0
MEDAN  | GLOBAL SUMUT-Pembukaan Seminar Nasional Indonesia darurat narkoba tersebut di buka oleh Wakapolda Sumut Brigjen Pol Adi Prawoto tepat pada Rabu siang (20/01/2016) pukul 14.45 wib, Dalam sambutannya ia mengatakan bahwa sesuai apa yang disampaikan Presiden Jokowi bahwa merosotnya kewibawaan bangsa ini, lemahnya sendi-sendi ekonomi dan kurangnya toleransi antar lembaga.

Ketiga masalah tersebut tak terlepas akibat maraknya narkoba sehingga benarlah dikatakan Indonesia ini darurat narkoba.ujarnya sembari membuka acara seminar tersebut. Sebelum seminar tersebut di buka terlebih dahulu di bacakan Doa yang dibawakan oleh Ali Imron mahasiswa dari UIN (Universitas Islam Negeri) Medan.

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Jenderal Pol. Budi Waseso mengatakan, sejauh ini belum ada tindakan yang dapat menimbulkan efek jera bagi para bandar dan pemakai narkoba. “Belum ada tindakan yang menimbulkan efek jera bagi para pengedar narkoba,” terang Buwas.

Sesuai arahan pak Presiden, terkait revolusi mental, selaku Kepala BNN RI pihaknya akan terus memerangi narkoba. “Perang terhadap narkoba merupakan prioritas utama bagi saya, jika tidak diperangi secara serius, narkoba ini akan mengancam keberlangsungan kehidupan bangsa,” jelasnya

Dikatakannya, di dunia ini ada 541 jenis narkoba. “Sedangkan yang sudah masuk ke Indonesia sebanyak 37 jenis dan 18 jenis di antaranya yang baru bisa diproses hukum,” imbuh Buwas.

Budi Waseso juga mengatakan akan membuat lemabaga pemasyarakatan (lapas) yang akan dikelilingi hewan buas, buaya untuk menjaga agar peredaran narkoba tidak bisa dikendalikan dari dalam lapas.

“Banyak godaan bagi sipir dalam mengamankan lapas yang ditempati para bandar narkoba. Jika sipir juga sudah tergoda, maka lapas harus dijaga buaya, karena bandar narkoba tidak mungkin bisa mengendalikan buaya. Sampai saat ini konsep tersebut sedang dijajaki,” jelas Buwas.

Anggota DPRI RI Komisi III, H.Raden Muhammad Syafei, SH.M.Hum, yang akrab disapa Romo Dalam membrantas Narkoba di Indonesia akan melakukan kolaborasi dengan Kepala BNN RI, Komjen Pol Budi Waseso.

Hal itu dikatakannya saat menjadi pembicara pada seminar nasional yang digelar oleh Forum Komunikasi Pemuda Indonesia (FKPI) di Gedung Gelanggang Universitas Sumatera Utara Medan.

Lebih lanjut anggota DPR RI komisi III tersebut juga mendesak pemerintah bertindak tegas dan hukuman mati bagi para bandar narkoba jangan malah dikasih ampun atau remisi serta takut melanggar HAM.

“Kalau sudah generasi kita diracuni narkoba maka mau dibawa kemana negeri ini. Dari itulah kita mendukung sikap tegas dan galaknya Budi Waseso dalam misi pemberantasan narkoba bahkan kita akan perjuangkan berapun anggaran negara untuk pelaksanaan perehaban bagi para korban narkoba yang masih coba-coba akan tetapi bagi pengedar dan bandar harus ditindak tegas dihukum mati,” ujar politisi Partai Gerindra tersebut.

Penegakan hukum dalam penindakan narkoba harus tegas khususnya bagi bandar narkoba yang layaknya harus dihukum mati, jangan malah para pemakai dan pengedarnya saja yang dihukum.

“Sapu habis narkoba harus terlebih dahulu penyapunya bersih, kalau tidak sampai kapanpun narkoba tak kunjung habis di negeri ini. Kita akan kerjasama terus dengan BNN dan merancang undang-undang yang tepat untuk pemberantasan narkoba,” Ungkap Romo.

Perang terhadap narkoba terus dilakukan sebab bandar dan jaringan narkoba terus memasuki Indonesia dengan hampir di seluruh lini, baik masyarakat, mahasiswa, pelajar, instansi pemerintah maupun oknum TNI dan oknum polisi.

Bahkan di Jawa Timur ditemukan para santrinya malah zikir pakai ekstasi/narkoba dengan alasan biar bisa beribadah sehari semalam.

Ketua umum Forum Komunikasi Pemuda Indonesia (FKPI) Dedy Irsan, SH mengatakan pihaknya mendukung penuh upaya pemerintah khususnya dalam pemberantas narkotika.

"Kami FKPI bersama unsur pemuda dan masyarakat lainnya sangat mendukung langkah Pak Buwas dalam pemberantasan narkoba di negeri ini,"ungkap Ketum FKPI mengawali sambutan seminar nasional  Indonesia darurat narkoba yang berlangsung di Gelanggang Mahasiswa USU .

Hal yang sama juga dikatakan Wakil Ketua Umum FKPI, M Eriansyah. bahwa kegiatan yang digelar FKPI ini disambut positif oleh masyarakat. “Tokoh pemuda dan ulama sangat memberi respon positif terhadap kegiatan ini,” jelas Eriansyah.

Menurutnya, narkoba sudah sangat menggerogoti sendi-sendi kehidupan berbangsa di Indonesia. “Untuk itu, kita anak-anak muda khususnya yang tergabung dalam FKPI akan terus membuat kegiatan yang bertajuk edukasi, terutama dalam kaitannya dengan pemberantasan narkotika,” terangnya.

Adapun kepengurusan FKPI Sumut sebagai Ketua Umum Dedy Irsan, SH, Sekjen Mhd.Furqan,S.Si.,M.Comp.Sc, Bendahara A.Wahab Matondang Wakil ketua M.Eriansyah, Wakil Sekjen Rinaldi SH, Wakil bendahara Pranoto SH.

Dalam seminar Nasional Indonesia darurat narkoba tersebut dihadiri tampak dihadiri Ketum FKPI Sumut, Dedy Irsan, Plt. Gubernur Sumut, H.Tengku Erry Nuradi, Wakapolda Sumut, Brigjen Pol Adi Prawoto, Kapolresta Medan Kombes Pol Mardiaz Kusin Dwihananto, Kasat Reskrim Polresta Medan,Kasat Res Narkoba Polres Pelabuhan Belawan, AKP Ichwan Lubis serta Wakasat Narkoba Polresta Medan dan Kepala Ombudsman Republik Indonesia (ORI), Perwakilan Sumatera Utara dan sejumlah elemen masyarakat, mahasiswa serta lembaga rehabilitasi pencegahan penyalahgunaan narkotika.(Abu/Man)  

Posting Komentar

Top