JATENG | GLOBAL SUMUT-Pemerintah harus melindungi
tembakau lokal dengan membatasi impor tembakau, kata Ketua Asosiasi
Petani Tembakau Indonesia (APTI) Agus Parmuji.
"Pemerintah
harus segera mengambil langkah nyata guna melindungi tembakau lokal,
seperti pembatasan impor serta pengenaan bea masuk yang lebih tinggi,"
katanya di Temanggung, Kamis.
Ia
mengatakan hal tersebut dihadapan Bupati Temanggung Bambang Sukarno dan
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo pada peresmian Kampung KB di Dusun
Seman, Desa Wonosari, Kecamatan Kedu, Temanggung.
Ia menuturkan selama ini bea impor yang dikenakan baru sebesar lima persen.
Agus menilai jumlah ini masih rendah dan idealnya bea impor pada kisaran angka 40 persen.
"Kami
berharap Pak Ganjar bisa membantu mengendalikan impor tembakau.
Apalagi, saat ini masih hujan, semoga saat panen sudah memasuki musim
kemarau dan petani bisa meraih hasil maksimal," kata Agus yang juga
Kades Wonosari ini.
Menurut
dia, ada sembilan faktor yang membuat petani lokal rela mati-matian
memperjuangkan penolakan impor tembakau, yakni melindungi produk
tembakau dalam negeri, mencegah komoditas penting jatuh ke tangan negara
lain, potensi Indonesia memproduksi sendiri masih terbuka, "multiplier
effect" untuk menumbuhkan perekonomian.
Selain
itu, kata Agus, mempermudah pengawasan dan pengendalian harga,
meningkatkan kapasitas petani lokal, mendongkrak mutu serta kuantitas
produk tembakau dalam negeri, menekan keluarnya devisa ke luar negeri,
dan memperkokoh neraca pembayaran.
Ia
menuturkan alasan penolakan petani lokal terhadap membanjirnya tembakau
impor asal negara Tiongkok, Amerika Serikat, India, Turki, dan Zimbabwe
ke Indonesia, terutama karena kekhawatiran atas minimnya serapan
tembakau lokal oleh pabrikan.
"Kebutuhan
tembakau nasional setiap tahun sebesar 350.000 ton, 150.000 ton di
antaranya tembakau impor. Padahal sebenarnya kita sendiri mampu
meningkatkan jumlah produksi nasional dari yang ada saat ini sebanyak
195.000 ton per tahun, maka kami mendesak agar pemerintah segera
mengesahkan RUU Pertembakuan yang dapat menjadi jalan penyelamat petani
lokal," katanya.[rs]
Posting Komentar
Posting Komentar