0
PERAN IBU SEBAGAI PAHLAWAN DAN PEJUANG BANGSA

MEDAN | GLOBAL SUMUT-Staf Ahli Pangdam I/BB Bidang Managemen dan Sishanneg Kolonel Inf  N. Sitorus M.Si Irup Pada Upacara Hari Ibu Ke–88 Tahun 2016 DI Lapangan Upacara Makodam I/BB Jalan Gatot Subroto Km 7,5 Medan, Kamis (22/12)

Peringatan Hari Ibu dimaksudkan untuk senantiasa mengingatkan seluruh rakyat Indonesia terutama generasi muda, akan makna Hari Ibu sebagai hari kebangkitan dan persatuan serta kesatuan perjuangan kaum perempuan yang tidak terpisahkan dari kebangkitan perjuangan bangsa. Untuk itu perlu diwarisi api semangat juang guna senantiasa mempertebal tekad untuk melanjutkan perjuangan Nasional menuju terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Peran perempuan juga ikut mengukir dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, sejak Gema Sumpah Pemuda dan lantunan lagu Indonesia Raya yang pada tanggal 26 Oktober 1928 digelorakan dalam kongres pemuda Indonesia, hal ini menggugah semangat para  pemimpin perkumpulan kaum perempuan untuk mempersatukan diri dalam satu kesatuan wadah yang mandiri. Pada saat itu sebagian besar perkumpulan masih merupakan bagian dari organisasi pemuda pejuang pergerakan bangsa. Selanjutnya, atas prakarsa para perempuan pejuang pergerakan kemerdekaan pada tanggal 22 s.d 25 Desember 1928 diselenggarakan kongres perempuan indonesia yang pertama kali di Yogyakarta. Salah satu keputusannya adalah dibentuknya satu organisasi federasi yang mandiri dengan nama Perikatan Perkoempoelan Perempoean Indonesia (PPPI). Melalui PPPI tersebut terjalin kesatuan semangat juang kaum perempuan untuk secara bersama-sama kaum laki-laki berjuang meningkatkan harkat dan martabat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka, dan berjuang bersama-sama kaum perempuan untuk meningkatkan harkat dan martabat perempuan menjadi perempuan yang maju. Pada tahun 1929 Perikatan Perkoempoelan Perempoean Indonesia (PPPI) berganti nama menjadi Perikatan Perkoempoelan Istri Indonesia (PPII). Pada tahun 1935 diadakan Kongres Perempuan Indonesia II di Jakarta. Kongres tersebut di samping berhasil membentuk Badan Kongres Perempuan Indonesia, juga menetapkan fungsi utama perempuan indonesia sebagai ibu bangsa, yang berkewajiban menumbuhkan dan mendidik generasi baru yang lebih menyadari dan lebih tebal rasa kebangsaannya.

Pada tahun 1938 Kongres A Perempuan Indonesia III di Bandung menyatakan bahwa tanggal 22 Desember sebagai hari ibu. Kemudian dikukuhkan oleh Pemerintah dengan Keputusan Presiden nomor 316 tahun 1959 tentang Hari-hari Nasional yang bukan hari libur tertanggal 16 desember 1969 yang menetapkan bahwa tanggal 22 Desember adalah “hari Ibu” merupakan hari nasional dan bukan hari libur. Tahun 1946 badan ini menjadi Kongres Wanita Indonesia disingkat KOWANI, yang sampai saat ini terus berkiprah sesuai aspirasi dan tuntutan zaman. Peristiwa besar yang terjadi pada tanggal 22 desember tersebut kemudian dijadikan tonggak sejarah bagi kesatuan pergerakan perempuan Indonesia. Hari ibu oleh bangsa Indonesia diperingati tidak hanya untuk menghargai jasa-jasa perempuan sebagai seorang Ibu, tetapi juga karena jasa perempuan secara menyeluruh, baik sebagai Ibu dan Istri maupun sebagai warga negara, warga masyarakat dan  sebagai abdi Tuhan  Yang Maha Esa serta sebagai pejuang dalam merebut, menegakkan dan mengisi kemerdekaan dengan pembangunan nasional.


Mayor Caj (K) Lisbet Asima M Selaku Pakor Kowad Kodam I/BB menuturkan, Semangat perjuangan kaum perempuan Indonesia tersebut sebagaimana tercermin dalam lambang hari ibu berupa setangkai bunga melati dengan kuntumnya, yang menggambarkan : Kasih sayang kodrati antara ibu dan anak; Kekuatan, kesucian antara ibu dan pengorbanan anak, Kesadaran wanita untuk menggalang kesatuan dan persatuan, keikhlasan bhakti dalam pembangunan bangsa dan negara. Semboyan pada lambang Hari Ibu merdeka melaksanakan dharma mengandung arti bahwa tercapainya persamaan kedudukan, hak, kewajiban dan kesempatan antara kaum perempuan dan kaum laki-laki merupakan kemitrasejajaran yang perlu diwujudkan dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara demi keutuhan, kemajuan dan kedamaian bangsa Indonesia.

Pada kesempatan lain PNS Etti Devinta Sitepu Pengatur Tata Usaha Situud Pendam I/BB dalam wawancara menyampaikan, bahwa sungguh peran seorang ibu sangatlah banyak dalam mewarnai proses mendidik seorang anak. Karena seorang Ibulah yang selalu hadir dan bersama anaknya dalam kehidupan sehari-hari, seorang ibu juga selalu memberikan kasih sayang yang tulus kepada anaknya dan selalu mengesampingkan apa yang dibutuhkannya demi untuk memenuhi segala kebutuhan anak-anaknya. Sudah pastilah seorang ibu menginginkan anaknya sukses dan berguna bagi Nusa dan Bangsa, karena keberhasilan seorang anak merupakan keberhasilan seorang ibu dalam mendidiknya.

Hadir dalam upacara tersebut Para Staf Ahli Pangdam I/BB, Para Asisten Kasdam, Para Kabalakdam I/BB, Prajurit dan PNS Segarnizun Medan.(rs/red)

Keterangan Gambar : Staf Ahli Pangdam I/BB Bidang Managemen dan Sishanneg Kolonel Inf  N. Sitorus M.Si Irup Pada Upacara Hari Ibu Ke-88 Tahun 2016 Di Lapangan Upacara Makodam I/BB Jalan Gatot Subroto Km 7,5 Medan, Kamis (22/12)

Keterangan Gambar : Staf Ahli Pangdam I/BB Bidang Managemen dan Sishanneg Kolonel Inf  N. Sitorus M.Si Menerima Laporan Dari Danup Mayor Kav Samsul Arifin, SH Pada Upacara Hari Ibu Ke-88 Tahun 2016 Di Lapangan Upacara Makodam I/BB Jalan Gatot Subroto Km 7,5 Medan, Kamis (22/12)

Posting Komentar

Top