JAKARTA | GLOBAL SUMUT-Lebih menstabilkan lagi situasi dan
kondisi di tanah air, terutama di bidang ekonomi, menjadi salah satu prioritas
pemerintah saat ini. Terlebih lagi, menghadapi perayaan hari besar umat
Kristiani dan tahun baru yang tinggal menghitung hari. Momen seperti itu tentu
saja bakal meningkatkan kebutuhan rumah tangga sehingga mesti menghadirkan
harmonisasi. Untuk itu Polri berpartisipasi dengan menyiapkan langkah
antisipasi atas keluhan masyarakat seputar hal ini agar segera diatasi,
termasuk juga di bidang ekonomi.
Kepala Badan Reserse dan Kriminal
(Bareskrim) Polri, Komjen Pol. Ari Dono Sukmanto, menyampaikan hal ini, usai
melakukan pertemuan konsolidasi kestabilan harga dan ketersediaan bahan pokok
menjelang natal dan tahun baru 2017, di Gedung sementara Bareskrim Polri,
Jakarta, Kamis (8 Desember 2016).
Menurut Ari, musyawarah ini hadir
sebagai bentuk melokalisir dan menuntaskan persoalan ekonomi harian di kemudian
hari.
“Secara keseluruhan sebenarnya
pemerintah telah siap dengan menghadirkan berbagai kebijakan dan langkah taktis
serta sistematis menjelang natal dan tahun baru 2017 nanti. Kami juga selalu
membuka diri untuk menjadi fasilitator arus komoditas para instansi terkait
ekonomi. Semua karena kami melihat bahwa sudah saatnya para petani, koperasi
hingga pelaku ekonomi lainnya merasakan keuntungan. Keadilan ekonomi bagi
seluruh pelaku ekonomi di Indonesia,” ungkap Ari.
Selain itu juga, Ari mendorong
jajarannya agar melakukan dukungan penuh dalam melindungi dan melayani
masyarakat.
“Selain itu juga terus mendorong agar
para penegak hukum untuk memiliki persepsi yang sama dengan instansi terkait
lain dalam mengatasi keluhan masyarakat di bidang ekonomi. Tidak lupa juga
untuk melakukan bentuk-bentuk manajemen yang tepat guna sebagai langkah preventive, bentuknya bisa saja sejenis posko.
Ini demi kemaslahatan bersama,” tambah Ari.
Berdasarkan catatan, harga rata-rata
nasional dari barang kebutuhan pokok per Rabu, 7 Desember 2016, dibanding
seminggu lalu yaitu Rabu, 30 November 2016, umumnya kondisinya relatif stabil.
Rinciannya, barang kebutuhan yang berada di titik stabil adalah beras, gula
pasir, minyak goreng, tepung terigu, kedelai, jagung, daging sapi, telur ayam
ras, dan bawang putih. Barang yang mengalami kenaikan adalah daging ayam ras
dan cabe rawit merah. Lalu barang kebutuhan yang mengalami penurunan adalah
cabe merah keriting, cabe merah besar, dan bawang merah. Sementara kecukupan
stok secara nasional rinciannya adalah barang kebutuhan pokok hasil pertanian
(beras dan kedelai) tersedia 3,1 sampai dengan 7,2 bulan ke depan. Barang
kebutuhan pokok hasil peternakan (daging sapi) tersedia hingga 1,5 bulan ke
depan. Barang kebutuhan pokok hasil industri (gula, minyak goreng dan terigu)
tersedia hingga 1,3 sampai dengan 3,9
bulan ke depan.
Meski demikian, Ari juga tidak
menutup mata, akan ada pihak-pihak yang justru merasa terganggu atas positifnya
angka harga rata-rata nasional dari barang kebutuhan pokok itu.
“Para pelaku tindak pidana ekonomi,
pasti ingin mengganggu positifnya angka-angka itu. Paling sederhana bentuk
gangguan terkait ekonomi, perdagangan dan harga barang pokok ini dengan
menebarnya lewat dunia maya. Untuk itu, musyawarah ini sekaligus juga
menghasilkan kebijakan lain yaitu penegakan hukum sebagai bentuk mengendalikan,
dan bukan sekedar memenjarakan saja,” kata Ari.
Hadir juga dalam pertemuan itu
instansi terkait mulai dari Kemendag RI, Kementan RI, Komisi Pengawas
Persaingan Usaha (KPPU), Ditjen Bea dan Cukai, Bulog hingga para pelaku usaha
yaitu para produsen hingga asosiasi pedagang.(rs)
Posting Komentar
Posting Komentar