MEDAN
| GLOBAL SUMUT-Untaian kalimat memuji asma Allah berkumandang
mengiringi tangis dan saling bermaafan ribuan warga Sumut dalam kegiatan
tabligh akbar Hari Jadi ke 69 Provinsi Sumatera Utara sekaligus
Peringatan Israk Mikraj Nabi Besar Muhammad SAW di Lapangan Merdeka
Medan, Senin (25/4/2017).
Dipandu oleh Muhammad Nur Maulana (Ustadz Maulana), Gubsu Tengku Erry memanjatkan doa dan harapannya bagi Sumatera Utara.
“Lindungi
seluruh masyarakat Sumatera Utara, hindarkan kami dari keseulitan,
hindarkan kami dari bencana. Jauhkan kami dari buruk sangka, berkahi
hidup kami ya Allah,” ucap Tengku Erry dengan suara serak menahan haru.
Hampir
sebagian besar jamaah yang larut dalam munajat doa pun tidak kuasa
menaahan tangis. Bukan hanya Gubsu, Wakil Gubsu Nurhajizah juga
berkesempatan memohon doa untuk kaum perempuan Sumut serta generasi muda
Sumut.
Usai memimpin
doa bersama, Ustad Maulana juga memimpin pelaksanaan sujud syukur
masyarakat berikut para pemimpinnya. Usai bersujud, Ustad Maulana
mengajak seluruh hadrin bermaaf-maafan, dimulai unsur pejabat yang hadir
yakni Gubsu, Wagubsu, Walikota Medan Dzulmi Eldin dan Sekda Provsu
Hasban Ritonga dan diikuti seluruh jamaah.
Sebelumnya
Gubsu Erry dalam sambutan mengatakan, peringatan Israk MIkraj yang
dilaksanakan bukan hanya sekedar untuk mengenang kembali peristiwa yang
terjadi 14 abad lalu, akan tetapi dapat mengambil hikmah dan pengajaran
sebagai motivasi meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
“Peringatan
Israk Mikraj memiliki kedudukan istimewa dan telah membudaya di
kalangan umat Islam yang diselenggatakan oleh berbagai lapisan
masyarakat, mulai desa sampai pusat. Peristiwa ini mempunyai makna yang
sangat penting, ia menjadi bagian dari mukjizat Nabi Muhammad yang tidak
seorangpun mengalaminya,” ujar Erry.
Pada
peristiwa itu, Nabi Muhammad SAW memperoleh bekal berharga dari Allah
SWT yaitu menerima perintah shalat lima waktu sehari semalam yang
disampaikan Allah SWT secara langsung kepada Nabi Muhammad SAW.
Israk
Mikraj mengandung ajaran dan tuntutan dalam hubungan manusia dengan
Allah SWT dan hubungan manusia dan manusia bahkan dengan makhluk lainnya
dan menata sendi-sendi peradaban dunia.
Pada
acara tabligh akbar tersebut selama dua jam Ustad Nur Maulana sukses
menarik perhatian ribuan umat muslim yang hadir melalui tausiah yang
disampaikan dengan gaya khas dan sedikit kocak. Walaupun sepanjang
tausiah diisi dengan guyon segar yang memancing tawa, namun dalam
penutup tausiahnya, jamaah tidak kuasa menahan tangis haru.
Dalam
tausiahnya, Ustadz Maulana menjelaskan, peristiwa Israk Mikraj dan
makna yang terkandung di dalamnya. Di samping itu, menjelang Bulan
Ramadhan, Maulana juga menyampaikan beberapa hal yang patut dilakukan
alam menyambutnya.
“Tiga
jenis pribadi yang ditolak Ramadhan, yaitu anak durhaka yang belum
dimaafkan, istri yang belum dimaafkan suami, dan orang yang belum
mendapatkan pemaafan setelah masuk Ramadhan,” jelasnya.[rs]
Posting Komentar
Posting Komentar