MEDAN | GLOBAL SUMUT-Provinsi Sumut dengan jumlah penduduk kurang lebih
14 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk sekitar 1,2 persen akan
membutuhkan pangan dalam jumlah yang besar di masa mendatang. Untuk
memenuhi kebutuhan pangan penduduk provinsi Sumatera Utara, maka
tantangan besar yang harus dihadapi adalah perekonomian global yang
sangat dinamis, harga pangan dunia yang sangat fluktuatif, perubahan
iklim dan bencana alam. Hal itu diungkapkan Gubernur Sumatera Utara
Tengku Erry Nuradi pada acara peringatan Hari Pangan se Dunia ke-36
tahun 2016 tingkat Provinsi Sumut dan Hari Krida Pertanian ke-44 Tingkat
Provinsi Sumatera Utara, Rabu (26/10) di Kantor Badan Ketahanan Pangan
PRovsu.
Hadir Ketua TP PKK Evi Diana Erry Nuradi, Bupati/Walikota se-Sumatera Utara, Kepala Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Kementerian Pertanian Dr Ir Tjuk Eko Hari Basuki, Ketua Dharmawanita Persatuan Provsu, para pejabat eselon II Provsu dan unsur FKPD Provsu, Ketua beserta anggota Tim Teknis Dewan Ketahanan Pangan Provsu, serta 700 an hadirin stakeholder ketahanan pangan.
Selain itu lanjut Gubsu berbagai masalah yang perlu diselesaikan seperti perubahan iklim global, ketidakseimbangan produksi pangan dan stok pangan antar daerah, degradasi kualitas lahan, air, dan kerusakan lingkungan, penyediaan beragam pangan berdasarkan potensi sumber daya dan budaya lokal, trend harga pangan yang terus meningkat dan bergejolak, tingginya konsumsi beras per kapita dan belum sesuai dengan pola pangan harapan, meningkatkan konsumsi beras dan pengembangan, pengawasan dan penanganan keamanan pangan olahan dan segar.
Pada kesempatan itu Gubsu meresmikan toko tani Indonesia (TTI) Centre dan Galeri Pangan Lokal Olahan Khas Sumatera Utara. "Melalui pengembangan TTI Centre ini diharapkan akan memberikan kemudahan kepada masyarakat yang ekonominya menengah ke bawah dapat membeli bahan pangan seperti beras, gula, minyak goreng dan telur ayam dengan harga yang terjangkau," kata Gubsu.
Saat ini kata Gubsu sudah ada 60 Toko Tani yang menjual beras produk TTI dengan harga Rp.7.900 per kilogram yang tersebar luas di Sumatera Utara. Dia mengharapkan kementerian pertanian dapat mengalokasikan toko tani dengan jumlah yang lebih besar lagi pada tahun mendatang.
Kepada galeri pangan lokal olahan khas Sumatera Utara Gubsu menghimbau kepada masyarakat Sumut untuk dapat berperan aktif dalam menggali dan mengembangkan bahan pangan olahan berbasis produk lokal serta dapat mengkomsumsi bahan pangan lokal yang dihasilkan sebagai upaya peningkatan diversifikasi pangan di Sumatera Utara. "Kepada SKPD Provsu untuk dapat memanfaatkan serta membeli produk pangan lokal yang dihasilkan sebagai konsumsi pada kegiatan rapat dan acara lainnya.
Dalam kesempatan itu Gubsu memberikan Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara Tahun 2016 Tingkat Provinsi Sumatera Utara untuk berbagai kategori dimana para pemenang akan diikutsertakan dalam lomba di tingkat nasional. Para pemenang mendapat hadiah dan bantuan diantaranya berupa uang tunai, bibit pohon, ternak dan ikan. Disamping itu digelar lomba cipta menu beragam bergizi seimbang dan aman berbasis sumberdaya lokal yang diikuti kabupaten/kota se Sumut.
Pada kesempatan itu Gubsu juga menghimbau kepada seluruh kepala daerah untuk jeli melihat potensi pangan lokal di daerah masing-masing untuk meningkatkan cadangan pangan guna mewujudkan kedaulatan pangan. “Sebagai bangsa yang bermartabat kita harus mampu mandiri di bidang pangan serta kekuatan potensi sumberdaya pertanian harus mampu kita kembangkan untuk mencapai kedaulatan pangan,” sebut Erry.
Adapun Tema Hari Pangan se Dunia ke-36 tahun 2016 tingkat nasional adalah Membangun Kedaulatan Pangan Berkelanjutan di Era Perubahan Iklim selaras dengan HPS internasional Tahun 2016 yang ditetapkan Food and Agriculture Organization (FAO) yaitu Climate is Changing Food and Agriculture Must Too.(GBS-MDN)
Hadir Ketua TP PKK Evi Diana Erry Nuradi, Bupati/Walikota se-Sumatera Utara, Kepala Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Kementerian Pertanian Dr Ir Tjuk Eko Hari Basuki, Ketua Dharmawanita Persatuan Provsu, para pejabat eselon II Provsu dan unsur FKPD Provsu, Ketua beserta anggota Tim Teknis Dewan Ketahanan Pangan Provsu, serta 700 an hadirin stakeholder ketahanan pangan.
Selain itu lanjut Gubsu berbagai masalah yang perlu diselesaikan seperti perubahan iklim global, ketidakseimbangan produksi pangan dan stok pangan antar daerah, degradasi kualitas lahan, air, dan kerusakan lingkungan, penyediaan beragam pangan berdasarkan potensi sumber daya dan budaya lokal, trend harga pangan yang terus meningkat dan bergejolak, tingginya konsumsi beras per kapita dan belum sesuai dengan pola pangan harapan, meningkatkan konsumsi beras dan pengembangan, pengawasan dan penanganan keamanan pangan olahan dan segar.
Pada kesempatan itu Gubsu meresmikan toko tani Indonesia (TTI) Centre dan Galeri Pangan Lokal Olahan Khas Sumatera Utara. "Melalui pengembangan TTI Centre ini diharapkan akan memberikan kemudahan kepada masyarakat yang ekonominya menengah ke bawah dapat membeli bahan pangan seperti beras, gula, minyak goreng dan telur ayam dengan harga yang terjangkau," kata Gubsu.
Saat ini kata Gubsu sudah ada 60 Toko Tani yang menjual beras produk TTI dengan harga Rp.7.900 per kilogram yang tersebar luas di Sumatera Utara. Dia mengharapkan kementerian pertanian dapat mengalokasikan toko tani dengan jumlah yang lebih besar lagi pada tahun mendatang.
Kepada galeri pangan lokal olahan khas Sumatera Utara Gubsu menghimbau kepada masyarakat Sumut untuk dapat berperan aktif dalam menggali dan mengembangkan bahan pangan olahan berbasis produk lokal serta dapat mengkomsumsi bahan pangan lokal yang dihasilkan sebagai upaya peningkatan diversifikasi pangan di Sumatera Utara. "Kepada SKPD Provsu untuk dapat memanfaatkan serta membeli produk pangan lokal yang dihasilkan sebagai konsumsi pada kegiatan rapat dan acara lainnya.
Dalam kesempatan itu Gubsu memberikan Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara Tahun 2016 Tingkat Provinsi Sumatera Utara untuk berbagai kategori dimana para pemenang akan diikutsertakan dalam lomba di tingkat nasional. Para pemenang mendapat hadiah dan bantuan diantaranya berupa uang tunai, bibit pohon, ternak dan ikan. Disamping itu digelar lomba cipta menu beragam bergizi seimbang dan aman berbasis sumberdaya lokal yang diikuti kabupaten/kota se Sumut.
Pada kesempatan itu Gubsu juga menghimbau kepada seluruh kepala daerah untuk jeli melihat potensi pangan lokal di daerah masing-masing untuk meningkatkan cadangan pangan guna mewujudkan kedaulatan pangan. “Sebagai bangsa yang bermartabat kita harus mampu mandiri di bidang pangan serta kekuatan potensi sumberdaya pertanian harus mampu kita kembangkan untuk mencapai kedaulatan pangan,” sebut Erry.
Adapun Tema Hari Pangan se Dunia ke-36 tahun 2016 tingkat nasional adalah Membangun Kedaulatan Pangan Berkelanjutan di Era Perubahan Iklim selaras dengan HPS internasional Tahun 2016 yang ditetapkan Food and Agriculture Organization (FAO) yaitu Climate is Changing Food and Agriculture Must Too.(GBS-MDN)
Posting Komentar
Posting Komentar