selama
ini pemahaman masyarakat tidak sama dengan apa yang dilakukan
pemerintah. Bahkan hutang dianggap buruk dan tidak layak. Sama halnya
banyak pengamat yang bilang kapan Indonesia budgetnya bukan dari defisit
lagi atau tidak berhutang,” ungkapnya.
Menurutnya,
ini memberikan gambaran kepada kita bahwa pemahaman budget policy itu
sangat perlu, bahkan ditingkat intelektual sekalipun.
“Kebijakan
ini yang belum dipahami. Edukasi ini juga penting tidak saja kepada
rakyat tapi kepada para cerdik pandainya,” tutup Johnny.[red]
Posting Komentar
Posting Komentar