JAKARTA | GLOBAL SUMUT-Fraksi Partai NasDem memberikan
apresiasi atas keberhasilan pemerintah dalam menjalankan UU Nomor 14
Tahun 2015 terkait pelaksanaan APBN 2015 yang selanjutnya diubah menjadi
UU No. 12 Tahun 2016 menjadi pelaksanaan APBN-P TA 2016.
Ini
diungkapkan oleh Anggota Badan Anggaran DPR dari Fraksi Partai NasDem
Taufiqulhadi saat menyampaikan pandangan fraksinya terhadap laporan
keuangan negara Tahun Anggaran 2016 dalam Rapat Paripurna di Komplek
Parlemen, Senayan, Selasa (11/7).
Fraksi Partai NasDem, terang Taufiq, menilai keberhasilan ini berdasarkan dua alasan pokok.
Pertama,
terhitung sejak 2004 atau dua belas tahun jalannya pergantian roda
kepemimpinan, baru di era Presiden Jokowi pada Tahun 2016 ini sesuai
hasil audit LKPP, mendapatkan penilaian opini wajar tanpa pengecualian
(WTP).
Dengan penilaian ini, maka apa yang diharapkan atas pengelolaan keuangan negara yang akuntabel dan terpercaya bisa terjamin.
"Ini
juga bisa terlihat dari laporan keuangan dari kementerian dan lembaga
(LKKL) serta laporan keuangan bendahara negara (LKBUN) yang juga
mendapatkan penilaian serupa dari Badan Pemeriksa Keuangan," terangnya.
Taufiq
melanjutkan, sebanyak 72 dari 84 kementerian dan lembaga negara atau
setara 85 % mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian. Hanya delapan
kementerian dan lembaga saja yang mendapatakan opini wajar dengan
pengecualian serta lainnya mendapatkan opini tidak memberikan pendapat.
"Raihan ini sangat menggembirakan dibandingkan dengan laporan keuangan negara pada tahun 2015," imbuh Taufiq.
Alasan
pokok kedua, sambungnya, pemerintah mampu melaksanakan target dan
program yang sudah direncanakan dalam baik APBN maupun APBN-P 2016
sesuai dengan asumsi makro yang ditetapkan antara pemerintah dan
legislatif.
"Walau
memang sedikit pertumbuhan ekonomi agak meleset dari yang diperkirakan
di angka 5,2 persen dalam APBN-P 2016 hanya bisa direalisasikan
ditataran angka 5,025 persen, namun raihan ini dianggap cukup
menggembirakan," jelas legislator dapil Jawa Timur IV ini.
Apalagi
dengan kondisi pasang surutnya perekonomian global, Taufiq
melanjutkan, Indonesia masih bisa tumbuh dalam ekonomi yang positif dan
lebih tinggi dari angka di tahun sebelumnya yang hanya di kisaran 4,8
persen. Ini membuktikan juga bahwa dalam kodisi tersebut, Indonesia
masuk dalam negara yang kategori memiliki perekonomian besar karena
memiliki kemampuan bertahan dalam angka pertumbuhan ekonomi di angka 5
persen dibandingkan negara kawasan ASEAN maupun dunia lainnya.
Kendatipun
demikian, NasDem tetap memberikan catatan agar pemerintah lebih
mengamati serta cermat terhadap hal-hal yang terkait keuangan negara
salah satu dalam penerimaan negara melalui sektor pajak.
Dalam
sektor ini, antara targetan dengan capaian belum realistis. Sejak 2008
lalu, menurut Taufiq, negara selalu mematok besaran target pajak di
angka 1.500 triliun. Begitu pula pada target APBN 2016 lalu pada angka
yang sama tetapi pemasukan negara di sektor ini hanya mencapai kisaran
1,200 triliun saja.
"Jika ini tidak dicermati, maka akan menimbulkan ketimpangan dalam indikator fiskal guna melunasi hutang negara," ujarnya.
Oleh
karenanya, Fraksi Partai NasDem berharap agar Pemerintah tetap
memperhatikan serta memanfaatkan perubahan anggaran agar terkoreksi
lebih tajam.
"Dengan
berbagai dinamika ekonomi dalam negeri dan global maka patut kita
syukuri, Indonesia masih memiliki fondasi ekonomi yang kuat. Dengan
ini, Fraksi Partai NasDem menyatakan menyetujui dan menerima laporan
pertanggungan jawaban APBN 2016 dari Pemerintah yang selanjutnya untuk
dibahas menjadi undang-undang," kata Taufiq mengakhiri pandangan
Fraksi.[rs]
Posting Komentar
Posting Komentar