0
ACEH TAMIANG | GLOBAL SUMUT-Sekitar puluhan masa yang berasal dari  Forum Pemuda Penyelamat Tamiang (FP2T) berunjuk rasa didepan halaman kantor Bupati Aceh Tamiang, Rabu (10/2). Mereka menuntut agar  Bupati Aceh Tamiang H. Hamdan Sati,ST untuk tidak mengeluarkan izin pembangunan PT Tripa Semen Aceh di Desa Kaloy, Kecamatan Tamiang Hulu, Aceh Tamiang. Dalam aksi itu, pengunjuk rasa juga membakar keranda bersama foto Hamdan Sati.,ST

“Banyak masalah di Aceh Tamiang yang tidak kunjung diselesaikan selama dibawah kepemimpinan H.Hamdan Sati,ST sebagai Bupati Aceh Tamiang sebagian besar permasalahan menyangkut kerusakan lingkungan berupa Amdal Tripa Semen Aceh yang berdampak langsung terhadap sumber daya air KARS yang menyebabkan binatang satwa akan punah karena beroperasi di kawasan Ekosistem Taman Nasional Guinung Leuser,” kata koordinator aksi, Sayed Zainal.

Pengunjuk rasa meminta agar H. Hamdan Sati,ST sebagai Bupati Aceh Tamiang menunda rencana kerja sama operasi pengelolaan minyak dan gas antara Pemerintah Aceh Tamiang, PT Pertamina Hulu dan Badan Usaha Milik Daerah karena dilakukan tidak transparan. Sejak proses awal rekrutmen dewan komisaris dan dewan direksi, elemen sipil di Aceh Tamiang tidak pernah dilibatkan bahkan pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang tidak pernah melibatkan Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Aceh Tamiang dalam pembahasannya”kata Sayed Zainal.

Ditambahkan pula supaya H.Hamdan Sati,ST segera menyelesaikan dan bertanggung jawab terhadap penyelesaian izin Perguruan Tinggi Politeknik di Desa Sapta Marga Tualang Cut, Kecamatan Manyak Payed, Aceh Tamiang karena sudah lima tahun sejak berdiri Perguruan Tinggi Politeknik belum mendapatkan izin operasional.Apalagi sejak awal proses ganti rugi lahan milik anggota keluarga H.Hamdan Sati,ST menyimpan masalah hukum.Sedangkan bangunan yang dibantu pembangunannya oleh Pemerintah Aceh tidak kunjung dihibahkan ke Kabupaten Aceh Tamiang.

Selanjutnya pengunjuk rasa juga meminta H.Hamdan Sati,ST menghentikan pembalakan liar di kawasan Gunung Sangka Pane dan Cempege, Kecamatan Bandar Pusaka. Saat ini, hutan itu berada dalam kondisi kritis.dikhawatirkan sebagai daerah tangkapan air, ketiadaan hutan berpotensi  timbulnya bencana banjir”ujar Sayed Zainal.

Disamping itu para pengunjuk rasa menuntut kepada Bupati Aceh Tamiang H.Hamdan Sati,ST  segera menghentikan dan melakukan pencegahan alih fungsi kawasan hutan bakau di pesisir Tamiang seperti di Kecamatan Seruway, Bendahara, Banda Mulia dan Manyak Payed untuk menjadi perkebunan kelapa sawit serta menyelesaikan penebangan hutan bakau secara liar.(arman suharza)

Posting Komentar

Top