MEDAN | GLOBAL SUMUT-Kapolda Sumut Irjen Pol.Dr H Rycko Amelza Dahniel
M.Si menghadiri acara Istighosah dan Do’a bersama untuk keselamatan
bangsa bertempat di hanggar Lanud Polonia Medan Sabtu (19/11) 2016
Pukul 08.00 sd 09.00 wib.
Doa bersama tersebut dihadiri oleh Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo beserta pejabat TNI POLRI, Unsur FKPD Provinsi Sumut, FKPD Kota Medan , tokoh agama, tokoh masyarakat serta masyarakat kota Medan. Do’a bersama dilaksanakan bersamaan oleh umat muslim, umat Nasrani, Umat Budha kota Medan dan sekitarnya lebih kurang 5000 orang.
Gelaran doa ini sebagai ungkapan rasa syukur terwujudnya kedamaian, keselamatan, persatuan dan kesatuan bangsa terkait berbagai peristiwa yang dihadapi bangsa Indonesia akhir-akhir ini.
Kapoldasu dalam kata sambutannya mengajak semua elemen masyarakat Sumut bersama mengawal dan mensukseskan pilkada serentak pada 15 Februari 2017 nanti. Selain menjadi ajang demokrasi, ia minta masyarakat tak terpecah hanya karena beda pilihan.
“Dari sudut pandang keamanan, pesta demokrasi ini legitimasi juga polarisasi masyarakat kita, karena masyarakat bisa jadi terpisah karena pilihan-pilihan,” katanya.
Di wilayah Sumut sendiri, Kabupaten/Kota yang akan mengikuti pilkada serentak adalah Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kota Tebing Tinggi. Kapoldasu juga berharap pelaksanaan pilkada serentak berlangsung aman dan damai.
Menurutnya, dalam penyelenggaraan pilkada serentak bisa saja akan ada pelanggaran. Hal ini bisa memicu konflik antarkontestan dan tim suksesnya.
“Polarisasi menimbulkan kerawanan karena ada kompetisi, termasuk yang ada di Jakarta sekarang ini. Kita melihat bagaimana perjalanan ini terjadi dinamika eskalasi yang berdampak pada stabilitas keamanan sekaligus kehidupan masyarakat. Untuk itu mari kita jaga kedamaian dan persatuan di Sumut ini tetap terjaga, khususnya menyambut Pilkada Serentak 2017 nanti,” sambungnya.
Kapolda juga mengatakan terkait kasus dugaan penistaan agama oleh calon gubernur petahana, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, yang telah menjadi isu nasional, hendaknya tak dicampuradukkan dengan politik.
“Dikembalikan ke proses hukum. Jadi tidak dicampurbaurkan dengan masalah politik, kultur, suku dan ras,” katanya. “Hendaknya masyarakat Sumut dapat melihat secara objektif kasus tersebut dan yakin kepada kepolisian bahwa secara terbuka dan independen mengusut kasus tersebut. Ini yang harus diyakinkan, bahwa hukum berjalan dan mengenal prinsip persamaan di muka hukum.” tambah Kapoldasu.
Sementara itu, Panglima TNI Gatot mengajak masyarakat bersama berdoa untuk pahlawan dan bangsa ini. “Kita berdoa agar pahlawan revolusi yang sudah mendahului kita, mereka menjadi syuhada,” katanya. “Kita semua berdoa beserta ulama dan habib, berdoa memohon ridlo hidayah dari Allah untuk keselamatan bangsa Indonesia dan pahlawan bangsa.”Acara tersebut berjalan dengan aman dan lancar. (rs)
Doa bersama tersebut dihadiri oleh Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo beserta pejabat TNI POLRI, Unsur FKPD Provinsi Sumut, FKPD Kota Medan , tokoh agama, tokoh masyarakat serta masyarakat kota Medan. Do’a bersama dilaksanakan bersamaan oleh umat muslim, umat Nasrani, Umat Budha kota Medan dan sekitarnya lebih kurang 5000 orang.
Gelaran doa ini sebagai ungkapan rasa syukur terwujudnya kedamaian, keselamatan, persatuan dan kesatuan bangsa terkait berbagai peristiwa yang dihadapi bangsa Indonesia akhir-akhir ini.
Kapoldasu dalam kata sambutannya mengajak semua elemen masyarakat Sumut bersama mengawal dan mensukseskan pilkada serentak pada 15 Februari 2017 nanti. Selain menjadi ajang demokrasi, ia minta masyarakat tak terpecah hanya karena beda pilihan.
“Dari sudut pandang keamanan, pesta demokrasi ini legitimasi juga polarisasi masyarakat kita, karena masyarakat bisa jadi terpisah karena pilihan-pilihan,” katanya.
Di wilayah Sumut sendiri, Kabupaten/Kota yang akan mengikuti pilkada serentak adalah Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kota Tebing Tinggi. Kapoldasu juga berharap pelaksanaan pilkada serentak berlangsung aman dan damai.
Menurutnya, dalam penyelenggaraan pilkada serentak bisa saja akan ada pelanggaran. Hal ini bisa memicu konflik antarkontestan dan tim suksesnya.
“Polarisasi menimbulkan kerawanan karena ada kompetisi, termasuk yang ada di Jakarta sekarang ini. Kita melihat bagaimana perjalanan ini terjadi dinamika eskalasi yang berdampak pada stabilitas keamanan sekaligus kehidupan masyarakat. Untuk itu mari kita jaga kedamaian dan persatuan di Sumut ini tetap terjaga, khususnya menyambut Pilkada Serentak 2017 nanti,” sambungnya.
Kapolda juga mengatakan terkait kasus dugaan penistaan agama oleh calon gubernur petahana, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, yang telah menjadi isu nasional, hendaknya tak dicampuradukkan dengan politik.
“Dikembalikan ke proses hukum. Jadi tidak dicampurbaurkan dengan masalah politik, kultur, suku dan ras,” katanya. “Hendaknya masyarakat Sumut dapat melihat secara objektif kasus tersebut dan yakin kepada kepolisian bahwa secara terbuka dan independen mengusut kasus tersebut. Ini yang harus diyakinkan, bahwa hukum berjalan dan mengenal prinsip persamaan di muka hukum.” tambah Kapoldasu.
Sementara itu, Panglima TNI Gatot mengajak masyarakat bersama berdoa untuk pahlawan dan bangsa ini. “Kita berdoa agar pahlawan revolusi yang sudah mendahului kita, mereka menjadi syuhada,” katanya. “Kita semua berdoa beserta ulama dan habib, berdoa memohon ridlo hidayah dari Allah untuk keselamatan bangsa Indonesia dan pahlawan bangsa.”Acara tersebut berjalan dengan aman dan lancar. (rs)
Posting Komentar
Posting Komentar