MEDAN
| GLOBAL SUMUT-Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Tengku Erry Nuradi
menyebutkan, mayoritas sumber daya aparatur Pemerintah Provinsi Sumatera
Utara (Pemprovsu) masih memiliki kompetensi yang kurang optimal.
Akibatnya, kinerja pelaksanaan program-program pelayanan publik di
instansi pemerintah rendah.
“Ini
peru kita tingkatkan. Salah satunya dengan pelatihan-pelatihan,’’ cetus
Erry pada pembukaan Diklat Kepemimpinan tingkat III Angkatan X dan
Kepemimpinan tingkat IV Angkatan X di Badan Pengembang Sumber Daya
Manusia Provinsi Sumatera Utara Jalan Ngalengko Medan, Senin
(10/4/2017).
Hadir
Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI di wakili Kepala Pusat
Promosi Inovasi dan Pengembangan Kapasitas Lembaga Adminstrasi Negara RI
PM Marpaung, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusaia Provsu
Bonar Sirait, Komite Penjamin Mutu Diklat Zakaria Y Lapau, Prof Dr
Zainuddin, Prof Dr Tan Kamelo sejumlah Kepala SKPD Provsu serta peserta
Diklat Angkatan X para widyiaswara.
Dalam
kesempatan itu, Gubsu Erry mengatakan, kinerja pelayanan publik sampai
saat ini masih ditandai dengan banyaknya keluhan masyarakat terhadap
kurang optimalnya kualitas pelayanan yang diberikan oleh birokrasi.
“Dengan kata lain masyarakat masih melihat adanya kesenjangan antara
kinerja PNS yang diharapkan dengan kinerja nyata,” sebut Erry.
Oleh
karena itu, Gubsu berharap, peningkatan kompentensi aparatur pemerintah
merupakan kunci utama dalam melakukan transformasi kinerja pelayanan
instansi pemerintah kepada masyarakat. Peningkatan kemampuan kompetensi
ini sangat diperlukan bagi pemerintah saat ini.
“Organisasi
dengan kinerja yang baik harus memperhatikan 4 unsur diantaranya
proses, orang (SDM), teknologi dan kepemimpinan. Ke empat unsur ini
bekerja secara simultan dimana kunci penggerak utamanya ada pada peran
SDM,” jelas Erry.
Untuk
itu, Gubsu menegaskan, kedepan mengelola SDM tidak dapat lagi dengan
mengunakan paradigma lama yaitu menganggap SDM sebagai tenaga kerja,
namun saat ini SDM harus dikelola sebagai sumber daya yang dapat
dimanfaatkan. “Hal inilah yang menyebabkan pentingnya manajeman SDM,”
jelasnya.
Fungsi inilah
yang wajib diemban oleh para PNS/ASN, tidak terkecuali nantinya oleh
peserta diklat. “Oleh karena itu saya berharap saudara dapat mengikuti
dan mengaplikasi hal-hal yang diperoleh pada diklat ini dengan
sungguh-sungguh,” ungkapnya.
Lebih
lanjut Gubsu juga menjabarkan jumlah pejabat struktural di lingkungan
Provsu bulan Maret 2017 yakni PNS Eselon II jumlah 54 orang, PNS yang
telah mengikuti diklat kepemimpinan TK II sebanyak 16 orang (29,65),
yang belum 38 orang (70,3 5), PNS eselon III jumlah 418 orang dan PNS
yang telah mengikuti diklat kepemimpinan TK III sebanyak 264 orang
(63,15) yang belum 154 orang (36,8 %) , dan eselon IV jumlah 1211 orang
yang telah mengikuti diklat kepemimpinan TK IV sebanyak 194 orang (16,01
%) yang belum 1.017 orang (83,09%).
“Ini
menjadi tantangan bagi kita dalam peningkatan kompetensi SDM aparatur,
terutama mengenai sistem manajemen diklat kepegawaian yang professional
dan handal dalam melaksanakan praktik manajeman kepegawaian yang
seutuhnya,” jelas Erry.
Sementara
Kepala Badan Pengembang SDA Provsu Bonar Sirait menjelaskan Diklat PIM
Tk III untuk jabatan administrasi (Pejabat eselon III) bertanggungjawab
memimpin pelaksanaan seluruh kegiatan pelayanan publik serta
administrasi pemerintahan dan pembangunan. Sedangkan Pim TK IV untuk
jabatan pengawas bertanggungjawab mengendalikan pelaksanaan yang
dilakukan oleh pejabat pelaksanaan.
Untuk
itulah peningkatan kinerja aparatur dalam rangka pemberian pelayanan
publik merupakan program utama pemerintah dewasa ini. “Program ini
dilatarbelakangi oleh makin menguatnya tuntutan masyarakat terhadap
ketersedian pelayanan yang prima,” jelasnya.
Hal
senada juga dikatakan Kepala Pusat Promosi Inovasi dan Pengembangan
Kapasitas LAB RI Dr PM Marpauang bahwa indentitas suatu negara dan kata
kunci nilai keunggulan dikarenakan kualitas SDM para aparaturnya.
“Aparatur
itu adalah pelayanan, bukan untuk dilayani. Sebagai pelayan kita harus
meningkatkan kinerja pelayanan pada masyarakat dan barulah dikatakan
sebagai pelayanan prima,” tuturnya.[rs]
Posting Komentar
Posting Komentar