MEDAN | GLOBAL SUMUT-Wakil Walikota Medan Ir. Akhyar Nasution, M.Si
menghadiri pertemuan para Arsitektur Sumatera Utara yang bertajuk
Architektur Talk Volume 1, Jumat (10/2) malam di Grand Keude Ule Kareng
Ringroad City Walk Lt. 2, Medan.
Dalam acara yang digagas oleh Ikatan Arsitektur Indonesia (IAI) Sumatera Utara itu, Wakil Walikota mengajak para arsitektur muda untuk senantiasa tetap menjaga dan melestarikan bangunan-bangunan bernilai seni dan sejarah yang ada di Indonesia, khususnya di Kota Medan.
“Kita memiliki banyak sekali bangunan yang memiliki nilai seni dan sejarah yang bisa menjadi kebanggaan kita bersama. Bangunan bersejarah itu menunjukkan identitas diri kita sebagai warga Kota Medan. Untuk melestarikan itu semua dibutuhkan komitmen dari idealisme berpikir kita dengan tetap memperhatikan nilai-nilai seni dan sejarah dari suatu situs bangunan,” ujar Akhyar.
Menurutnya selama ini keberadaan bangunan bersejarah di Kota Medan mulai tergerus dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi dunia yang berimbas pada pembangunan bertipe modern, sehingga mengesampingkan nilai-nilai sejarah suatu bangunan yang sesungguhnya memiliki nilai prestisius jika terus dilestarikan.
Untuk itu pada pertemuan yang berlangsung santai tersebut Akhyar juga berpesan kepada para arsitektur muda agar tidak hanya ikut sekedar membangun suatu mahakarya bangunnya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, namun tetap mempertahankan nilai seni dan sejarah dari setiap situs yang ada di Kota Medan serta juga mampu memberikan edukasi kepada masyarakat.
“Tantangan yang terberat saat ini adalah bukan pada persoalan suatu bangunan yang memiliki nilai seni dan sejarah, melainkan arsitek juga harus mampu memberikan edukasi dan pemahaman kepada masyarakat agar masyarakat mengerti arti dari nilai sejarah suatu bangungan atau cagar alam, sehingga masyarakat kita semakin memiliki pemahaman untuk turut memelihara situs bangunan yang bernilai seni dan sejarah di Kota Medan,” ajaknya.
Pemko Medan lanjutnya menunggu partisipasi dan kontribusi ide, pemikiran dan gagasan dari para arsitektur muda di Sumatera Utara untuk bersama-sama merancang pembangunan Kota Medan sehingga setiap pembangunan tetap mempertahankan dan melestarikan nilai-nilai seni dan sejarah dan suatu situs bangunan.
Ketua IAI Sumut, Syahlan Jukhri Nasution menyebutkan pertemuan ini adalah yang pertama kalinya diselenggarakan oleh IAI di tahun 2017 ini, Architekrtur Talk ini dimaksudkan sebagai media para arsitektur untuk bertukar informasi, berbagi ilmu.
“Untuk meningkatkan keahliannya sebagai seorang professional di bidang arsitek, para arsitektur saat ini harus meningkatkan kompetensi keilmuannya menyesuaikan dengan perkembangan kebutuhan yang ada di masyarakat, untuk itulah kegiatan seperti ini sebagai momentum bagi arsitektur untuk menambah dan mengasah bidang keilmuannya,” jelas Syahlan.
Talk Architectur oleh IAI Sumut mengangkat materi pembahasan kreatifitas dalam upaya pelestarian bangunan cagar budaya, serta demolotion tantangan pelestarian arsitektur, menghadirkan pemateri Ir. Soehardi Hartono, MSc dan Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT.[rs/gbs/mdn]
Dalam acara yang digagas oleh Ikatan Arsitektur Indonesia (IAI) Sumatera Utara itu, Wakil Walikota mengajak para arsitektur muda untuk senantiasa tetap menjaga dan melestarikan bangunan-bangunan bernilai seni dan sejarah yang ada di Indonesia, khususnya di Kota Medan.
“Kita memiliki banyak sekali bangunan yang memiliki nilai seni dan sejarah yang bisa menjadi kebanggaan kita bersama. Bangunan bersejarah itu menunjukkan identitas diri kita sebagai warga Kota Medan. Untuk melestarikan itu semua dibutuhkan komitmen dari idealisme berpikir kita dengan tetap memperhatikan nilai-nilai seni dan sejarah dari suatu situs bangunan,” ujar Akhyar.
Menurutnya selama ini keberadaan bangunan bersejarah di Kota Medan mulai tergerus dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi dunia yang berimbas pada pembangunan bertipe modern, sehingga mengesampingkan nilai-nilai sejarah suatu bangunan yang sesungguhnya memiliki nilai prestisius jika terus dilestarikan.
Untuk itu pada pertemuan yang berlangsung santai tersebut Akhyar juga berpesan kepada para arsitektur muda agar tidak hanya ikut sekedar membangun suatu mahakarya bangunnya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, namun tetap mempertahankan nilai seni dan sejarah dari setiap situs yang ada di Kota Medan serta juga mampu memberikan edukasi kepada masyarakat.
“Tantangan yang terberat saat ini adalah bukan pada persoalan suatu bangunan yang memiliki nilai seni dan sejarah, melainkan arsitek juga harus mampu memberikan edukasi dan pemahaman kepada masyarakat agar masyarakat mengerti arti dari nilai sejarah suatu bangungan atau cagar alam, sehingga masyarakat kita semakin memiliki pemahaman untuk turut memelihara situs bangunan yang bernilai seni dan sejarah di Kota Medan,” ajaknya.
Pemko Medan lanjutnya menunggu partisipasi dan kontribusi ide, pemikiran dan gagasan dari para arsitektur muda di Sumatera Utara untuk bersama-sama merancang pembangunan Kota Medan sehingga setiap pembangunan tetap mempertahankan dan melestarikan nilai-nilai seni dan sejarah dan suatu situs bangunan.
Ketua IAI Sumut, Syahlan Jukhri Nasution menyebutkan pertemuan ini adalah yang pertama kalinya diselenggarakan oleh IAI di tahun 2017 ini, Architekrtur Talk ini dimaksudkan sebagai media para arsitektur untuk bertukar informasi, berbagi ilmu.
“Untuk meningkatkan keahliannya sebagai seorang professional di bidang arsitek, para arsitektur saat ini harus meningkatkan kompetensi keilmuannya menyesuaikan dengan perkembangan kebutuhan yang ada di masyarakat, untuk itulah kegiatan seperti ini sebagai momentum bagi arsitektur untuk menambah dan mengasah bidang keilmuannya,” jelas Syahlan.
Talk Architectur oleh IAI Sumut mengangkat materi pembahasan kreatifitas dalam upaya pelestarian bangunan cagar budaya, serta demolotion tantangan pelestarian arsitektur, menghadirkan pemateri Ir. Soehardi Hartono, MSc dan Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT.[rs/gbs/mdn]
Posting Komentar
Posting Komentar