LUBUK
PAKAM | GLOBAL SUMUT- Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sumatera Utara
(Sumut) Ir H Tengku Erry Nuradi MSi mengimbau kaum perempuan untuk terus
membekali diri dengan berbagai keahlian, karena perempuan merupakan
pendidik pertama sekaligus pendidik utama dalam meningkatkan kualitas
hidup keluarga.
Demikian
amanat Tengku Erry Nuradi saat menjadi irup upacara Hari Pendidikan
Nasional (Hardiknas) tingkat Sumut yang berlangsung di Alun-alun
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Deliderdang, Lubuk Pakam, Senin
(2/5/2016). Peringatan Hardiknas tersebut sekaligus pencanangan Gerakan
Pendidikan dan Pemberdayaan Perempuan Marjinal (GP3M) Deliserdang.
Hadir
Direktur Bindiktara Kemendikbud DR Erman Syamsudin, Ketua TP PKK Sumut
Evi Diana Erry, Bupati Deli Serdang H Ashari Tambunan, Wakil Bupati H
Zainuddin Mars, Ketua TP PKK Deliserdang Hj Yubita Ashari Tambunan,
Ketua DPRD Deliserdang Ricky Pandana Nasution SE, Sekdakab Deliserdanng
Drs H Asrin Naim, jajaran pimpinan FKPD Deliserdang, Kadis Pendidikan
Pemuda dan Olahraga Deliserdang Dra Wastianna Harahap, jajaran SKPD
Deliserdang, Camat dan para guru.
Dalam
sambutannya, Erry menyatakan, perempuan wajib meningkatkan
kemampuannya, baik sebagai ibu rumahtangga, sebagai pendidik pertama dan
juga sebagai pendidik utama dalam keluarga. Tujuannya untuk
meningkatkan kualitas hidup keluarga sehingga memberi dampak besar pada
peningkatan pendidikan dan kualutas hidup generasi mendatang.
“Saat
ini perempuan marjinal tersebar di berbagai sektor kehidupan, baik
sektor puklik maupun sektor domestik. Bahkan perempuan termarjinalkan
dalam bidang pendidikan, ekonomi, pekerjaan, kebijakan public, hak-hak
dasar perempuan belum terpenuhi, kekerasan dalam rumahtangga masih saja
terjadi, kesetaraan gender belum sepenuhnya terwujud dalam keseharian,
begitu juga dalam bidang politik dan kesehatan,” sebut Erry.
Padahal,
perempuan memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas keluarga.
Untuk itu, GP3M diharapkan menjadi solusi dari berbagai persoalan kaum
perempuan.
“Saya
mengimbau Kabupaten dan Kota segera melaksanakan rencana aksi GP3M di
daerah masing-masing dengan menberdayakan segala potensi dan sumber daya
daerah, agar pendidikan perempuan di Sumatera Utara semakin meningkat,”
pesan Erry.
Berdasarkan
data statistik, populasi penduduk Sumut tercatat sebanyak 13.326.307
jiwa, 6.648.190 diantaranya laki-laki dan 6.678.117 jiwa perempuan. Data
ini memberikan informasi jumlah perempuan di Sumut lebih tinggi
disbanding populasi laki-laki di Sumut. “Jumlah penduduk perempuan
secara kualitatif merupakan potensi yang ddapat diandalkan dalam
meningkatkan kualitas pendidikan di Sumatera Utara,” sebut Erry.
Erry
juga menegaskan, permasalah perempuan tidak hanya menjadi perhatian
pemerintah Indonesia, tetapi juga dunia internasional. Bahkan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menerbitkan 8 tujuan Pembangunan
Millineum Development Goals (MDGs) dengan menitik beratkan pada
pemberdayaan perempuan yakni, pendidikan untuk semua, persamaan gender
dan peningkatan kesehatan ibu dan penghapusan kemiskinan.
“Saya
berharap program Gerakan Pendidikan Pembersayaan Perempuan Marjinal ini
menjadi langkah strategis dalam meningkatkan kemampuan perempuan di
Sumut. Tentu program ini harus mendapat dukungan dari semua pihak,”
harap Erry.
Sebelumnya,
Erry membacakan pidato Mendikbud Anies Baswedan yang menekankan pada
dampak revolusi teknologi menjadi pendorong lompatan perubahan yang akan
berpengaruh pada cara kita hidup, cara kita bekerja dan tentu saja cara
kita belajar.
“Bapak
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan berpesan, generasi muda penerus
bangsa harus mendapatkan keilmuan untuk menjawab tantangan jaman di masa
mendatang.
“Keterampilan
utuh yang memang dibutuhkan oleh anak-anak Indonesia di Abad 21 ini
mencakup tiga komponen yaitu kualitas karakter, kemampuan literasi dan
kompetensi,” sebut Erry.
Selain
itu, Mendikbud juga berpesan untuk menanamkan karakter moral yakni
nilai Pancasila, keimanan, ketaqwaan, integritas, kejujuran, keadilan,
empati, rasa welas asih dan sopan santun kepada generasi muda.
“Karakter
kinerja juga harus sejak dini ditanamkan kepada generasi muda yaitu
kerja keras, ulet tangguh, rasa ingin tahu, inisiatif, gigih dan
kemampuan beradaptasi. Literasi dasar menjadi komponen kemampuan abad 21
yaitu memungkinkan anak-anak meraih ilmu dan kemam puan yang lebih
tinggi serta menerapkannya kepada kehidupan hariannya,” tambah Erry.
Tidak
kalah penting, pesan Mendikbud dalam Hardiknas kali ini adalah komponen
kompetensi abad 21 yang menuntut anak-anak Indonesia harus mampu
menghadapi berbagai masalah kompleks dan tidak terstruktur. Untuk itu
dibutuhkan kompetensi kemampuan kreativitas, kemampuan berpikir kritis
dan kemampuan memecahkan masalah, kemampuan komunikasi serta kemampuan
kolaborasi. Sementara Direktur Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan
Kesetaraan Mendikbud, DR Erman Syamsudin mengatakan, pencanangan GP3M
merupakan kebahagiaan mengenang kembali sosok RA Kartini yang gigih
telah memperjuangkan hak-hak asasi kaum perempuan. “Selain RA Kartini,
kita juga mengenal pejuang wanita lainnya seperti Maria Walanda Maramis
dari Sulawesi Utara, Ina Lokollo dari Ambon dan masih banyak lagi yang
lain termasuk dari Sumut dan Deli Serdang,” sebut Erman.
Erman
menegaskan, pendidikan pemberdayaan perempuan merupakan langkah penting
dalam proses pembangunan suatu bangsa, karena perempuan sebagai warga
negara memiliki hak dan kewajiban yang sama degnan laki-laki.
“Saat
ini kelompok marjinal di Indonesia mayoritas disandang perempuan.
Karena itulah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meluncurkan program
khusus dalam upaya pemberdayaan kaum perempuan lewat jalur pendidikan
berbasis masyarakat non formal yag dituangkan dalam program Gerakan
Pendidikan Pemberdayaan Perempuan Marjinal,” jelas Erman.
Bupati
Deli Serdang H Ashari Tambunan menyebutkan, pendidikan di Deliserdang
merupakan salah satu sektor pembangunan yang mendapat perhatian khusus
dengan mengandalkan tiga pilar pembangunan daerah yakni pemerintah,
partisipasi masyarakat serta dukungan swasta.
“Pemkab
Deliserdang menyambut gembira dicanangkannya Gerakan Pendidikan
Pemberdayaan Perempuan Marjinal. Gerakan ini salah satu diantaranmya
adalah sarana untuk mendidik dan memberdayakan perempuan marjinal
sehingga mereka nantinya akan memiliki kemampuan dalam meningkatkan
taraf hidup dan kualitas hidup sebagai ibu rumah tangga,” sebut Azhari.
Tarian
Massal Siswa SD Deliserdang Pecahkan Rekor MURI Dalam memeriahkan
peringatan Hardiknas tingkat Sumut, panitia menggelar tarian tradisional
“Hadrah” dengan melibat 1.350 orang penari siswa perempuan mengenakan
pakaian adat dari sejumlah SD di Deliserdang. Tarian massal ini sukses
memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (Muri).
Peringatan
Hardiknas tersebut juga dimeriahkan berbagai atraksi hiburan lainnya
seperti tari 8 etnis yang ada di Deliserdang, atraksi Polisi Cilik
(Pocil), pementasan 100 siswa SMP yang membacakan puisi yang meterinya
berkaitan dengan kehidupan perempuan.
Sebelumnya,
pihak penyelenggara juga dilaksanakan Gerak Jalan Beregu di Alun-alun
Pemkab Deliserdang pada Minggu (1/5/2016). Usai upacara peringatan
Hardiknas, rombongan Plt Gubernur Sumut Tengku Ery Nuradi didampingin
jajaran Pemkab dan FKPD Deliserdang FKPD meninjau sejumlah stand pameran
pendidikan yang ada di lokasi acara. (RHD)
Posting Komentar
Posting Komentar