0
MEDAN | GLOBAL SUMUT-Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Ir H Tengku Erry Nuradi MSi mengatakan, kebersamaan dan harmonisasi antara pemimpin (umara) dan pemuka agama (ulama) merupakan salah satu modal dalam membangun Sumut. Sinergitas keduanya akan mampu menghempang berbagai persoalan di era globaliasi.

Keyakinan itu dikemukanan Tengku Erry Nuradi dalam acara Berbuka Puasa Bersama dengan Dewan Pertimbangan (DP) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumut bersama para ulama, zu’ama dan cendikiawan muslim di Sekretariat MUI Sumut, Jl. Sutomo Medan, Selasa (21/6/2016).

Hadir dalam kesempatan itu Ketua MUI Sumut Prof DR H Abdullah Syah MA, Ketua Dewan Pertimbangan MUI Sumut Prof DR HM Yasir Nasution, Direktur Pengamanan Objek Vital (Pam Obvit) Polda Sumut Kombes Herry Saubiansauri, unsur FKPD Sumut, Rektor Universitas Alwashliyah (Univ)a Prof Basyarudin, Ketua Nadlatul Ulama (NU) Sumut Drs H Afifuddin Lubis MSi, Ketua Muhammadiyah Prof DR Hasyim Syah dan Ketua Alwashliyah Sumut Prof DR Syaiful Akhyar.

Dalam kesempatan itu, Erry mengatakan, antara umara dan ulama dari berbagai lintas agama memiliki tanggungjawab yang sama dalam membangun kemaslahatan umat, baik dalam membina masyarakat maupun mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

“Tentu pemerintah bertanggungjawab di bidangnya yakni berusaha meningkatkan kualitas ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan para pemuka agama bertanggungjawab meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan umat,” ujar Erry.

Selama ini, peran keduanya terus bersinergi hingga menciptakan kondisi keamanan yang kondusif di Sumut.

“Ini menjadi modal dalam membangun Sumut ke arah yang lebih baik di masa mendatang,” ujar Erry.

Para ulama, sebut Erry, memiliki kekuatan dalam membangkitkan semangat ketaqwaan bagi pemeluknya.

“Kaum ulama, terus mendorong umat agar tetap menerapkan syariah dengan berpegang tegh kepada Alquran dan hadist sebagai rujukan utama. Demikian juga dengan pemuka agama lain. Ini melahirkan sikap masyarakat yang arif dan matang dalam merespon segala fenomena yang berkembang,” sebut Erry.

Kebersamaan yang kuat antara umara dan pemuka agama, efektif membatasi terjadinya gesekan intoleransi maupun benturan diantara pemeluk agama di Sumut.

“Alhamdulillah, meski Sumut merupakan Negeri Berbilang Kaum, tetapi tetap melebur dalam kebersamaan. Baik itu masyarakat lokal, maupun masyarakat pendatang. Semua dapat hidup berdampingan,” tambah Erry.

Sementara Ketua MUI Sumut Prof Abdullah Syah mengatakan, kebersamaan mutlak diperlukan untuk membangun kekuatan.

“Seperti dalam acara buka bersama ini, dimana ulama dan umaro berkumpul. Ini merupakan cerminan kerjasama yang baik antara kedua belah pihak. Kerjasama yang baik ini akan tetap kita bina dan pertahankan, agar Sumut menjadi baik dan umat Islam menjadi lebih baik,” harap Abdullah.

Berbuka puasa bersama, tebut Abdullah merupakan tradisi MUI yang baik dalam upaya menguatkan silahturahim antara MUI dengan para ulama, tokoh masyarakat, pemerintah dan cendikiawan.

“Dengan modal kerjasama yang baik, program yang dilaksanakan ke depan diharapkan lebih baik lagi,” kata Abdullah Syah.

Abdullah juga mengatakan, bulan Ramadhan 1437 Hijriyah hanya berjalan satu bulan penuh. Kemudian umat Islam di seluruh belahan dunia akan menyambut Idul Fitri 2016.

Gubsu Berbuka Puasa Dengan MUI Sumut  “Ramadhan bulan yang berkah dan penuh ampunan. Maka manfaatkan kesempatan ini dengan baik,” pesan Abdullah.

Acara berbuka puasa MUI Sumutcdiawali dengan pembacaan ayat suci Alquran, kemudian dilanjutkan dengan tausiyah oleh Prof Ramli Abdul Wahid. (RHD)

Posting Komentar

Top