MEDAN
| GLOBAL SUMUT-Pemerintah Provinsi Sumut berupaya untuk mengejar target
swasembada daging di Sumut. Hal ini bukan tidak mungkin mengingat Sumut
memiliki sumber daya alam yang baik.
Oleh
karenanya, Gubernur Tengku Erry Nuradi mengharapkan, Sumut tidak lagi
mengimpor daging dari luar sehingga harga daging di Sumut dapat ditekan.
“Dengan
jumlah luas areal padang pengembalaan dan perkebunan seluas lebih
kurang 1,2 juga Ha, seharusnya dapat menjadi potensi usaha budaya ternak
sapi,” ujar Erry dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Upaya Khusus
Sapi/Kerbau Indukan Wajib Bunting (UPSUS SIWAB) yang digelas Dinas
Ketahanan Pangan dan Peternakan Provsu di Hotel Garuda Plaza Medan, Rabu
(19/4/2017).
Gubsu
menjelaskan, dengan konversi dua ekor per hektar sapi tentu bisa
mencapai 2,4 juta ekor. Sementara saat ini populasi sapi di Sumut hanya
654.185 ekor. “Dari potensi ini terlihat bahwa peluang Sumut masih
sangat besar untuk meningkatkan pendapatan melalui usaha budi daya
ternak secara intensif dan pola integrasi ternak dan perkebunan,” kata
Erry.
Dalam kesempatan
itu, Erry juga mengatakan, pembangunan peternakan merupakan bagian dari
pembangunan pertanian sehingga kemajuan pembangunan pada sektor ini
menjadi kemajuan bagi ketahanan pangan Sumut.
Oleh
karenanya, dengan sumber daya alam yang terbatas maka perlu penerapan
3G, yaitu Good Farming Practises yaitu pengelolaan budi daya yang baik,
Good Handling Practises yaitu penanganan pasca panen yang baik dan Good
Manufacturing Practises yaitu pengolahan hasil yang baik.
“Di
sinilah peran para petugas lapangan terutama para inseminator yang
tersebar di seluruh kabupaten/kota sangat diharapkan dalam transfer ilmu
dan teknologi yang mampu meningkatkan usaha budidaya ternak para
peternak yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan kesejahteraan
mereka,” sebut Gubsu Erry.
Dikatakan
Erry, untuk capaian target UPSUS SIWAB maka pemerintah pusat diharapkan
tetap menggelar program ini secara berkesinambungan, sehingga target
swasembada daging nasional dapat tercapai. Selain itu, tim pendamping
pusat dan provinsi agar berkoordinasi dan melakukan pendampingan secara
lebih intensif di kabupaten/kota.
Selain
itu, kata Gubsu, para petugas inseminator fokus melaksanakan inseminasi
buatan sekaligus mensosialisasikan program UPSUS SIWAB. “Ikatan
Inseminator Indonesia cabang Sumut diharapkan dapat berperan aktif
mendukung UPSUS SIWAB, sehingga target kelahiran sebanyak 68 ribu ekor
anak sapi dan kerbau dapat tercapai,” paparnya.
Selain
membuka Rakor, Erry juga berkesempatan penyerahan secara simbolis
kepada tiga orang mewakili Kepala Dinas yang membidangi peternakan
Kabupaten Kota berupa Kontainer Depo, Kontainer Lapangan, Semen Beku, N2
cair, hormone, penandaan ternak dan kartu ternak.
Selanjutnya,
pemberian KIT Inseminator yang terdiri dari plastic seath, plastic
glove dan lainnya kepada Ketua Ikatatan Inseminator Indonesia (IKINDO)
Sumut. Lima orang perwakilan petugas inseminator juga mendapat satu buah
power bank dan sepuluh eksemplar kalender Dinas ketahanan pangan dan
Peternakan tahun 2017 untuk ditempelkan di masing-masing pos inseminasi
buatan dan unit layanan inseminasi buatan Kabupaten Kota. Selain itu,
Gubsu juga memberikan penghargaan kepada tiga orang petugas inseminator
berprestasi tahun 2017.
Sementara
itu, Ketua Panitia sekaligus Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan
Peternakan Provsu Dahler mengatakan target Inseminasi buatan (IB)
sebesar 125.900 ekor, taget bunting 84.140 ekor dan target lahir 68.326
ekor sapi atau kerbau. Dari target tersebut baru terealisasi inseminasi
buatan (IB) 28.670 ekor atau 23 persen dari target, bunting 8.950 (12%)
dan lahir 5.660 ekor (10%).
Dikatakan
Dahler untuk keberhasilan UPSUS SIWAB juga dilaksanakan beberapa
kegiatan pendukung kegiatan diantaranya penyediaan bibit rumput dan
penanaman sebanyak 11 juta stek sebagai pakan ternak, penyedian
konsentrat, penyediaan semen beku dan N2 cair, penyediaan container
lapangan dan depo serta pendukung inseminasi buatan di lapangan.
Disamping
itu, untuk meningkatkan gairah peternak dalam berusaha, pemerintah
menyediakan jaminan asuransi ternak berupa subsidi pembayaran premi
sebesar Rp160 ribu dari total premi Rp200 ribu.
Dengan
demikian peternak cukup membayar sebesar Rp40 ribu perekor dengan
pertanggungan sebesar Rp10 juta untuk ternak mati dan Rp6juta untuk
ternak hilang. Target ternak yang diasuransikan di Sumut pada tahun 2017
sebanyak 10 ribu ekor yang pelaksanaannya dikerjasamakan dengan PT
Asuransi Jasindo.
“Rakor
ini diikuti sebanyak 450 inseminator terdiri dari Inseminator Kabupaten
Kota, penanggungjawab tim supervise dan pendamping UPSUS SIWAB Sumut,
Kepala Dinas yang membidangi fungsi peternakan kabupaten kota, kepala
bidang yang menangani UPSUS, dan Pokja dan Pendamping UPSUS SIWAB Dinas
Ketahanan pangan dan Peternakan Sumut,” ujarnya.[rs]
Posting Komentar
Posting Komentar