MEDAN | GLOBAL SUMUT-Kapolri Jend Tito Karnavian
menegaskan, kondisi persatuan dan kesatuan kita saat ini sedang diuji.
Oleh karenanya, Kapolri merasa berkepentingan menghadiri Seminar
Nasional yang digagas IMM di Kota Medan saat ini.
“Oleh
karenanya saya merasa penting hadir disini untuk memberikan
masukan-masukan kebhinekaan dan kebangsaan. Hal ini seiring dengan
diujinya kebhinekaan dan kebangsaan dengan dinamika-dinamika yang
terjadi saat ini dibeberapa daerah ditanah air,” ujar Jenderal Tito
dalam seminar nasional Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) di Asrama
Haji Pangkalan Masyhur Medan, Rabu (17/5/2017).
Seminar
digelar dalam rangkaian Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) IMM yang
juga bertempat di Asrama Haji Jalan Jend AH Nasution Medan.
Hadir
Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Tengku Erry Nuradi, Kapolda Sumut Irjen
Pol Rycko Amelza Dahniel, Wali Kota Medan Dzulmi Eldin, Ketua Umum DPP
IMM Taufan Putra Korompot, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumut
Prof Hasyimsyah Nasution, Ketua IMM Sumut Budi Setiawan dan unsur FKPD
lainnya serta undangan.
Dikatakan
Kapolri, sejarah telah membuktikan bahwa pemuda merupakan ujung tombak
dari pergerakan pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Hal ini diawali dengan pergerakan kebangaan pada Tahun 1908 oleh Bung
Tomo.
Embrio pergerakan
ini berlanjut pada tahun 1928 dengan dideklarasikannya Sumpah Pemuda
yang mengikrarkan tiga poin, yaitu menegaskan cita-cita akan ada tanah
air Indonesia, berbangsa Indonesia, dan bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan.
Dari ikrar
tersebut lanjut Tito terlihat jelas bahwa mereka berusaha membuat satu
kepentingan kebangsaan dan suasana kebatinan menyatukan segala perbedaan
yang ada baik itu suku, ras dan agama.
Sebagai
institusi yang berdasarkan UU memiliki fungsi menciptakan pelayanan dan
keamanan serta turut serta menjaga keutuhan NKRI, Tito pun berharap
peran serta masyarakat termasuk mahasiswa sebagai inti dari pergerakan
pemuda.
“Kita punya
kewajiban yang sama menjaga kebhinekaan dan kebangsaan. Rakornas
diharapkan dapat menjadi wadah untuk menyamakan persespi. Peran pemuda
sangat penting dalam kehidupan berbangsa bernegara.
Kita
ketahui sejarah pembentukan bangsa ini unik. Saya yakin adik-adik IMM
para intelektual yaitu memiliki kelebihan cara berpikir lewat metodologi
sebelum mengambil kesimpulan berdasarkan data dan fakta,”ujarnya.
Lebih
lanjut Kapolri mengatakan, semboyan Bhinneka Tunggal Ika bukanlah hal
yang main-main dan perlu dijaga dan dirawat. Melihat hal tersebut Tito
pun berpesan kepada peserta Rakornas agar nantinya turut membahas
persoalan bangsa khususnya terkait persatuan bangsa.
“Pertanyaannya,
apakah kita akan mampu mempertahankan NKRI. Apakah ada potensi pecahnya
NKRI. Kalau ada, apa penyebabnya atau yang apa berpotensi NKRI itu
pecah. Selain itu pertanyaannya bagaimana agar NKRI ini tidak pecah. Apa
yang harus dilakukan. Hal ini bisa dibahas di Rakornas agar keutuhan
NKRI ini tetap terpelihara,” terangnya.
Dalam
kesempatan itu, Tito juga menyampaikan bahwa salah satu aspek utama
perpecahan bangsa adalah aspek ekonomi atau aspek internal. Persoalan
kesenjangan menurutnya acap kali membuat persatuan bangsa terpecah.
Oleh
karenanya, lanjut Tito, perlu adanya peran serta pemerintah dan
masyarakat agar kelas menengah lebih besar dibandingkan masyarakat kelas
bawah. Karena akar masalah utama adalah persoalan pemerataan
pembangunan.
“Bangsa
yang kuat adalah bangsa yang kelas menengahnya kuat. Kita belum mampu
karena masih didominasi dengan kelas bawah. Ini bukan hal yang mudah
oleh karenanya saat pemerintah kita sedang bekerja mengangkat kelas
bawah menjadi masyarakat kelas menengah,” ujarnya lagi.
Sedangkan
faktor eksternal adalah politik internasional dimana dalam teori berupa
anarki atau tidak beraturan. Didalam politik luar negeri berlaku hukum
rimba. Oleh karenanya dibutuhkan keseimbangan kekuatan.
Hal
senada juga disampaikan Gubsu Tengku Erry Nuradi. Tema seminar ini
yakni peran mahasiswa guna memperkokoh kebhinnekaan dan kebangsaan dalam
rangka menjaga keutuhan NKRI sangat cocok melihat kondisi saat ini.
“Oleh
karenanya, sangatlah tepat dengan kondisi kebhinekaan kita yang sedang
diuji. Kita sebagai anak bangsa harus solid, jangan mau dipecah belah.
Perbedaan harusnya membuat kita semakin kuat. Bersama kita membangun
untuk kesejahteraan masyarakat luas. Akhirnya saya ucapkan selamat dan
sukses atas terselenggaranya kegiatan ini,” demikian Tengku
Erry.[rs/gbs]
Posting Komentar
Posting Komentar