MEDAN
| GLOBAL SUMUT- Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sumatera Utara (Sumut)
Ir H Tengku Erry Nuradi MSi mengajak seluruh jajaran pejabat Pemerintah
Provinsi (Pemprov) Sumut dan Kabupaten/Kota di Sumut untuk tidak
melakukan korupsi. Pencegahan dini tindak korupsi dapat dimulai dari
diri sendiri.
Hal itu disampaikan Tengku Erry Nuradi saat
membuka Seminar Pencegahan Dini Terhadap Korupsi yang berlangsung di
Gedung Binagraha Pemprov Sumut, Jl Diponegoro Medan, Rabu (30/03/2016).
Kegiatan tersebut diprakarsai Pusat Monitoring Politik dan Hukum
Indonesia (PMPHI) Sumut.
Hadir
dalam acara itu dua Pimpinan KPK Saut Situmorang dan Irjen Pol Basariah
Panjaitan, Direktur Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus)
Polda Sumut Kombes Pol Ahmad Haydar, Asisten Bidang Tindak Pidana Khusus
(Aspidsus) Kejati Sumut Dr Asep Nana Mulyana SH MHum, Wakil Walikota
Medan Akhyar, Kapolresta Medan Kombes Pol Mardiaz, jajaran SKPD Pemprov
Sumut dan Kota Medan, akademisi, pemerhati anti korupsi, perwakilan
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), sejumlah tokoh masyarakat dan tokoh
pemuda.
Dalam
kesempata tersebut, Erry menegaskan, tindak korupsi merupakan kejahatan
luar biasa (extra ordinary crime). Dampak korupsi meluas hingga ke
berbagai sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Mari
kita tanamkan tekad dan komitmen dalam diri masing-masing untuk tidak
melakukan korupsi. Kita mulai dari diri sendiri,” ajak Erry.
Pencegahan
tindak korupsi, sebut Erry, bukan hanya tugas KPK, Kepolisian maupun
Kejaksaan saja, tetapi merupakan tanggungjawab bersama seluruh lapisan
masyarakat. “Melalui forum ini, saya mengajak seluruh lapisan
masyarakat, terutama pejabat dan pemegang kebijakan, untuk tidak
melakukan korupsi. Kini saatnya kita membangun karakter bangsa yang
jujur, bersih dan bertanggungjawab dalam menjalankan peran
masing-masing,” sebut Erry.
Erry
menyatakan, pemahaman seputar korupsi perlu terus disosialisasikan
kepada seluruh pihak, tidak hanya pejabat dan pemangku kebijakan, namun
juga kepada masyarakat luas.
“Dengan
demikian, tiap masyarakat akan memahami apa itu korupsi, bagaimana
pencegahannya dan apa dampaknya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara,”
harap Erry. Erry mengatakan, tindak korupsi tidak hanya berpotensi
terjadi di jajaran pejabat selaku pengambil kebijakan, tetapi juga telah
meluas hingga ke tingkatan masyarakat. Salah satu tindak korupsi yang
tanpa disadari oleh masyarakat adalah tidak taat pajak. Padahal, 80
persen pendapatan terbesar negara berasal dari sector pajak.
“Dari
lebih kurang 15 juta jiwa jumlah penduduk Sumatera Utara, hanya 150
ribu orang yang punya NPWP. Tanpa kita sadari, sebenarnya masyarakat
telah melakukan praktik tindak korupsi dengan tidak membayar pajak,”
sebut Erry.
Erry
juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk mengubah anggapan
(stigma) negatif yang menyebutkan korupsi sudah menjadi budaya. Anggapan
itu harus segera dihapus dari benak masyarakat melalui revolusi mental
dari diri sendiri.
Khusus
di Sumut, sebut Erry, adagium Sumut merupakan singkatan Semua Urusan
Mesti Uang Tunai, harus segera ditinggalkan. Sebutan itu harus diubah
menjadi Semua Urursan Mesti Tuntas.
“Mari
kita ubah pemikiran kita. Kita mulai dari kita sendiri. Mudah-mudahan
pencegahan terhadap korupsi itu dapat kita laksanakan. Dengan demikian,
negara kita ini akan jauh lebih baik,” ajak Erry.
Sementara
Pimpinan KPK Saut Situmorang mengatakan, tiga provinsi yang menjadi
pusat perhatian KPK dalam pemberantasan korupsi adalah Banten, Riau dan
Sumut. “Bukan berarti daerah lain tidak. Tetapi 3 daerah ini menjadi
perhatian kita,” sebut Saut.
Saut
berharap, sebagai salah satu daerah yang menjadi pusat perhatian KPK,
Sumut harus menjadi pengerak (leading) dalam upaya pemberantasan
korupsi.
“Saya
dan Bu Basariah berasal dari Sumut. Kami berharap, Sumut bisa rangking
satu memberantas korupsi. Oleh karena itu, mari kita bersama-sama
memberantas korupsi,” ajak Saut.
Ketua
Panitia Pelaksana Seminar Pencegahan Dini Terhadap Korupsi, Gandi
Parapat mengatakan, seminar tersebut digelar guna membendung stigma
miring terhadap Sumut yang identik dengan koruptor.
“Kita sengaja mengundang dua narasumber dari KPK, pihak kepolisian dan kejaksaan,” ujar Gandi.
Gandi
yang juga selaku koordinator PMPHI Sumut ini berharap, seminar dapat
memberi pemahaman kepada masyarakat, khususnya masyarakat Sumut tentang
seputar korupsi. “Kalau sudah tau apa itu korupsi, tentu kita
bersama-sama punya tanggung jawab untuk pencegahannnya sedini mungkin
tindak korupsi,” harap Gandi. (RHD)
Posting Komentar
Posting Komentar