SAMOSIR | GLOBAL SUMUT-Forum Intelektual Harapan Anak Negeri Batak (IHAN
BATAK) menggelar Seminar Nasional Inovasi dan Teknologi Informasi
(SNITI) yang bertemakan Membangun Daerah Melalui Inovasi dan Teknologi
Informasi dalam Menyongsong Otorita Danau Toba (ODT) dan Masyarakat
Ekonomi Asean (MEA) di Rogate Beach Hotel, Ambarita Samosir
(11/11/2016).
Keynote Speaker dalam Seminar, Sekretaris Utama Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Mesdin K. Simarmata, pada Seminar Nasional dengan mengambil topik “Untaian Pariwisata dan Pembangunan”.
Dalam paparannya mengatakan bahwa kabupaten Kawasan Danau Toba (KDT) perlu bersinergi dengan Badan Otorita Danau Toba (BODT) dalam menentukan: akses, ammenitis, dan atraksi (3 A) sebagai bahan utama dalam menyusun rencana induk,” kata dia.
Disamping itu, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, kabupaten-kabupaten KDT perlu menciptakan motor penggerak ekonomi yang baru.
“Apalagi Pemerintah Pusat telah menetapkan Kawasan Danau Toba sebagai salah satu dari 10 destinasi prioritas nasional yang akan dibangun dalam RPJMN 2015-2019,” tambah Mesdin.
Untuk itu, dengan adanya MEA arus investasi berpotensi besar masuk ke kawasan KDT, “oleh karena itu perlu mendapat perhatian pemerintah daerah dan pusat agar mengupayakan menumbuhkan dan membina usaha lokal yang mampu beroperasi secara profesional menyediakan jasa layanan kepada wisatawan,” ucap Medin.
Dia juga menekankan agar tetap menjaga penguasaan lahan tetap ditangan masyarakat asli daerah. Artinya, kesejahteraan masyarakat lokal menjadi tolak ukur keberhasilan dan usaha lokal tetap dapat tumbuh dengan sehat.
Dimana sebelumnya keynote speaker Prof. Dr Manihar Situmorang Wakil Rektor Universitas Negeri Medan membawakan topik “Daya Saing Indonesi Melalui Bidang Riset Publikasi Ilmiah. Sedangkan Dr Pontas Sinaga, Peran Akademisi Peneliti Dalam Pembangunan Daerah.
Acara Seminar ini dibuka langsung oleh Wakil Bupati Kabupaten Samosir Ir Juang Sinaga, dan menyampaikan, terimakasih dan apresiasi kepada Forum IHAN BATAK yang telah mempercayakan dan memilih pulau Samosir sebagai tempat pelaksanaan Seminar.
“Juniastel Rajagukguk, selaku ketua panitia penyelenggara dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan seminar ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada Pemerintah Daerah, masyarakat umum, kalangan bisnis, dan mahasiswa untuk memahami fenomena Kelembagaan Teknologi Informasi dan membawa dampak positif, menjadi sarana sosialisasi dan forum pertukaran informasi antara para teknokrat (akademisi, pakar, pengamat, peneliti, perekayasa),” katanya.
Peran serta para akademisi dan peneliti sangat penting dalam mempengaruhi perubahan-perubahan suatu masyarakat. Peran dan fungsi akademisi dapat diwujudkan dalam bentuk membangun gerakan pembelajaran masyarakat untuk mendorong terciptanya transformasi sosial.
“Oleh karena itu, jarak yang lebar antara pemerintah daerah dengan para akademisi dan peneliti perlu dihilangkan sehingga menjadi mitra dalam pelaksanaan pembangunan berkelanjutan,” jelas Juniastel.
Sedangkan peserta dan pemakalah yang ikut dalam seminar ini berasal dari berbagai institusi di Sumatera dan pulau Jawa sebanyak 490 orang yang terdiri dari peneliti, akademisi, guru dan pakar.
Sekjen Forum IHAN BATAK Janner Simarmata menuturkan, bahwa kegiatan seminar nasional tersebut, merupakan agenda tahunan dan bagian dari pogram kerja organisasi.
“Seminar Nasional ini terlaksana atas dukungan beberapa perguruan tinggi dan organisasi, seperti Universitas Negeri Medan, Universitas HKBP Nommensen, Universitas Prima, BMKG, LIPI, Community Informatics Family of Budidarma, Forum Generasi Muda Simataraja Indonesia (FORGEMSI) dan Portal Berita Tapanuli SamosirGreen.com,” tutupnya. (js)
Keynote Speaker dalam Seminar, Sekretaris Utama Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Mesdin K. Simarmata, pada Seminar Nasional dengan mengambil topik “Untaian Pariwisata dan Pembangunan”.
Dalam paparannya mengatakan bahwa kabupaten Kawasan Danau Toba (KDT) perlu bersinergi dengan Badan Otorita Danau Toba (BODT) dalam menentukan: akses, ammenitis, dan atraksi (3 A) sebagai bahan utama dalam menyusun rencana induk,” kata dia.
Disamping itu, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, kabupaten-kabupaten KDT perlu menciptakan motor penggerak ekonomi yang baru.
“Apalagi Pemerintah Pusat telah menetapkan Kawasan Danau Toba sebagai salah satu dari 10 destinasi prioritas nasional yang akan dibangun dalam RPJMN 2015-2019,” tambah Mesdin.
Untuk itu, dengan adanya MEA arus investasi berpotensi besar masuk ke kawasan KDT, “oleh karena itu perlu mendapat perhatian pemerintah daerah dan pusat agar mengupayakan menumbuhkan dan membina usaha lokal yang mampu beroperasi secara profesional menyediakan jasa layanan kepada wisatawan,” ucap Medin.
Dia juga menekankan agar tetap menjaga penguasaan lahan tetap ditangan masyarakat asli daerah. Artinya, kesejahteraan masyarakat lokal menjadi tolak ukur keberhasilan dan usaha lokal tetap dapat tumbuh dengan sehat.
Dimana sebelumnya keynote speaker Prof. Dr Manihar Situmorang Wakil Rektor Universitas Negeri Medan membawakan topik “Daya Saing Indonesi Melalui Bidang Riset Publikasi Ilmiah. Sedangkan Dr Pontas Sinaga, Peran Akademisi Peneliti Dalam Pembangunan Daerah.
Acara Seminar ini dibuka langsung oleh Wakil Bupati Kabupaten Samosir Ir Juang Sinaga, dan menyampaikan, terimakasih dan apresiasi kepada Forum IHAN BATAK yang telah mempercayakan dan memilih pulau Samosir sebagai tempat pelaksanaan Seminar.
“Juniastel Rajagukguk, selaku ketua panitia penyelenggara dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan seminar ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada Pemerintah Daerah, masyarakat umum, kalangan bisnis, dan mahasiswa untuk memahami fenomena Kelembagaan Teknologi Informasi dan membawa dampak positif, menjadi sarana sosialisasi dan forum pertukaran informasi antara para teknokrat (akademisi, pakar, pengamat, peneliti, perekayasa),” katanya.
Peran serta para akademisi dan peneliti sangat penting dalam mempengaruhi perubahan-perubahan suatu masyarakat. Peran dan fungsi akademisi dapat diwujudkan dalam bentuk membangun gerakan pembelajaran masyarakat untuk mendorong terciptanya transformasi sosial.
“Oleh karena itu, jarak yang lebar antara pemerintah daerah dengan para akademisi dan peneliti perlu dihilangkan sehingga menjadi mitra dalam pelaksanaan pembangunan berkelanjutan,” jelas Juniastel.
Sedangkan peserta dan pemakalah yang ikut dalam seminar ini berasal dari berbagai institusi di Sumatera dan pulau Jawa sebanyak 490 orang yang terdiri dari peneliti, akademisi, guru dan pakar.
Sekjen Forum IHAN BATAK Janner Simarmata menuturkan, bahwa kegiatan seminar nasional tersebut, merupakan agenda tahunan dan bagian dari pogram kerja organisasi.
“Seminar Nasional ini terlaksana atas dukungan beberapa perguruan tinggi dan organisasi, seperti Universitas Negeri Medan, Universitas HKBP Nommensen, Universitas Prima, BMKG, LIPI, Community Informatics Family of Budidarma, Forum Generasi Muda Simataraja Indonesia (FORGEMSI) dan Portal Berita Tapanuli SamosirGreen.com,” tutupnya. (js)
Posting Komentar
Posting Komentar