MEDAN | GLOBAL SUMUT-Gubernur Sumatera Utara (Gubsu)
Tengku Erry Nuradi menghadiri Apel Tahunan Pekan Perkenalan Khutbatul
Arsy Pesantren Ar Raudlatul Hasanah di Jalan Setia Budi Ujung/ Jalan
Jamin Ginting Km11 Paya Bundung, Medan Tuntungan, Minggu (23/07/2017).
“Mekanisme
perpaduan seperti di Pesantren Ar Raudlatul Hasanah Medan, insyaallah
akan melahirkan tamatan yang mumpuni yaitu memiliki keseimbangan antara
kecerdasan intelejensi, kecerdasan emosi dan kecerdasan spritual dalam
kepribadian para alumninya,” ucap Gubsu Erry Nuradi.
Sebab,
ditengah sejumlah tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia dewasa ini
seperti halnya ancaman terdegradasi mental dan moral, terkikisnya rasa
persatuan dan kesatuan, serta ancaman bahaya narkoba dan pornografi
kehadiran pesantren dinilai cukup relevan sebagai salah satu agen
pembangunan khususnya di bidang pendidikan.
Pesantren
Raudlatul Hasanah sebagai lembaga pendidikan yang secara operasional
telah berhasil menerapkan perpaduan tiga lingkungan pendidikan sekaligus
dalam proses pembelajarannya yaitu lingkungan informal (keluarga)
formal (sekolah) dan non formal (masyarakat).
Dalam
kesempatan itu, Gubsu Erry mengingatkan, tantangan yang akan di hadapi
bangsa Indonesia semakin berat dan kompleks. Oleh karenanya, perlu
adanya gerakan seluruh komponen bangsa untuk bersatu dan terpanggil
untuk bersama-sama menyelesaikan persoalan yang ada.
Sebagaimana
cita-cita yang dirumuskan para pendiri bangsa yakni terciptanya
masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang
Dasar 1945 tentunya akan sulit terwujud jika masing-masing komponen
berjalan sendiri-sendiri.
Secara
ril, lanjut Gubsu, Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah
dengan iklim yang bersahabat. Tetapi keunggulan ini tidak serta merta
dapat menghasilkan karya-karya unggulan yang bermanfaat untuk mendorong
Indonesia sebagai bangsa yang maju dan sejahtera. Termasuk juga
menjadikan Sumatera Utara sebagai provinsi yang bersaya saing, sejahtera
dan lebih paten.
“Seorang
pakar manajemen dan strategi bisnis, Michael Porter dalam penelitiannya
menemukan bahwa kemajuan suatu negara tidaklah ditentukan oleh kekayaan
alam yang berlimpah atau keunggulan komparatif tetapi lebih ditentukan
oleh keunggulan kompetitif yaitu kemampuan suatu bangsa dalam
membangkitkan saya saing sehingga mampu memproduksi barang-barang yang
berkualitas,” ucap Erry.
Erry
mencontohkan, negara Swiss yang sukses menjadi negara produsen makanan
terbesar di dunia walaupun hanya memiliki 11 persen daratan. Ironisnya
lagi, Swiss bukanlah negara yang memiliki perkebunan coklat, tetapi
Swiss cukup terkenal sebagai penghasil coklat olahan terbaik di dunia.
Lebih
lanjut dikatakan Erry, berdasarkan analisa para pengamat dalam dan luar
negeri, Indonesia saat ini menghadapi sedikitnya dua permasalahan
krusial yang sangat mendesak untuk disikapi bersama-sama yaitu rendahnya
kualitas sumber daya manusia yang kita miliki dan kelunturan jati diri
kita sebagai satu bangsa yang bermartabat.
Kedua
tantangan tersebut bermuara kepada sektor pendidikan yang jauh
tertinggal dibanding negara-negara tetangga. Sektor pendidikan merupakan
center poin yang sangat berperan dalam mengatasi berbagai persoalan
sosial yang sedang dialami bangsa ini, terang Erry.
“Untuk
itu besar harapan saya, Pesantren Ar Raudlatul Hasanah Medan ini
kedepan dapat memberikan kontribusi yang besar, bersinerji dengan
pemerintah dan elemen lainnya dalam upaya pembangunan bidang pendidikan
demi mewujudkan cita-cita para pendiri Negara Kesatuan Republik
Indonesia,” tandas Erry.[Ulfah]
Posting Komentar
Posting Komentar