JAKARTA | GLOBAL SUMUT-Kasus perundungan atau bullying yang terjadi di Universitas Gunadarma
dan sebuah SMP di Thamrin City baru-baru ini menjadi peringatan bahwa
banyak yang harus terus diperbaiki dalam sistem pendidikan dan sosial
kita. Dibutuhkan penyikapan yang tidak konvensional terhadap fenomena
yang terus terulang ini.
"Tahun-tahun
kemarin terjadi, tahun ini juga terjadi. Padahal dulu mendikbud sudah
melarang MOS karena potensial terjadi bullying. Artinya kita perlu
treatment berbeda dalam menyikapi hal ini," demikian disampaikan
Fungsionaris DPP Partai NasDem Virgie Baker, Kamis (20/7) di Jakarta.
Menurutnya,
perundungan bisa terjadi karena banyak faktor. Kehidupan sehari-hari
pelaku di rumah dan lingkungan, cara orang tua mendidik yang tanpa sadar
cenderung bersifat bullying, serta tontonan televisi dan internet,
menjadi beberapa faktornya.
“Ditambah
sekolah formal sekarang memang lebih banyak mengedepankan prestasi dari
sudut nilai pelajaran. Padahal pendidikan membentuk pribadi yang
memiliki empati, kepedulian sosial, tidak kalah penting agar karakter
yang terbentuk adalah anak yang bisa saling menghormati dan menghargai.
Dalam proses ini sekolah tidak boleh lepas tangan," papar Virgie.
Mantan
presenter Metro TV ini juga menyampaikan, mengeluarkan siswa dari
sekolah atau kampus sebagai hukuman bagi pelaku perundungan harusnya
jadi solusi terakhir. Mereka masih remaja yang perlu mendapatkan
bimbingan dari sekolah.
Dia
mengingatkan, anak-anak seusia itu adalah mereka yang sedang mencari
jati diri dan membutuhkan lebih banyak perhatian. Dalam hal ini,
pemerintah dan sekolah harus lebih aktif untuk menciptakan ruang-ruang
ekspersi positif sehingga siswa sekolah tidak menjadi agresif terhadap
temannya.
“Kalau
anak itu dikeluarkan dari sekolah dia mau kemana? Pasti orang tuanya
akan kerepotan mencari sekolah baru, karena latar belakang anaknya yang
pernah melakukan tindakan negatif. Ini akan berpengaruh pada masa depan
anak," pungkas Virgie.
Posting Komentar
Posting Komentar