BELAWAN | GLOBAL SUMUT-Guna menghindari Dweelling Time saat ini pihak
TPFT (Tempat Pemeriksaan Fisik Terpadu) meningkatkan pelayanan kepada
pengguna jasa PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) atau lebih dikenal
dengan Pelindo 1, TPFT (Tempat Pemeriksaan Fisik Terpadu) menyediakan
sistem pelayanan secara online.
TPFT (Tempat Pemeriksaan Fisik Terpadu) Online tersebut merupakan yang pertama diluar pulau Jawa yang dapat dioptimalkan guna menunjang kegiatan pemeriksaan fisik bea cukai dan karantina dengan mekanisme pemeriksaan karantina dilakukan terlebih dahulu sebelum respon kepabeanan.
Hal tersebut di jelaskan Kepala TPFT Behandle Yuda Negara Senin (19/09) sekaligus meninjau lokasi bahandle di TPFT. Yuda mengatakan pihaknya selalu bekordinasi dengan pihak Karantina maupun pihak Bea Cukai guna menghindari Dweelling Time.
"Kalau ada ditemukan barang bermasalah itu sudah ranahnya pihak Bea Cukai, kami hanya menyediakan fasilitas tempat, kalau soal lamanya penumpukan barang bermasalah itu lokasi TPFT ini, itu harus persetujuan Bea Cukai dan pihak importir atau pengguna jasa, kurang dari 4 hari mungkin terhindar dweeling time tapi kalau 2 hari saya pesimis kalau behandle di jalur merah ini,"Ungkap Yuda.
Terpisah, Martin salah seorang petugas Bea dan Cukai mengatakan terkait pemeriksaan barang ekspor dan impor mengaku pihaknya bisa menjamin hanya sehari selesai melakukan pemeriksaan (Behandle), kita usahakan mempercepat pelayanan sepanjang barang dalam kontener itu tak bermasalah, ujarnya singkat.
Sebelumnya ACS Humas Pelindo 1 Fiona Sari Utami didampingi Rica Agnes mengatakan kesiapan dalam pelayanan TPFT kepada pengguna jasa dan masyarakat ini merupakan komitmen dalam mempercepat layanan dan keamanan barang impor pengguna jasa.
“TPFT ini adalah layanan pertama di luar Pulau Jawa, layanan ini sudah dioperasikan sejak tanggal 1 November 2015 yang lalu di Belawan International Container Terminal (BICT) yang merupakan pelabuhan utama Pelindo 1.
Dengan adanya layanan TPFT ini, proses waktu kegiatan pemeriksaan (behandle) peti kemas impor menjadi lebih efektif karena sudah menggunakan sistem online yang terintegrasi” ungkap Fiona.
General Manager Belawan International Container Terminal (BICT) Yarham Harid, Layanan TPFT ini berada di dalam pelayanan satu atap maka waktu yang dibutuhkan bagi pengguna jasa menjadi lebih cepat, dan dengan adanya sistem online, pemindahan peti kemas dari lapangan penumpukan ke lapangan behandle sudah berdasarkan sistem, dan tidak menunggu permintaan pengguna jasa lagi.
Selain itu, dari segi fasilitas, para pengguna jasa mendapatkan fasilitas yang nyaman, akses informasi cepat dan akurat serta sarana dan prasarana yang sangat mendukung kegiatan behandle.
“Keuntungan menggunakan fasilitas TPFT pemeriksaan bisa dilakukan bersama antara Bea dan Cukai dan Karantina, secara online dan dengan lokasi pemeriksaan/Behandle yang berada terpisah dari lokasi penumpukan petikemas di terminal, sehingga mengurangi mobilitas orang di dalam lapangan penumpukan petikemas di terminal ,”jelas Yarham.
Lebih lanjut dikatakannya performa kinerja layanan BICT dengan adanya TPFT ini semakin membaik, salah satunya mampu mempersingkat dwelling time dimana dari sebelumnya rata-rata dwelling time BICT tahun 2015 sekitar 5,9 hari, namun setelah layanan ini tercatat selama 2016 dwelling time rata-rata menjadi 4 hari.
Pelindo 1 pun akan terus berkomitmen untuk semakin mempersingkatkan dwellingtime tersebut.
Terkait layanan TPFT di BICT yang disediakan Pelindo 1, Fiona menambahkan bahwa banyak pihak yang mengapresiasi layanan TPFT.
Diantaranya dari surat Ombudsman RI melalui suratnya tertanggal 29 Januari 2016 yang memberikan Apresiasi kepada Pelindo 1 atas layanan TPFT, kemudian Komisi VI Anggota DPR RI Bambang Haryo Soekartono,
Anggota Komisi IV DPR RI yang dipimpin Edhi Prabowo serta Ketua Watimpres Sri Adiningsih baru-baru ini usai mengunjungi TPFT pada 21 Juli yang lalu dan memberikan apresiasi yang sama atas tersedianya layanan TPFT ini. “Fasilitas TPFT kepada pengguna jasa ini merupakan wujud keseriusan dan bentuk komitmen Pelindo 1 dalam memberikan pelayanan yang terbaik, sejalan dengan Transformasi yang telah dilakukan untuk menuju global company dan nomor satu di bisnis kepelabuhanan di Indonesia,” jelasnya. (abu).
TPFT (Tempat Pemeriksaan Fisik Terpadu) Online tersebut merupakan yang pertama diluar pulau Jawa yang dapat dioptimalkan guna menunjang kegiatan pemeriksaan fisik bea cukai dan karantina dengan mekanisme pemeriksaan karantina dilakukan terlebih dahulu sebelum respon kepabeanan.
Hal tersebut di jelaskan Kepala TPFT Behandle Yuda Negara Senin (19/09) sekaligus meninjau lokasi bahandle di TPFT. Yuda mengatakan pihaknya selalu bekordinasi dengan pihak Karantina maupun pihak Bea Cukai guna menghindari Dweelling Time.
"Kalau ada ditemukan barang bermasalah itu sudah ranahnya pihak Bea Cukai, kami hanya menyediakan fasilitas tempat, kalau soal lamanya penumpukan barang bermasalah itu lokasi TPFT ini, itu harus persetujuan Bea Cukai dan pihak importir atau pengguna jasa, kurang dari 4 hari mungkin terhindar dweeling time tapi kalau 2 hari saya pesimis kalau behandle di jalur merah ini,"Ungkap Yuda.
Terpisah, Martin salah seorang petugas Bea dan Cukai mengatakan terkait pemeriksaan barang ekspor dan impor mengaku pihaknya bisa menjamin hanya sehari selesai melakukan pemeriksaan (Behandle), kita usahakan mempercepat pelayanan sepanjang barang dalam kontener itu tak bermasalah, ujarnya singkat.
Sebelumnya ACS Humas Pelindo 1 Fiona Sari Utami didampingi Rica Agnes mengatakan kesiapan dalam pelayanan TPFT kepada pengguna jasa dan masyarakat ini merupakan komitmen dalam mempercepat layanan dan keamanan barang impor pengguna jasa.
“TPFT ini adalah layanan pertama di luar Pulau Jawa, layanan ini sudah dioperasikan sejak tanggal 1 November 2015 yang lalu di Belawan International Container Terminal (BICT) yang merupakan pelabuhan utama Pelindo 1.
Dengan adanya layanan TPFT ini, proses waktu kegiatan pemeriksaan (behandle) peti kemas impor menjadi lebih efektif karena sudah menggunakan sistem online yang terintegrasi” ungkap Fiona.
General Manager Belawan International Container Terminal (BICT) Yarham Harid, Layanan TPFT ini berada di dalam pelayanan satu atap maka waktu yang dibutuhkan bagi pengguna jasa menjadi lebih cepat, dan dengan adanya sistem online, pemindahan peti kemas dari lapangan penumpukan ke lapangan behandle sudah berdasarkan sistem, dan tidak menunggu permintaan pengguna jasa lagi.
Selain itu, dari segi fasilitas, para pengguna jasa mendapatkan fasilitas yang nyaman, akses informasi cepat dan akurat serta sarana dan prasarana yang sangat mendukung kegiatan behandle.
“Keuntungan menggunakan fasilitas TPFT pemeriksaan bisa dilakukan bersama antara Bea dan Cukai dan Karantina, secara online dan dengan lokasi pemeriksaan/Behandle yang berada terpisah dari lokasi penumpukan petikemas di terminal, sehingga mengurangi mobilitas orang di dalam lapangan penumpukan petikemas di terminal ,”jelas Yarham.
Lebih lanjut dikatakannya performa kinerja layanan BICT dengan adanya TPFT ini semakin membaik, salah satunya mampu mempersingkat dwelling time dimana dari sebelumnya rata-rata dwelling time BICT tahun 2015 sekitar 5,9 hari, namun setelah layanan ini tercatat selama 2016 dwelling time rata-rata menjadi 4 hari.
Pelindo 1 pun akan terus berkomitmen untuk semakin mempersingkatkan dwellingtime tersebut.
Terkait layanan TPFT di BICT yang disediakan Pelindo 1, Fiona menambahkan bahwa banyak pihak yang mengapresiasi layanan TPFT.
Diantaranya dari surat Ombudsman RI melalui suratnya tertanggal 29 Januari 2016 yang memberikan Apresiasi kepada Pelindo 1 atas layanan TPFT, kemudian Komisi VI Anggota DPR RI Bambang Haryo Soekartono,
Anggota Komisi IV DPR RI yang dipimpin Edhi Prabowo serta Ketua Watimpres Sri Adiningsih baru-baru ini usai mengunjungi TPFT pada 21 Juli yang lalu dan memberikan apresiasi yang sama atas tersedianya layanan TPFT ini. “Fasilitas TPFT kepada pengguna jasa ini merupakan wujud keseriusan dan bentuk komitmen Pelindo 1 dalam memberikan pelayanan yang terbaik, sejalan dengan Transformasi yang telah dilakukan untuk menuju global company dan nomor satu di bisnis kepelabuhanan di Indonesia,” jelasnya. (abu).
Posting Komentar
Posting Komentar