MEDAN | GLOBAL SUMUT-Setelah sempat vacum beberapa bulan , penertiban pedagang kaki lima (PK5) yang menggelar lapak di Jalan Sutomo dan Jalan Perjuangan kembali dilanjutkan, Selasa dinihari (18/10). Untuk membersihkan kedua kawasan tersebut dari para PK5 yang tetap ngotot untuk berjualan, sekitar 800 personel tim gabungan yang terdiri dari unsur Satpol PP, Dinas Perhubungan, PD Pasar, camat , lurah, kepala lingkungan serta dibantu aparat Polresta Medan dan Kodim 0201/BS ini pun diturunkan.
Penertiban yang dilakukan ini merupakan lanjutan dari penertiban yang telah dilakukan sebelumnya. Meski sudah berulangkali tim gabungan melakukan penertiban namun belum berhasil menghentikan aksi PK5 berjualan. Pedagang hanya menghentikan aktifitasnya ketika tim gabungan melakukan penertiban, begitu tim gabungan meninggalkan lokasi, para PK5 kembali menggelar dagangan hingga menjelang siang.
Namun dalam penertiban yang dilakukan kali ini, tim gabungan berhasil memaksa para PK5 mengosongkan lokasi. Usai menggelar apel di Jalan Sutomo, persisnya depan Kantor PD Pasar yang dipimpin langsung Kasatpol PP Kota Medan, M Sofian sekitar pukul 02.30 WIB, tim gabungan yang berjumlah 800 orang ini dibagi menjadi tiga tim.
Ketiga tim ini selanjutnya bertugas melakukan pengamanan di Jalan Sutomo, Jalan Perjuangan dan Jalan Aksara. Untuk Jalan Sutomo, tim gabungan memblokir 22 titik akses masuk menuju Jalan Sutomo dan sekitarnya disertai dengan penutupan portal. Sedangkan untuk Jalan Perjuangan dan Jalan Aksara, tim gabungan bertugas membersihkan kedua kawasan tersebut dari PK5.
Strategi ini berhasil, kehadiran tim gabungan membuat para pedagang tidak satu pun menggelar lapak di tiga lokasi. Meski demikian ketiga tim tim terus melakukan penjagaan sampai pagi, guna mencegah para PK5 masuk dan berjualan kembali. Penjagaan ketat ini membuat para PK5 tidak ada yang berupaya melakukan penerobosan.
Tak mau dagangan mereka berupa sayuran dan buah tidak laku, para PK5 selanjutnya menggelar lapak di kawasan Medan Metropolitan Trade Centre (MMTC) Jalan Pancing. Tak pelak kawasan tersebut dalam tempo waktu singkat tak ubahnya menjadi pasar dadakan yang dipenuhi para pedagang maupun pembeli melakukan transaki jual beli.
Apresiasi Warga
Sebelumnya ketika melakukan penertiban di Jalan Perjuangan dan sekitarnya, tim gabungan tidak mendapatkan perlawanan dari pedagang maupun para preman yang selama ini mem-back-up penuh seperti yang terjadi dalam penertiban sebelumnya. Bahkan, sejumlah petugas Satpol PP menjadi korban dan harus mendapatkan perawatan di rumah sakit karena mengalami luka akibat pelemparan. Malah salah seorang petugas Satpol PP nyaris buta akibat tindakan anarkis para pedagang maupun preman tersebut.
Di samping itu sejumlah warga yang bagian depan rumahnya digunakan sebagai lapak berjualan para PK5, juga memprotes keras penggusuran yang dilakukan lantaran mendapatkan uang dari para PK5. Namun dalam penertiban dinihari kemarin, penertiban yang dilakukan tim gabungan berjalan dengan mulus. Selain tidak ada seorang pun pedagang yang berjualan, para preman maupun warga yang mendapatkan keuntungan itu juga tidak bersikap reaktif.
Malah sebaliknya justru banyak warga yang datang menyambut kehadiran tim gabungan. Sebagai bentuk apresiasi dan terima kasih, warga pun menyalami tim gabungan. Sebab, selama ini warga sudah mengeluhkan kehadiran para PK5. Selain menyebabkan kawasan tersebu menjadi kumuh karena banyaksampah sisa berjualan bertumbpuk dan berserakan, kehadiran PK5 juga menyebabkan terjadinya kemacetan lalu lintas.
Tidak itu saja, warga yang beragama Islam kesulitan memasuki masjid untuk melaksanakan Shalat Subuh berjemaah karena terhalang pedagang yang berjualan. Begitu pula pada saat warga beragama Kristen ingin kebaktikan di gereja pada hari Minggu, mereka juga terhalang memasuki gereja karena para PK5 masih menggelar lapak.
Kondisi itulah yang membuat sejumlah warga sempat mendatangi ke Balai Kota agar Pemko Medan segera menertibkan PK5 yang berjualan di Jalan Perjuangan dan sekitarnya beberapa waktu lalu. Kedatangan mereka ketika itu diterima Wakil Wali kota Medan, Ir Akhyar Nasution MSi. Di samping persoalan itu, warga juga mengeluhkan karena tidak sedikit para PK5 yang menjadikan parit di sekitar lokasi mereka sebagai jamban umum.
Sementara itu Kasatpol PP Kota Medan, M Sofian menegaskan, penertiban ini akan terus dilakukan sampai para Pk5 tidak ada lagi yang berjualan di Jalan Sutomo, Jalan Perjuangan dan Jalan Aksara. Sebab, ketiga kawasan tersebut tidak diperkenankan untuk berjualan dan harus steril dari PK5. Untuk mewujudkan itu, penertiban akan terus dilakukan.
“Yang pasti penertiban akan terus kita lakukan. Berdasarkan kesepakatan yang telah dilakukan, tim gabungan akan melakukan penertiban sampai akhir Desember 2016. Kita akan membuat ketiga kawasan itu bersih dari PK5. Untuk strategi penertiban akan kita lakukan berubah-ubah dan disesuaikan dengan kondisi di lapangan, sehingga penertiban yang kita lakukan kali ini benar-benar fektif dan maksimal,” kata Sofian.(rls/Gs7).
Penertiban yang dilakukan ini merupakan lanjutan dari penertiban yang telah dilakukan sebelumnya. Meski sudah berulangkali tim gabungan melakukan penertiban namun belum berhasil menghentikan aksi PK5 berjualan. Pedagang hanya menghentikan aktifitasnya ketika tim gabungan melakukan penertiban, begitu tim gabungan meninggalkan lokasi, para PK5 kembali menggelar dagangan hingga menjelang siang.
Namun dalam penertiban yang dilakukan kali ini, tim gabungan berhasil memaksa para PK5 mengosongkan lokasi. Usai menggelar apel di Jalan Sutomo, persisnya depan Kantor PD Pasar yang dipimpin langsung Kasatpol PP Kota Medan, M Sofian sekitar pukul 02.30 WIB, tim gabungan yang berjumlah 800 orang ini dibagi menjadi tiga tim.
Ketiga tim ini selanjutnya bertugas melakukan pengamanan di Jalan Sutomo, Jalan Perjuangan dan Jalan Aksara. Untuk Jalan Sutomo, tim gabungan memblokir 22 titik akses masuk menuju Jalan Sutomo dan sekitarnya disertai dengan penutupan portal. Sedangkan untuk Jalan Perjuangan dan Jalan Aksara, tim gabungan bertugas membersihkan kedua kawasan tersebut dari PK5.
Strategi ini berhasil, kehadiran tim gabungan membuat para pedagang tidak satu pun menggelar lapak di tiga lokasi. Meski demikian ketiga tim tim terus melakukan penjagaan sampai pagi, guna mencegah para PK5 masuk dan berjualan kembali. Penjagaan ketat ini membuat para PK5 tidak ada yang berupaya melakukan penerobosan.
Tak mau dagangan mereka berupa sayuran dan buah tidak laku, para PK5 selanjutnya menggelar lapak di kawasan Medan Metropolitan Trade Centre (MMTC) Jalan Pancing. Tak pelak kawasan tersebut dalam tempo waktu singkat tak ubahnya menjadi pasar dadakan yang dipenuhi para pedagang maupun pembeli melakukan transaki jual beli.
Apresiasi Warga
Sebelumnya ketika melakukan penertiban di Jalan Perjuangan dan sekitarnya, tim gabungan tidak mendapatkan perlawanan dari pedagang maupun para preman yang selama ini mem-back-up penuh seperti yang terjadi dalam penertiban sebelumnya. Bahkan, sejumlah petugas Satpol PP menjadi korban dan harus mendapatkan perawatan di rumah sakit karena mengalami luka akibat pelemparan. Malah salah seorang petugas Satpol PP nyaris buta akibat tindakan anarkis para pedagang maupun preman tersebut.
Di samping itu sejumlah warga yang bagian depan rumahnya digunakan sebagai lapak berjualan para PK5, juga memprotes keras penggusuran yang dilakukan lantaran mendapatkan uang dari para PK5. Namun dalam penertiban dinihari kemarin, penertiban yang dilakukan tim gabungan berjalan dengan mulus. Selain tidak ada seorang pun pedagang yang berjualan, para preman maupun warga yang mendapatkan keuntungan itu juga tidak bersikap reaktif.
Malah sebaliknya justru banyak warga yang datang menyambut kehadiran tim gabungan. Sebagai bentuk apresiasi dan terima kasih, warga pun menyalami tim gabungan. Sebab, selama ini warga sudah mengeluhkan kehadiran para PK5. Selain menyebabkan kawasan tersebu menjadi kumuh karena banyaksampah sisa berjualan bertumbpuk dan berserakan, kehadiran PK5 juga menyebabkan terjadinya kemacetan lalu lintas.
Tidak itu saja, warga yang beragama Islam kesulitan memasuki masjid untuk melaksanakan Shalat Subuh berjemaah karena terhalang pedagang yang berjualan. Begitu pula pada saat warga beragama Kristen ingin kebaktikan di gereja pada hari Minggu, mereka juga terhalang memasuki gereja karena para PK5 masih menggelar lapak.
Kondisi itulah yang membuat sejumlah warga sempat mendatangi ke Balai Kota agar Pemko Medan segera menertibkan PK5 yang berjualan di Jalan Perjuangan dan sekitarnya beberapa waktu lalu. Kedatangan mereka ketika itu diterima Wakil Wali kota Medan, Ir Akhyar Nasution MSi. Di samping persoalan itu, warga juga mengeluhkan karena tidak sedikit para PK5 yang menjadikan parit di sekitar lokasi mereka sebagai jamban umum.
Sementara itu Kasatpol PP Kota Medan, M Sofian menegaskan, penertiban ini akan terus dilakukan sampai para Pk5 tidak ada lagi yang berjualan di Jalan Sutomo, Jalan Perjuangan dan Jalan Aksara. Sebab, ketiga kawasan tersebut tidak diperkenankan untuk berjualan dan harus steril dari PK5. Untuk mewujudkan itu, penertiban akan terus dilakukan.
“Yang pasti penertiban akan terus kita lakukan. Berdasarkan kesepakatan yang telah dilakukan, tim gabungan akan melakukan penertiban sampai akhir Desember 2016. Kita akan membuat ketiga kawasan itu bersih dari PK5. Untuk strategi penertiban akan kita lakukan berubah-ubah dan disesuaikan dengan kondisi di lapangan, sehingga penertiban yang kita lakukan kali ini benar-benar fektif dan maksimal,” kata Sofian.(rls/Gs7).
Posting Komentar
Posting Komentar