TEBING TINGGI | GLOBAL SUMUT- Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Tengku Erry Nuradi memperoleh gelar Tengku Pangeran Indra Diraja dari Kerajaan Negeri Padang Deli pada acara penganugerahan gelar Kebangsawanan Melayu Kerajaan Negeri Padang Deli 2017 sekaligus Halal Bihalal di GOR Asber Nasution, Kota Tebing Tinggi, Senin (24/07/2017).
Hadir Wali Kota Tebing Tinggi Umar Zunaidi Hasibuan, Kapolres Tebing Tinggi AKBP Ciceu Cahyati, Pemangku Adat Kerajaan Negeri Padang Tengku Nurdinsyah Alhajj Gelar Maharaja Bongsu, Wakil Bupati Sergai Dharma Wijaya para pimpinan SKPD Provinsi serta perwakilan dari Kesultanan Pantai Timur Sumatera dan para tokoh penerima gelar dari Kerajaan Negeri Padang.
Dalam kesempatan itu, Gubsu Erry Nuradi menyampaikan pesan kepada tokoh adat khususnya puak Melayu, untuk menjadi jarum dan benang yang berperan mengeratkan dan menyatukan masyarakat.
“Kita tentu berharap tokoh adat dan tokoh masyarakat Melayu, bisa menjadi jarum dan benang yang berguna mengeratkan atau menyatukan kain yang terpisah, bukan menjadi gunting yang memisahkan yang sudah bersatu,” tandas Tengku Erry.
Erry menyampaikan, saat ini kita memang sangat merindukan suasana adat budaya yang menjunjung tinggi etika, sopan santun dan budi bahasa. Semoga pelaksanaan upacara penganugerahan ini mendapat ridho Allah dan dapat memberikan manfaat, bukan hanya bagi masyarakat Melayu, melainkan seluruhnya di Sumatera Utara.
Pada acara yang diselingi pengukuhan Datuk Pemangku Kampung Kerajaan Negeri Padang dan Pengukuhan Pengurus Ikatan Sarjana Melayu Tebing Tinggi itu, Gubernur menilai, upacara seperti ini adalah satu hal yang strategis jika dilihat dari persoalan yang dihadapi bangsa saat ini seperti gejala separatisme dan disintegrasi bangsa.
“Karenanya diharapkan upacara penganugerahan ini diharapkan mampu berperan sebagai sarana menciptakan harmonisasi di masyarakat yang menjunjung tinggi nilai budaya dan adat istiadat dalam wadah NKRI,” kata Erry.
Erry menekankan, upacara tersebut bukan untuk membangkitkan feodalisme yang sudah lama ditinggalkan serta bukan untuk mengkultuskan seseorang. Melainkan dapat dijadikan sarana retrospeksi terhadap kehidupan masa lalu yang memiliki nilai tambah untuk diadopsi dalam kehidupan. Karena itu, antara ulama, umaro dan adat adalah tiga sejaringan yang penting dalam kehidupan.
“Adat istiadat menjadi penerang dan pegangan hidup bagi masyarakat Melayu, sebab adat itu jika tidur menjadi tilam, jika berjalan menjadi payung, jika di laut menjadi perahu, jika di tanah menjadi pasak (tiang), orang hidup dikandung adat, dan orang mati dikandung tanah,” ucap Erry di hadapan seribuan warga Tebing Tinggi yang hadir.
Penerima gelar adat termasuk dirinya, lanjut Erry, memiliki tanggungjawab moral besar. Dituntut mampu melakukan upaya pemeliharaan dan pengembangan jatidiri dan identitas ke-Melayu-an di tengah masyarakat.
Sebab diakuinya, orang Melayu dikenal terbuka dan berinteraksi dengan ragam budaya lain. Hidup bersama dengan kelompok suku bangsa lain dan berasimilasi.
“Semoga dengan rangkaian acara termasuk Pengukuhan Relawan Kompeten ini, akan memberi kontribusi yang luas dan nyata bagi terciptanya kerukunan masyarakat, terpeliharanya persatuan, lestarinya adat istiadat dan budaya Melayu,” sebut Erry.
Usai menerima gelar Tengku Pangeran Indra Diraja Kerajaan Negeri Padang bersama tokoh lainnya, Erry pun diberi tanda gelar berupa kain selempang dan keris kehormatan. Selanjutnya, selaku Gubernur Sumut, menandatangani prasasti peresmian Gedung Melayu Centre Negeri Padang.
Sementara Wali Kota Tebing Tinggi Umar Zunaidi Hasibuan Gelar Datuk Putra Utama Negeri Padang, menyampaikan kegiatan ini akan menjadi agenda tahunan yang masuk kalender even.
Upacara adat seperti ini diharapkan menjadi bagian dari pembentukan karakter Indonesia yang berbudaya, sekaligus semangat mencintai budayanya.
“Insya Allah Pemko Tebing Tinggi akan mendukung. Bagaimana budaya ini dikenal generasi muda. Saya berharap para Sultan juga mendukung pemerintah. Karenanya kami berharap sinergitas dan kerjasama dapat terlaksana dengan sebaiknya,” kata Umar yang mengucapkan terimakasih atas kehadiran Gubernur.
Pemangku Adat Kerajaan Negeri Padang Tengku Nurdinsyah Alhajj Gelar Maharaja Bongsu menyampaikan rasa syukur atas apresiasi Gubernur atas kegiatan ini.
Hal ini dilakukan agar generasi memahami sejarah leluhurnya. Apalagi dengan terbitnya buku sejarah kerajaan mereka, generasi muda tidak terombang-ambing tanpa jati diri yang jelas..[rs]
Hadir Wali Kota Tebing Tinggi Umar Zunaidi Hasibuan, Kapolres Tebing Tinggi AKBP Ciceu Cahyati, Pemangku Adat Kerajaan Negeri Padang Tengku Nurdinsyah Alhajj Gelar Maharaja Bongsu, Wakil Bupati Sergai Dharma Wijaya para pimpinan SKPD Provinsi serta perwakilan dari Kesultanan Pantai Timur Sumatera dan para tokoh penerima gelar dari Kerajaan Negeri Padang.
Dalam kesempatan itu, Gubsu Erry Nuradi menyampaikan pesan kepada tokoh adat khususnya puak Melayu, untuk menjadi jarum dan benang yang berperan mengeratkan dan menyatukan masyarakat.
“Kita tentu berharap tokoh adat dan tokoh masyarakat Melayu, bisa menjadi jarum dan benang yang berguna mengeratkan atau menyatukan kain yang terpisah, bukan menjadi gunting yang memisahkan yang sudah bersatu,” tandas Tengku Erry.
Erry menyampaikan, saat ini kita memang sangat merindukan suasana adat budaya yang menjunjung tinggi etika, sopan santun dan budi bahasa. Semoga pelaksanaan upacara penganugerahan ini mendapat ridho Allah dan dapat memberikan manfaat, bukan hanya bagi masyarakat Melayu, melainkan seluruhnya di Sumatera Utara.
Pada acara yang diselingi pengukuhan Datuk Pemangku Kampung Kerajaan Negeri Padang dan Pengukuhan Pengurus Ikatan Sarjana Melayu Tebing Tinggi itu, Gubernur menilai, upacara seperti ini adalah satu hal yang strategis jika dilihat dari persoalan yang dihadapi bangsa saat ini seperti gejala separatisme dan disintegrasi bangsa.
“Karenanya diharapkan upacara penganugerahan ini diharapkan mampu berperan sebagai sarana menciptakan harmonisasi di masyarakat yang menjunjung tinggi nilai budaya dan adat istiadat dalam wadah NKRI,” kata Erry.
Erry menekankan, upacara tersebut bukan untuk membangkitkan feodalisme yang sudah lama ditinggalkan serta bukan untuk mengkultuskan seseorang. Melainkan dapat dijadikan sarana retrospeksi terhadap kehidupan masa lalu yang memiliki nilai tambah untuk diadopsi dalam kehidupan. Karena itu, antara ulama, umaro dan adat adalah tiga sejaringan yang penting dalam kehidupan.
“Adat istiadat menjadi penerang dan pegangan hidup bagi masyarakat Melayu, sebab adat itu jika tidur menjadi tilam, jika berjalan menjadi payung, jika di laut menjadi perahu, jika di tanah menjadi pasak (tiang), orang hidup dikandung adat, dan orang mati dikandung tanah,” ucap Erry di hadapan seribuan warga Tebing Tinggi yang hadir.
Penerima gelar adat termasuk dirinya, lanjut Erry, memiliki tanggungjawab moral besar. Dituntut mampu melakukan upaya pemeliharaan dan pengembangan jatidiri dan identitas ke-Melayu-an di tengah masyarakat.
Sebab diakuinya, orang Melayu dikenal terbuka dan berinteraksi dengan ragam budaya lain. Hidup bersama dengan kelompok suku bangsa lain dan berasimilasi.
“Semoga dengan rangkaian acara termasuk Pengukuhan Relawan Kompeten ini, akan memberi kontribusi yang luas dan nyata bagi terciptanya kerukunan masyarakat, terpeliharanya persatuan, lestarinya adat istiadat dan budaya Melayu,” sebut Erry.
Usai menerima gelar Tengku Pangeran Indra Diraja Kerajaan Negeri Padang bersama tokoh lainnya, Erry pun diberi tanda gelar berupa kain selempang dan keris kehormatan. Selanjutnya, selaku Gubernur Sumut, menandatangani prasasti peresmian Gedung Melayu Centre Negeri Padang.
Sementara Wali Kota Tebing Tinggi Umar Zunaidi Hasibuan Gelar Datuk Putra Utama Negeri Padang, menyampaikan kegiatan ini akan menjadi agenda tahunan yang masuk kalender even.
Upacara adat seperti ini diharapkan menjadi bagian dari pembentukan karakter Indonesia yang berbudaya, sekaligus semangat mencintai budayanya.
“Insya Allah Pemko Tebing Tinggi akan mendukung. Bagaimana budaya ini dikenal generasi muda. Saya berharap para Sultan juga mendukung pemerintah. Karenanya kami berharap sinergitas dan kerjasama dapat terlaksana dengan sebaiknya,” kata Umar yang mengucapkan terimakasih atas kehadiran Gubernur.
Pemangku Adat Kerajaan Negeri Padang Tengku Nurdinsyah Alhajj Gelar Maharaja Bongsu menyampaikan rasa syukur atas apresiasi Gubernur atas kegiatan ini.
Hal ini dilakukan agar generasi memahami sejarah leluhurnya. Apalagi dengan terbitnya buku sejarah kerajaan mereka, generasi muda tidak terombang-ambing tanpa jati diri yang jelas..[rs]
Posting Komentar
Posting Komentar