LANGKAT | GLOBAL SUMUT-Kasad Jenderal TNI Mulyono bersama Gubsu H Tengku
Erry Nuradi meletakkan batu pertama pembangunan Sentra Pelayanan
Pertanian Padi Terpadu (SP3T) di Desa Namukur Utara, Kecamatan Sei
Bingei, Kabupaten Langkat, Jumat (10/2/2017).
Ini merupakan langkah Menteri Pertanian menggandeng TNI sebagai pendamping dalam mengejar target Swasembada pangan berbuah manis. Sebagai salah satu komitmen Presiden Jokowi menjadikan Indonesia swasembada pangan dalam tempo tiga tahun terbukti berhasil hanya dalam masa dua tahun.
Tidak hanya swasembada pangan bahkan pada 23 Januari kemarin Indonesia bisa menjadi pengekspor beras ke Srilangka sebanyak 100 ribu ton. Hal ini menjadi sejarah bagi Indonesia sebagai Negara pengekspor beras. “Jadi seumur-umur Indonesia baru kali ini melakukan ekspor beras. Setelah diekspor, itupun kita masih punya cadangan sebanyak 1,6 juta ton,” ujar Kasad.
Hadir Gubsu H Tengku Erry Nuradi, Bupati Langkat Ngogesa Sitepu, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI Ali Jamil Harahap, Aster Kasad Mayjen TNI Komaruddin Simanjuntak, Asops Kasad, Pangdam I/BB Mayjen TNI Lodewyk Pusung, anggota DPD-RI Parlindungan Purba, tokoh agama, Pimpinan SKPD Provsu dan unsur FKPD Sumut dan Langkat.
Dalam kesempatan itu, Kasad berpesan, agar para TNI terutama Babinsa tetap semangat melaksanakan tugasnya dengan baik dan tidak menyakiti hati rakyat. Apalagi di tahun 2017 ini Presiden Jokowi kembali memberi tantangan kepada TNI menambah cetak sawah sebanyak 80 ribu hektar.
Dalam kesempatan itu, Kasad juga mengatakan, pembangunan SP3T di Langkat sebagai bentuk keperdulian TNI terhadap rakyat khususnya para petani. Dengan adanya SP3T diharapkan dapat membantu petani padi khususnya dalam menghadapi kenakalan spekulan yang memafaatkan kelemahan para petani seperti halnya saat panen di musim penghujan.
“Dengan adanya SP3T petani tidak perlu khawatir panen disaat musim hujan. Tidak ada maksud apapun dengan pembangun SP3T kecuali untuik membantu rakyat. TNI tidak mau melihat rakyat dipermainkan. TNI tidak mau melihat rakyat disengsarakan. Diperas tenaga, ujung-ujung begitu panen dirugikan. Saya tidak mau,” tegasnya.
Sementara itu, Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) H Tengku Erry Nuradi mengatakan, Pemprovsu bersama Kodam I/BB dan pemerintah daerah sudah melakukan gerakan percepatan tanam di sentra produksi padi, antara lain Serdang Bedagai, Tapanuli Utara, Toba Samosir, Simalungun dan Batubara. Gerakan percepatan tanam itu akan segera dilakukan juga di Langkat, Deliserdang, Tapanuli Tengah dan Samosir.
“Gerakan percepatan tanam itu diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata terhadap pencapaian luas tambah tanam padi di Sumut,” ujarnya.
Gubsu Erry menyebutkan, dengan produksi yang meningkat, daya beli petani Sumut juga semakin naik. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, pada September 2016 Nilai Tukar Petani (NTP) sebesar 100,79 atau naik 1,50 persen dibandingkan Agustus 2016.
Ini merupakan kenaikan NTP itu tertinggi di Indonesia. Sumut, memiliki potensi besar dalam pembangunan pertanian terutama tanaman pangan dan hortikultura.
Berdasarkan angka sementara (asem), produksi padi Sumut tahun 2016 mencapai 4.610.097 ton atau naik 565.265 ton dibandingkan tahun 2015 sebanyak 4.044.832 ton. Pencapaian itu merupakan yang tertinggi selama 12 tahun terakhir dan membuat Sumut surplus beras sebesar 1.171.355 ton.
Lebih lanjut dikatakannya, pada periode tanam Otober 2016-Maret 2017 Provinsi Sumut menargetkan luas tambah tanam padi sebesar 523.041 Hektar dan telah mencapai realisasi sebesar 377.645 hektar atau 72,29 persen.
Untuk Komoditi jagung dari target 163,743 Hektar terealisasi sebesar 141.912 hektar atau sebesar 86,67 persen. Sedangkan pada Komoditi kedelai dari target sebesar 7.351 hektar terealisasi tambahan tanam sebesar 1.051 hektar atau 14,30 persen.
Untuk mendukung keberhasilan program upaya khusus (Upsus) peningkatan produksi padi, jagung, dan kedelai Pemprovsu bersama Kodam I Bukit barisan dan Pemda Kabupaten telah melaksanakan gerakan percepatan tanam di kabupaten-kabupaten sentra produksi padi, seperti di Kabupaten Serdang bedagai, Tapanuli Utara, Tobasa, Simalungun dan Batubara. Gerakan percepatan tanam juga direncanakan dilaksanakan di kabupaten langkat, Delisedang, Tapanuli Tengah dan Samosir.
Lebih lanjut dikatakan Gubsu, dalam rangka mempertahankan swasembada pangan berkelanjutan, pemerintah Provinsi Sumut telah mengambil langkah-langkah diantaranya mendorong percepatan tanam, peningkatan indeks pertanaman untuk mengejar target tanam, memberikan bantuan benih, pupuk organic, pestisida dan alat mesin pertanian pra tanam dan pasca panen.
Selanjutnya, melakukan perbaikan jaringan irigasi pada jaringan tersier, penerapan teknologi jajar legowo dan benih hibrida. Serta mendorong perluasan tanam padi, jagung dan kedelai areal tanam pada lahan-lahan yang selama ini tidak dimanfaatkan.
“Untuk mewujudkan hal tersebut, pada tahun 2017 pemprovsu melalui APBD mengalokasikan anggaran sebesar Rp169 miliar untuk Dinas Tanaman pangan dan Hortikultura. Alokasi ini merupakan alokasi anggaran tertinggi untuk sektor tanaman pangan dan hortikultura di Provinsi Sumut. Kita juga memberikan reward kepada daerah yang mampu mempertahankan lahan pertaniannya,” ujar Erry.
Bupati Langkat H Ngogesa Sitepu SH yang juga mengapresiasi program TNI dalam bidang pertanian tersebut. “Ini suatu hal yang luar biasa, sehingga kita tidak lagi import beras dari luar,” ujarnya seraya mengemukakan mustahil pertanian di Indonesia akan maju jika tidak menggunakan teknologi sebagai pengembangan sektor pertanian modern, karenannya, pembangunan SP3T merupakan awal yang baik bagi kemajuan pertanian di Sumut khususnya di daerah Kabupaten Langkat.[rs/red/gbs]
Ini merupakan langkah Menteri Pertanian menggandeng TNI sebagai pendamping dalam mengejar target Swasembada pangan berbuah manis. Sebagai salah satu komitmen Presiden Jokowi menjadikan Indonesia swasembada pangan dalam tempo tiga tahun terbukti berhasil hanya dalam masa dua tahun.
Tidak hanya swasembada pangan bahkan pada 23 Januari kemarin Indonesia bisa menjadi pengekspor beras ke Srilangka sebanyak 100 ribu ton. Hal ini menjadi sejarah bagi Indonesia sebagai Negara pengekspor beras. “Jadi seumur-umur Indonesia baru kali ini melakukan ekspor beras. Setelah diekspor, itupun kita masih punya cadangan sebanyak 1,6 juta ton,” ujar Kasad.
Hadir Gubsu H Tengku Erry Nuradi, Bupati Langkat Ngogesa Sitepu, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI Ali Jamil Harahap, Aster Kasad Mayjen TNI Komaruddin Simanjuntak, Asops Kasad, Pangdam I/BB Mayjen TNI Lodewyk Pusung, anggota DPD-RI Parlindungan Purba, tokoh agama, Pimpinan SKPD Provsu dan unsur FKPD Sumut dan Langkat.
Dalam kesempatan itu, Kasad berpesan, agar para TNI terutama Babinsa tetap semangat melaksanakan tugasnya dengan baik dan tidak menyakiti hati rakyat. Apalagi di tahun 2017 ini Presiden Jokowi kembali memberi tantangan kepada TNI menambah cetak sawah sebanyak 80 ribu hektar.
Dalam kesempatan itu, Kasad juga mengatakan, pembangunan SP3T di Langkat sebagai bentuk keperdulian TNI terhadap rakyat khususnya para petani. Dengan adanya SP3T diharapkan dapat membantu petani padi khususnya dalam menghadapi kenakalan spekulan yang memafaatkan kelemahan para petani seperti halnya saat panen di musim penghujan.
“Dengan adanya SP3T petani tidak perlu khawatir panen disaat musim hujan. Tidak ada maksud apapun dengan pembangun SP3T kecuali untuik membantu rakyat. TNI tidak mau melihat rakyat dipermainkan. TNI tidak mau melihat rakyat disengsarakan. Diperas tenaga, ujung-ujung begitu panen dirugikan. Saya tidak mau,” tegasnya.
Sementara itu, Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) H Tengku Erry Nuradi mengatakan, Pemprovsu bersama Kodam I/BB dan pemerintah daerah sudah melakukan gerakan percepatan tanam di sentra produksi padi, antara lain Serdang Bedagai, Tapanuli Utara, Toba Samosir, Simalungun dan Batubara. Gerakan percepatan tanam itu akan segera dilakukan juga di Langkat, Deliserdang, Tapanuli Tengah dan Samosir.
“Gerakan percepatan tanam itu diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata terhadap pencapaian luas tambah tanam padi di Sumut,” ujarnya.
Gubsu Erry menyebutkan, dengan produksi yang meningkat, daya beli petani Sumut juga semakin naik. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, pada September 2016 Nilai Tukar Petani (NTP) sebesar 100,79 atau naik 1,50 persen dibandingkan Agustus 2016.
Ini merupakan kenaikan NTP itu tertinggi di Indonesia. Sumut, memiliki potensi besar dalam pembangunan pertanian terutama tanaman pangan dan hortikultura.
Berdasarkan angka sementara (asem), produksi padi Sumut tahun 2016 mencapai 4.610.097 ton atau naik 565.265 ton dibandingkan tahun 2015 sebanyak 4.044.832 ton. Pencapaian itu merupakan yang tertinggi selama 12 tahun terakhir dan membuat Sumut surplus beras sebesar 1.171.355 ton.
Lebih lanjut dikatakannya, pada periode tanam Otober 2016-Maret 2017 Provinsi Sumut menargetkan luas tambah tanam padi sebesar 523.041 Hektar dan telah mencapai realisasi sebesar 377.645 hektar atau 72,29 persen.
Untuk Komoditi jagung dari target 163,743 Hektar terealisasi sebesar 141.912 hektar atau sebesar 86,67 persen. Sedangkan pada Komoditi kedelai dari target sebesar 7.351 hektar terealisasi tambahan tanam sebesar 1.051 hektar atau 14,30 persen.
Untuk mendukung keberhasilan program upaya khusus (Upsus) peningkatan produksi padi, jagung, dan kedelai Pemprovsu bersama Kodam I Bukit barisan dan Pemda Kabupaten telah melaksanakan gerakan percepatan tanam di kabupaten-kabupaten sentra produksi padi, seperti di Kabupaten Serdang bedagai, Tapanuli Utara, Tobasa, Simalungun dan Batubara. Gerakan percepatan tanam juga direncanakan dilaksanakan di kabupaten langkat, Delisedang, Tapanuli Tengah dan Samosir.
Lebih lanjut dikatakan Gubsu, dalam rangka mempertahankan swasembada pangan berkelanjutan, pemerintah Provinsi Sumut telah mengambil langkah-langkah diantaranya mendorong percepatan tanam, peningkatan indeks pertanaman untuk mengejar target tanam, memberikan bantuan benih, pupuk organic, pestisida dan alat mesin pertanian pra tanam dan pasca panen.
Selanjutnya, melakukan perbaikan jaringan irigasi pada jaringan tersier, penerapan teknologi jajar legowo dan benih hibrida. Serta mendorong perluasan tanam padi, jagung dan kedelai areal tanam pada lahan-lahan yang selama ini tidak dimanfaatkan.
“Untuk mewujudkan hal tersebut, pada tahun 2017 pemprovsu melalui APBD mengalokasikan anggaran sebesar Rp169 miliar untuk Dinas Tanaman pangan dan Hortikultura. Alokasi ini merupakan alokasi anggaran tertinggi untuk sektor tanaman pangan dan hortikultura di Provinsi Sumut. Kita juga memberikan reward kepada daerah yang mampu mempertahankan lahan pertaniannya,” ujar Erry.
Bupati Langkat H Ngogesa Sitepu SH yang juga mengapresiasi program TNI dalam bidang pertanian tersebut. “Ini suatu hal yang luar biasa, sehingga kita tidak lagi import beras dari luar,” ujarnya seraya mengemukakan mustahil pertanian di Indonesia akan maju jika tidak menggunakan teknologi sebagai pengembangan sektor pertanian modern, karenannya, pembangunan SP3T merupakan awal yang baik bagi kemajuan pertanian di Sumut khususnya di daerah Kabupaten Langkat.[rs/red/gbs]
Posting Komentar
Posting Komentar