MEDAN | GLOBAL SUMUT-LKementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)
atau Bappenas Republik Indonesia menggelar Konsultasi Publik tentang
Proyek Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) Light Rail
Transit (LRT) untuk Kota Medan di Grand Aston Hotel, Kamis (17/11).
Diaskusi ini digelar sebagai langkah awal penanganan permasalahan
transportasi yang komprehensif dan terintegrasi di Kota Medan.
Konsultasi Publik ini dibuka Wali Kota Medan, Drs H T Dzulmi Eldin S MSi yang dihadiri Direktur Transportasi Bappenas, Ikhwan Hakim ST, MSc, Ketua ITDP, Yoga Adi Winarto, perwakilan Dirlantas Poldasu Kompor Mukhsin, Kasubdit Kerja Sama dan Pengembangan Usaha- Ditjen KA, Setiawan , Kepala Bappeda Medan, Zurkanaen, Kadishub Kota medan, Renward Parapat, Ketua Masyarakat Transportasi Sumut, Hendra Kusuma, Rektor ITM, Ir Mahrizal Masri dan Ketua Oganda Sumut, Haposan Sialagan.
Wali Kota mengucapkan terima kasih kepada Kementerian PPN/ Bappenas yang telah banyak memfasilitasi Pemko Medan, terutama dalam mendampingi pengumuman kajian awal kelayakan pembangunan LRT (Light Rail Transport) kota dengan menggelar konsultasi publik ini. Oleh karenanya pertemuan ini dinilainya cukup penting dan strategis, terutama dalam upaya mewujudkan sistem transportasi yang lebih baik lagi, khususnya untuk Kota Medan.
"Seiring dengan laju pertumbuhan penduduk, jumlah kendaraan di Kota Medan setiap tahun cenderung terus meningkat. Bahkan rata - rata pertumbuhannya mencapai 12 persen pertahun. Kondisi ini tentunya tidak sebanding dengan kemampuan Pemerintah Kota menambah kapasitas jalan, sebab selain lahan yang semakin terbatas,, kemampuan keuangan Pemerintah Kota juga relatif masih terbatas", kata Wali Kota.
Atas dasar itulah tegas Eldin, jika tidak dilakukan pembenahan sistem transportasi secara komprehensif dan terintegrasi, maka tentunya akan mengakibatkan permasalahan lalu lintas di kemudian hari. Pemko Medan juga telah melakukan upaya terpadu dalam rangka penyiapan rencana strategis kebijakan angkutan massal, baik berbasis jalan seperti Bus Rapid Transportation (BRT) maupun berbasis rel seperti LRT.
"Kita akan berupaya mengkombinasikan kedua moda unggulan ini, untuk dapat dijadikan alternatif utama pengguna an moda angkutan masyarakat Kota di masa mendatang, bahkan diharapkan juga dapat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi secara bertahap sekaligus menjadikan kondisi lalu lintas yang lebih Aman dan nyaman bagi pengguna Transportasi. Kami (Pemko Medan) berharap Pemerintah Pusat dapat mewujudkan skema pembiayaan yang optimal dan terbaik sekaligus tidak membebani keuangan daerah, sehingga program strategis ini bisa direalisasikan dalam kurun waktu 3 tahun. Selain itu dukungan dari Pemprov Sumut untuk bisa mewujudkan rencana sistem transportasi ini bagian pokok dari pembangunan kawasan metropolitan Mebidangro (Medan, Binjai, Deliserdang dan Tanah Karo)," tuturnya.
Direktur Transportasi Bappenas Ikhwan Hakim ST, MSc menjelaskan, diskusi publik ini digelar untuk pengembangan transportasi perkotaan yang merupakan prioritas nasional dalam RPJMN 2015- 2019. Artinya, target cukup ambisius mengingat pangsa angkutan umum dari 23 persen ke 32 persen. Untuk itulah pencapaian target adalah tanggung jawab semua termasuk Pemerintah Kota.
"Strategi utama melalui pengembangan angkutan umum massal berkualitas yakni angkutan umum yang merupakan bagian terpadu dari pengembangan perkotaan dan rencana induk transportasi terpadu adalah keharusan. Untuk itu pengembangan angkutan umum berkualitas membutuhkan investasi yang tidak sedikit, diperlukan prioritasi dan tahapan agar investasi efektif dan efesien serta diperlukan inovasi skema pendanaan", jelas Ikhwan. (Gs7/M)
Konsultasi Publik ini dibuka Wali Kota Medan, Drs H T Dzulmi Eldin S MSi yang dihadiri Direktur Transportasi Bappenas, Ikhwan Hakim ST, MSc, Ketua ITDP, Yoga Adi Winarto, perwakilan Dirlantas Poldasu Kompor Mukhsin, Kasubdit Kerja Sama dan Pengembangan Usaha- Ditjen KA, Setiawan , Kepala Bappeda Medan, Zurkanaen, Kadishub Kota medan, Renward Parapat, Ketua Masyarakat Transportasi Sumut, Hendra Kusuma, Rektor ITM, Ir Mahrizal Masri dan Ketua Oganda Sumut, Haposan Sialagan.
Wali Kota mengucapkan terima kasih kepada Kementerian PPN/ Bappenas yang telah banyak memfasilitasi Pemko Medan, terutama dalam mendampingi pengumuman kajian awal kelayakan pembangunan LRT (Light Rail Transport) kota dengan menggelar konsultasi publik ini. Oleh karenanya pertemuan ini dinilainya cukup penting dan strategis, terutama dalam upaya mewujudkan sistem transportasi yang lebih baik lagi, khususnya untuk Kota Medan.
"Seiring dengan laju pertumbuhan penduduk, jumlah kendaraan di Kota Medan setiap tahun cenderung terus meningkat. Bahkan rata - rata pertumbuhannya mencapai 12 persen pertahun. Kondisi ini tentunya tidak sebanding dengan kemampuan Pemerintah Kota menambah kapasitas jalan, sebab selain lahan yang semakin terbatas,, kemampuan keuangan Pemerintah Kota juga relatif masih terbatas", kata Wali Kota.
Atas dasar itulah tegas Eldin, jika tidak dilakukan pembenahan sistem transportasi secara komprehensif dan terintegrasi, maka tentunya akan mengakibatkan permasalahan lalu lintas di kemudian hari. Pemko Medan juga telah melakukan upaya terpadu dalam rangka penyiapan rencana strategis kebijakan angkutan massal, baik berbasis jalan seperti Bus Rapid Transportation (BRT) maupun berbasis rel seperti LRT.
"Kita akan berupaya mengkombinasikan kedua moda unggulan ini, untuk dapat dijadikan alternatif utama pengguna an moda angkutan masyarakat Kota di masa mendatang, bahkan diharapkan juga dapat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi secara bertahap sekaligus menjadikan kondisi lalu lintas yang lebih Aman dan nyaman bagi pengguna Transportasi. Kami (Pemko Medan) berharap Pemerintah Pusat dapat mewujudkan skema pembiayaan yang optimal dan terbaik sekaligus tidak membebani keuangan daerah, sehingga program strategis ini bisa direalisasikan dalam kurun waktu 3 tahun. Selain itu dukungan dari Pemprov Sumut untuk bisa mewujudkan rencana sistem transportasi ini bagian pokok dari pembangunan kawasan metropolitan Mebidangro (Medan, Binjai, Deliserdang dan Tanah Karo)," tuturnya.
Direktur Transportasi Bappenas Ikhwan Hakim ST, MSc menjelaskan, diskusi publik ini digelar untuk pengembangan transportasi perkotaan yang merupakan prioritas nasional dalam RPJMN 2015- 2019. Artinya, target cukup ambisius mengingat pangsa angkutan umum dari 23 persen ke 32 persen. Untuk itulah pencapaian target adalah tanggung jawab semua termasuk Pemerintah Kota.
"Strategi utama melalui pengembangan angkutan umum massal berkualitas yakni angkutan umum yang merupakan bagian terpadu dari pengembangan perkotaan dan rencana induk transportasi terpadu adalah keharusan. Untuk itu pengembangan angkutan umum berkualitas membutuhkan investasi yang tidak sedikit, diperlukan prioritasi dan tahapan agar investasi efektif dan efesien serta diperlukan inovasi skema pendanaan", jelas Ikhwan. (Gs7/M)
Posting Komentar
Posting Komentar