JAKARTA | GLOBAL SUMUT-Presiden Joko Widodo siang ini,
Selasa, 11 Juli 2017, bersama dengan jajarannya kembali membahas soal
pelaksanaan proyek strategis nasional dan program prioritas dalam rapat
terbatas yang digelar di Kantor Presiden, Jakarta. Dalam bahasan kali
ini, yang turut dihadiri oleh Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf, Kepala
Negara memfokuskan perhatiannya pada Provinsi Aceh.
Mengawali
pengantarnya dalam rapat terbatas tersebut, Presiden Joko Widodo
berujar bahwa Aceh merupakan daerah yang istimewa oleh karena menjadi
salah satu provinsi yang diberikan pengakuan dan penghormatan dari
negara sebagai Daerah Istimewa serta mendapatkan otonomi khusus. Dengan
keistimewaan tersebut, Presiden berharap agar Aceh dapat memajukan
kesejahteraan rakyatnya.
"Saya
berharap agar dengan status sebagai Daerah Istimewa dan otonomi khusus
ini bisa memberikan manfaat sebesar-besarnya, bukan hanya bagi kemajuan
dan kesejahteraan rakyat Aceh, tapi juga bagi kemakmuran kita bersama
sebagai bangsa serta memperkokoh NKRI yang ber-Bhinneka Tunggal Ika,"
ujarnya.
Untuk
mewujudkan harapan tersebut memang diakui bukan hal yang mudah bila
melihat sejumlah tantangan yang harus dihadapi bersama oleh pemerintah
pusat dan daerah. Pertumbuhan ekonomi Aceh pada kuartal pertama tahun
2017 ini sendiri berada pada angka 2,87 persen yang masih di bawah angka
pertumbuhan ekonomi nasional pada periode yang sama, yakni sebesar 5,01
persen.
"Oleh sebab
itu, gubernur, wakil gubernur, dan seluruh jajaran Pemerintah Provinsi
Aceh memiliki sebuah pekerjaan rumah yang besar bekerja keras mengelola
dan memanfaatkan seluruh potensi dan keunggulan Aceh agar dapat
mendongkrak laju pertumbuhan ekonomi. Dengan modal kekayaan alam dan
potensi yang dimiliki Aceh, saya yakin kita akan dapat membuat
pembangunan antardaerah di Aceh lebih tersebar secara merata dan mampu
menekan jumlah pengangguran terbuka di Provinsi Aceh, yang saat ini
berada pada angka 7,39 persen," ucapnya.
Dalam
kesempatan tersebut, Presiden Joko Widodo menitip pesan kepada Gubernur
Aceh agar memfokuskan perhatiannya dalam pengembangan sektor-sektor
unggulan Aceh, utamanya dalam sektor pertanian dan industri pengolahan.
Hilirisasi industri juga dianggap penting untuk memberikan nilai tambah
dari pemanfaatan sumber daya alam yang dimiliki Aceh serta membuka lebih
banyak lapangan pekerjaan.
"Untuk
menopang sektor unggulan, pemerintah pusat akan mempercepat
proyek-proyek infrastruktur di Aceh, mulai dari pembangunan beberapa
bendungan, pembangunan pembangkit tenaga listrik, sampai dengan
percepatan pembangunan infrastruktur untuk KEK (Kawasan Ekonomi Khusus)
Lhokseumawe," ia menambahkan.
Presiden
juga mengingatkan agar dalam setiap upaya pembangunan yang dilakukan di
Provinsi Aceh, tetap menjunjung tinggi nilai-nilai budaya dan kearifan
lokal. Selain itu, ia juga berharap agar pembangunan itu mampu mendorong
partisipasi dan keterlibatan warga Aceh dalam memajukan daerahnya.
Sumber
[Kepala Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden
Bey Machmudin]
Posting Komentar
Posting Komentar