JAKARTA | GLOBAL SUMUT-Pemerintah Indonesia akhirnya memutuskan bahwa
keberadaan pabrik Semen Indonesia di Rembang (Semen Rembang), Jawa
Tengah, terus bisa berlangsung setelah menunggu hasil kajian tim kecil.
Tim kecil bentukan pemerintah terdiri dari Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan, Menteri BUMN, Kepala KSP dan Gubernur Jawa Tengah,Kamis
(15/12/2016)
Tim kecil tersebut akan bekerja merumuskan ketetapan SK kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tentang kelanjutan masa depan Semen Rembang. Tim kecil nantinya akan bekerja melakukan perbaikan Amdal hingga izin lingkungan Semen Rembang guna menjawab keraguan masyarakat.
"Kita (team kecil) akan membantu pak Ganjar untuk merumuskan SK Semen Rembang. Kita akan pelajari soal Amdal, izin lingkungannya, sehingga semua bisa menjawab keraguan di masyarakat," ujar Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya, di Jakarta, Rabu (14/12).
Menurut Siti, sesuai perintah putusan Mahkamah Agung (MA) pada 5 Oktober lalu, pihak Pemeriintah Provinsi Jawa Tengah diberikan waktu selama 60 hari agar mencabut izin lingkungan kegiatan penambangan PT Semen Gresik.
"Berdasarkan ketentuan hukum tersebut, berarti tanggal 17 Januari 2017 pak Ganjar harus mencabut izinnya sesuai putusan pengadilan," tutur Siti.
Menurut Siti, tidak akan ada perbenturan antara kinerja tim kecil dengan tim Kajian Lingkungan Hidup Sementara (KLHS). Tim KLHS, kata Siti, bekerja dalam cakupan yang lebih luas mengenai kelayakan bentang alam Pegunungan Kendeng sebagai areal penambangan.
Kendati begitu, karena menyangkut keberadaan Semen Rembang saat ini dianggap cukup penting, Siti mengungkapkan, tim KLHS akan diprioritaskan lebih dulu terlibat dalam studi kelayakan penambangan Semen Rembang.
"Tim KLHS tetap jalan seperti tugasnya semula. Tapi karena masalah Semen Rembang krusial, maka mereka harus studi secara cepat tentang kajian ekonomis, sosiologis, ekologis dan Cekungan Air Tanah (CAT) Semen Rembang," ucap Siti.
Sementara itu, Ganjar pada saat yang sama mengatakan, pemerintah amat taat pada putusan hukum dan pengadilan. Tim kecil yang dibentuk diperkirakan akan bekerja selama sepekan ke depan terhitung sejak hari ini.
"Jadi sampai 17 Januari 2017 masih ada kesempatan untuk melakukan perbaikan. Awal tahun depan beroperasinya Semen Rembang bergantung pada hari ini," ujar Ganjar.
Ganjar juga memastikan kalau pabrik Semen Rembang tetap bisa beroperasi. Dia beralasan, tidak ada bunyi putusan MA yang meminta penghentian pabrik semen.
Beberapa waktu lalu mengemuka kabar bahwa Semen Rembang telah memiliki izin lingkungan perubahan yang diterbitkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tanggal 9 November lalu. Perubahan izin lingkungan tersebut dari sebelumnya atas nama PT Semen Gresik menjadi PT Semen Indonesia.
Mengacu kepada hal itu, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyatakan tidak akan menghentikan beroperasinya pabrik Semen Rembang. Apalagi diketahui tidak ada perintah penghentian beroperasinya pabrik semen dari Presiden Joko Widodo.(rs/red)
Tim kecil tersebut akan bekerja merumuskan ketetapan SK kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tentang kelanjutan masa depan Semen Rembang. Tim kecil nantinya akan bekerja melakukan perbaikan Amdal hingga izin lingkungan Semen Rembang guna menjawab keraguan masyarakat.
"Kita (team kecil) akan membantu pak Ganjar untuk merumuskan SK Semen Rembang. Kita akan pelajari soal Amdal, izin lingkungannya, sehingga semua bisa menjawab keraguan di masyarakat," ujar Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya, di Jakarta, Rabu (14/12).
Menurut Siti, sesuai perintah putusan Mahkamah Agung (MA) pada 5 Oktober lalu, pihak Pemeriintah Provinsi Jawa Tengah diberikan waktu selama 60 hari agar mencabut izin lingkungan kegiatan penambangan PT Semen Gresik.
"Berdasarkan ketentuan hukum tersebut, berarti tanggal 17 Januari 2017 pak Ganjar harus mencabut izinnya sesuai putusan pengadilan," tutur Siti.
Menurut Siti, tidak akan ada perbenturan antara kinerja tim kecil dengan tim Kajian Lingkungan Hidup Sementara (KLHS). Tim KLHS, kata Siti, bekerja dalam cakupan yang lebih luas mengenai kelayakan bentang alam Pegunungan Kendeng sebagai areal penambangan.
Kendati begitu, karena menyangkut keberadaan Semen Rembang saat ini dianggap cukup penting, Siti mengungkapkan, tim KLHS akan diprioritaskan lebih dulu terlibat dalam studi kelayakan penambangan Semen Rembang.
"Tim KLHS tetap jalan seperti tugasnya semula. Tapi karena masalah Semen Rembang krusial, maka mereka harus studi secara cepat tentang kajian ekonomis, sosiologis, ekologis dan Cekungan Air Tanah (CAT) Semen Rembang," ucap Siti.
Sementara itu, Ganjar pada saat yang sama mengatakan, pemerintah amat taat pada putusan hukum dan pengadilan. Tim kecil yang dibentuk diperkirakan akan bekerja selama sepekan ke depan terhitung sejak hari ini.
"Jadi sampai 17 Januari 2017 masih ada kesempatan untuk melakukan perbaikan. Awal tahun depan beroperasinya Semen Rembang bergantung pada hari ini," ujar Ganjar.
Ganjar juga memastikan kalau pabrik Semen Rembang tetap bisa beroperasi. Dia beralasan, tidak ada bunyi putusan MA yang meminta penghentian pabrik semen.
Beberapa waktu lalu mengemuka kabar bahwa Semen Rembang telah memiliki izin lingkungan perubahan yang diterbitkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tanggal 9 November lalu. Perubahan izin lingkungan tersebut dari sebelumnya atas nama PT Semen Gresik menjadi PT Semen Indonesia.
Mengacu kepada hal itu, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyatakan tidak akan menghentikan beroperasinya pabrik Semen Rembang. Apalagi diketahui tidak ada perintah penghentian beroperasinya pabrik semen dari Presiden Joko Widodo.(rs/red)
Posting Komentar
Posting Komentar