istri korban masing-masing Nurhayati-Juni Manurung-Rina & Amir Pemilik perahu Lumba-Lumba
BELAWAN | GLOBAL SUMUT-Kasus pembunuhan di laut ternyata lebih kejam lagi kasus pembunuhan didarat, Betapa tidak, kalau pembunuhan di darat paling tidak ada tampak mayatnya namun bila tindak kriminal terjadi di laut sulit terungkap karena mayat korban pun tak ditemukan kemungkinan sudah hancur dimakan ikan maupun binatang laut lainnya.
Begitu kedukaan yang masih dialami para istri nelayan korban pembunuhan di laut masing -masing bernama Rina (38) warga Lorong Mesjid Kelurahan Bagan Deli, Juni Manurung (30) warga Lorong 5 Bagan Deli, Nurhayati (38) warga Bagan Deli Lorong Veteran kembali datangi Ditpolairdasu jalan TM.Pahlawan Belawan guna mengadukan nasibnya untuk mengungkap kasus kematian suami mereka.
"Kami datang kembali ke Polairdasu mau menanyakan kembali soal perkembangan kasus kematian suami kami serta kami mau melapor kembali, kami mau suami kami balik lagi kerumah kalau sudah meninggal mana mayatnya, pelakunya harus ditangkap dan dihukum berat," cetus Bu Rina dan Bu Juni usai pelaporan ke Polairdasu.Selasa (01/03).
Pihak kepolisian harus mengungkap kasus pembunuhan secara biadap suami kami, suami kami tak bersalah kenapa harus dihabisi bahkan mayat suami kami hinggakini belum juga ditemukan.rintih istri korban.
Diceritakan, Suami saya Rajali Abdi (42) pergi melaut bersama temannya Baharuddin Ahmad (38) dan Muhammad Zein (36). Biasanya mereka pulang melaut 2 hari lamanya, namun sekarang sudah 24 hari tidak pulang, terakhir saya dengar kabar kalau mereka dibunuh di tengah laut.Ungkap Bu Nurhayati.
Nurhayati yang sehari-harinya dagang jajanan gantungan itu berharap Polisi dapat usut tuntas penyebab hilangnya suami. “Saya berharap Polisi dapat mengungkap penyebab hilangnya suami saya dan
teman-temannya”. Harap Hayati dengan linangan air mata.
Sementara Dul (ayah kandung Rajali-red) beberkan kabar penyebab hilangnya anak dan temannya di laut.“Kabar hilangnya anak saya Rajali dan 3 orang teman-temannya sudah menyebar dimana-mana, menurut masyarakat Kelurahan Bagan Deli mereka dibunuh dengan sadis di tengah laut dengan menggunakan 6 kapal ikan pukat langgar Gabion Belawan yang bertangkahan di gudang PT. Jasa Hasil Laut. Nama-nama Nakhoda yang disebut-sebut sebagai otak pelaku pembunuhan berikut nama kapal ikan dan ABK sudah kita serahkan ke Polairdasu. Kita berharap agar semua
yang terlibat termasuk ABK diperiksa secara meraton. Selanjutnya kita percayakan pada petugas yang berwenang untuk mengusut kasus ini”. Kata Dol.
Ketika ditanya pelaku pembunuhan, Dul beberkan info yang dikumpul di tengah masyarakat. “Menurut kabar di tengah masyarakat, hampir semua ABK terlibat dalam pembunuhan tersebut, tapi sebagai otak pelakunya 6 orang nakhoda diantaranya 4 orang tinggal di Kelurahan Pekan Labuhan, 1 orang tinggal di Kelurahan Labuhan Deli, dan 1 orang lagi di Desa Selemat Hamparan Perak”. Beber Dol.
Di tempat yang sama (di Polairdasu-red) pemilik bot yang ditumpangi korban Amir (46) benarkan kabar hilangnya nelayan pancing. “Rajali dan teman-temannya melaut tumpangi perahu saya tanggal 30 Januari 2015 (Bot Lumba-Lumba-red). Biasanya mereka pulang tiap 2 hari dan cumit hasil tangkapan di jual di tangkahan. Tapi sekarang sudah hampir 1 bulan mereka tak kembali, kabarnya mereka dibunuh di tengah laut. Kata
Amir.
Kabar yang berkembang di lapangan, ke 6 kapal ikan pukat langgar yang dimaksud masing-masing KM SB nakhoda DY, KM MJ nakhoda LDN, KM MP nakhoda ASBL, KM BS nakhoda YS, KM S nakhoda ZL, sedangkan 1 kapal ikan jalur. Ke 6 kapal ikan tersebut bertambat di gudang PT. Jasa Hasil Laut Gabion Belawan.
Begitu kedukaan yang masih dialami para istri nelayan korban pembunuhan di laut masing -masing bernama Rina (38) warga Lorong Mesjid Kelurahan Bagan Deli, Juni Manurung (30) warga Lorong 5 Bagan Deli, Nurhayati (38) warga Bagan Deli Lorong Veteran kembali datangi Ditpolairdasu jalan TM.Pahlawan Belawan guna mengadukan nasibnya untuk mengungkap kasus kematian suami mereka.
"Kami datang kembali ke Polairdasu mau menanyakan kembali soal perkembangan kasus kematian suami kami serta kami mau melapor kembali, kami mau suami kami balik lagi kerumah kalau sudah meninggal mana mayatnya, pelakunya harus ditangkap dan dihukum berat," cetus Bu Rina dan Bu Juni usai pelaporan ke Polairdasu.Selasa (01/03).
Pihak kepolisian harus mengungkap kasus pembunuhan secara biadap suami kami, suami kami tak bersalah kenapa harus dihabisi bahkan mayat suami kami hinggakini belum juga ditemukan.rintih istri korban.
Diceritakan, Suami saya Rajali Abdi (42) pergi melaut bersama temannya Baharuddin Ahmad (38) dan Muhammad Zein (36). Biasanya mereka pulang melaut 2 hari lamanya, namun sekarang sudah 24 hari tidak pulang, terakhir saya dengar kabar kalau mereka dibunuh di tengah laut.Ungkap Bu Nurhayati.
Nurhayati yang sehari-harinya dagang jajanan gantungan itu berharap Polisi dapat usut tuntas penyebab hilangnya suami. “Saya berharap Polisi dapat mengungkap penyebab hilangnya suami saya dan
teman-temannya”. Harap Hayati dengan linangan air mata.
Sementara Dul (ayah kandung Rajali-red) beberkan kabar penyebab hilangnya anak dan temannya di laut.“Kabar hilangnya anak saya Rajali dan 3 orang teman-temannya sudah menyebar dimana-mana, menurut masyarakat Kelurahan Bagan Deli mereka dibunuh dengan sadis di tengah laut dengan menggunakan 6 kapal ikan pukat langgar Gabion Belawan yang bertangkahan di gudang PT. Jasa Hasil Laut. Nama-nama Nakhoda yang disebut-sebut sebagai otak pelaku pembunuhan berikut nama kapal ikan dan ABK sudah kita serahkan ke Polairdasu. Kita berharap agar semua
yang terlibat termasuk ABK diperiksa secara meraton. Selanjutnya kita percayakan pada petugas yang berwenang untuk mengusut kasus ini”. Kata Dol.
Ketika ditanya pelaku pembunuhan, Dul beberkan info yang dikumpul di tengah masyarakat. “Menurut kabar di tengah masyarakat, hampir semua ABK terlibat dalam pembunuhan tersebut, tapi sebagai otak pelakunya 6 orang nakhoda diantaranya 4 orang tinggal di Kelurahan Pekan Labuhan, 1 orang tinggal di Kelurahan Labuhan Deli, dan 1 orang lagi di Desa Selemat Hamparan Perak”. Beber Dol.
Di tempat yang sama (di Polairdasu-red) pemilik bot yang ditumpangi korban Amir (46) benarkan kabar hilangnya nelayan pancing. “Rajali dan teman-temannya melaut tumpangi perahu saya tanggal 30 Januari 2015 (Bot Lumba-Lumba-red). Biasanya mereka pulang tiap 2 hari dan cumit hasil tangkapan di jual di tangkahan. Tapi sekarang sudah hampir 1 bulan mereka tak kembali, kabarnya mereka dibunuh di tengah laut. Kata
Amir.
Kabar yang berkembang di lapangan, ke 6 kapal ikan pukat langgar yang dimaksud masing-masing KM SB nakhoda DY, KM MJ nakhoda LDN, KM MP nakhoda ASBL, KM BS nakhoda YS, KM S nakhoda ZL, sedangkan 1 kapal ikan jalur. Ke 6 kapal ikan tersebut bertambat di gudang PT. Jasa Hasil Laut Gabion Belawan.
Sedangkan
korbannya 4 orang masing-masing Rajali Abdi (42) warga lorong Veteran,
Baharuddin Ahmad (38) warga lorong Pertamina, Muhammad Zein (36) warga
lorong 5 umum, dan Dani Karpiol (38) warga lorong Proyek Kelurahan Bagan
Deli Kecamatan Medan Belawan. Hingga sampai sekarang ke 4 korban yang
diyakini sudah menjadi mayat itu belum ditemukan juga bahkan kasusnya
hinggakini masih ditangani pihak Polairadsu.
Ketua
DPC HNSI kota Medan Bahrumsyah ketika dikonfirmasi melalui telephon
selularnya, benarkan adanya laporan istri korban. “Kita damping
istri-istri korban buat laporan pengaduan, anggota saya yang turun ke
Polairdasu”. Kata Bahrum singkat.
Sementara
Direktur Polairdasu Kombes Pol Tubuh Musyareh yang dikonfirmasi
wartawan, melalui Kasubdit Gakkum (Kepala Subdit Penegakan Hukum) AKBP
Sudung Ferdinand Napitu benarkan laporan tersebut. “Kita sudah terima
laporan pengaduan keluarga 4 nelayan yang hilang di laut itu, dan
prosesnya sedang berjalan. Kita juga sudah berkoordinasi dengan tim
Basernas”. Kata Sudung.
(TIM).
Posting Komentar
Posting Komentar